Gencatan Senjata di Suriah Permanen, Trump Cabut Sanksi Turki
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan Turki telah memberi tahu AS bahwa gencatan senjata di Suriah permanen. Karenanya, ia pun memerintahkan sanksi terhadap Turki atas serangannya di Suriah utara untuk dicabut.
"Saya yakin itu akan permanen," kata Trump di Gedung Putih.
"Karena itu saya telah menginstruksikan Menteri Keuangan untuk mencabut semua sanksi yang dijatuhkan pada 14 Oktober," imbuhnya
Meski begitu, ia menegaskan bahwa Washington memiliki hak untuk kembali menjatuhkan sanksi terhadap Ankara jika gagal memenuhi kewajibannya.
"Sanksi akan dicabut kecuali terjadi sesuatu yang tidak kita sukai," tegasnya seperti dilansir dari Xinhua, Kamis (24/10/2019).
Awal bulan ini, pemerintahan Trump memberlakukan serangkaian sanksi terhadap Turki atas operasi militernya di Suriah, termasuk sanksi terhadap beberapa departemen pemerintah Turki dan pemimpinya, tarif tambahan untuk impor baja dari negara itu, dan penangguhan negosiasi kesepakatan dagang AS-Turki. (Baca juga: Resmi, Trump Jatuhkan Sanksi kepada Turki )
Pernyataan Trump itu disampaikan hanya satu hari setelah Rusia dan Turki menandatangani perjanjian bersama untuk membangun zona aman di Suriah utara dengan syarat pasukan Kurdi menarik diri.
Menurut dokumen itu, pasukan Kurdi harus mundur dalam waktu 150 jam hingga kedalaman 30 km dari perbatasan Turki-Suriah di sisi Suriah. Pasukan Rusia dan Turki kemudian akan memulai patroli bersama di wilayah Operation Spring Peace yang dilakukan Turki di Suriah utara hingga kedalaman 10 km, tidak termasuk kota Qamishli.
"Negara-negara lain telah melangkah maju, mereka ingin membantu, dan kami pikir itu hebat," tukas Trump.
"Saya yakin itu akan permanen," kata Trump di Gedung Putih.
"Karena itu saya telah menginstruksikan Menteri Keuangan untuk mencabut semua sanksi yang dijatuhkan pada 14 Oktober," imbuhnya
Meski begitu, ia menegaskan bahwa Washington memiliki hak untuk kembali menjatuhkan sanksi terhadap Ankara jika gagal memenuhi kewajibannya.
"Sanksi akan dicabut kecuali terjadi sesuatu yang tidak kita sukai," tegasnya seperti dilansir dari Xinhua, Kamis (24/10/2019).
Awal bulan ini, pemerintahan Trump memberlakukan serangkaian sanksi terhadap Turki atas operasi militernya di Suriah, termasuk sanksi terhadap beberapa departemen pemerintah Turki dan pemimpinya, tarif tambahan untuk impor baja dari negara itu, dan penangguhan negosiasi kesepakatan dagang AS-Turki. (Baca juga: Resmi, Trump Jatuhkan Sanksi kepada Turki )
Pernyataan Trump itu disampaikan hanya satu hari setelah Rusia dan Turki menandatangani perjanjian bersama untuk membangun zona aman di Suriah utara dengan syarat pasukan Kurdi menarik diri.
Menurut dokumen itu, pasukan Kurdi harus mundur dalam waktu 150 jam hingga kedalaman 30 km dari perbatasan Turki-Suriah di sisi Suriah. Pasukan Rusia dan Turki kemudian akan memulai patroli bersama di wilayah Operation Spring Peace yang dilakukan Turki di Suriah utara hingga kedalaman 10 km, tidak termasuk kota Qamishli.
"Negara-negara lain telah melangkah maju, mereka ingin membantu, dan kami pikir itu hebat," tukas Trump.
(ian)