Prancis Akan Biayai Senjata Ukraina dengan Dana Rusia
loading...
A
A
A
PARIS - Pemerintah Prancis telah mengumumkan bahwa mereka akan menggunakan sebagian dari hasil dari aset Rusia yang dibekukan untuk membiayai pembelian senjata bagi Ukraina.
Langkah tersebut dilakukan setelah Kyiv meminta Paris untuk mempercepat pengiriman senjata.
Negara-negara Barat telah membekukan aset Rusia senilai USD300 miliar sebagai respons atas invasi Moskow terhadap Ukraina.
Sementara Kyiv dan beberapa pendukungnya di Eropa berulang kali mendesak untuk menyita dana tersebut secara keseluruhan, Uni Eropa sejauh ini gagal menemukan metode hukum untuk melakukannya.
Meskipun demikian, Komisi Eropa setuju pada bulan Juni untuk menyediakan hasil sebesar €1,5 miliar (USD1,6 miliar) dari aset Rusia untuk bantuan ke Ukraina.
“Komisi Eropa telah sepakat dengan Direktorat Jenderal Persenjataan Prancis untuk menggunakan dana ini guna segera mendapatkan amunisi, artileri, dan peralatan pertahanan udara prioritas bagi Ukraina dari industri Prancis senilai 300 juta euro [USD332 juta] pada tahun 2024,” kata Kementerian Pertahanan Prancis dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (8/9/2024).
“Ini adalah kesempatan untuk terus meningkatkan industri Prancis dalam mendukung Ukraina,” lanjut pernyataan tersebut.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mendesak Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat pada bulan ini untuk mempercepat pengiriman senjata karena pasukan Kyiv tidak mampu menahan kemajuan pasukan Rusia yang terus-menerus di Donbas.
“Keputusan diperlukan, begitu pula logistik yang tepat waktu untuk paket bantuan yang diumumkan,” katanya.
Moskow bersikeras bahwa pembekuan asetnya di luar negeri adalah ilegal menurut hukum internasional dan sama saja dengan pencurian.
“Respons Moskow yang tak terelakkan akan sangat merugikan Brussels,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova pada bulan Juni.
Lihat Juga: Rusia Peringatkan Serangan Israel di Fasilitas Nuklir Sipil Iran akan Jadi Provokasi Serius
Langkah tersebut dilakukan setelah Kyiv meminta Paris untuk mempercepat pengiriman senjata.
Negara-negara Barat telah membekukan aset Rusia senilai USD300 miliar sebagai respons atas invasi Moskow terhadap Ukraina.
Sementara Kyiv dan beberapa pendukungnya di Eropa berulang kali mendesak untuk menyita dana tersebut secara keseluruhan, Uni Eropa sejauh ini gagal menemukan metode hukum untuk melakukannya.
Meskipun demikian, Komisi Eropa setuju pada bulan Juni untuk menyediakan hasil sebesar €1,5 miliar (USD1,6 miliar) dari aset Rusia untuk bantuan ke Ukraina.
“Komisi Eropa telah sepakat dengan Direktorat Jenderal Persenjataan Prancis untuk menggunakan dana ini guna segera mendapatkan amunisi, artileri, dan peralatan pertahanan udara prioritas bagi Ukraina dari industri Prancis senilai 300 juta euro [USD332 juta] pada tahun 2024,” kata Kementerian Pertahanan Prancis dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (8/9/2024).
“Ini adalah kesempatan untuk terus meningkatkan industri Prancis dalam mendukung Ukraina,” lanjut pernyataan tersebut.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mendesak Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat pada bulan ini untuk mempercepat pengiriman senjata karena pasukan Kyiv tidak mampu menahan kemajuan pasukan Rusia yang terus-menerus di Donbas.
“Keputusan diperlukan, begitu pula logistik yang tepat waktu untuk paket bantuan yang diumumkan,” katanya.
Moskow bersikeras bahwa pembekuan asetnya di luar negeri adalah ilegal menurut hukum internasional dan sama saja dengan pencurian.
“Respons Moskow yang tak terelakkan akan sangat merugikan Brussels,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova pada bulan Juni.
Lihat Juga: Rusia Peringatkan Serangan Israel di Fasilitas Nuklir Sipil Iran akan Jadi Provokasi Serius
(mas)