Jenderal Top Ukraina Akui Kegagalan Utama di Kursk Rusia

Rabu, 28 Agustus 2024 - 07:45 WIB
loading...
Jenderal Top Ukraina...
Prajurit Rusia mengarahkan peluncur roket ganda 122 mm gerak sendiri Grad di wilayah perbatasan wilayah Kursk, Rusia. Foto/Kemhan Rusia/AP
A A A
KIEV - Serangan militer Ukraina ke Wilayah Kursk merupakan langkah berisiko tinggi yang bertujuan memaksa Rusia mengalihkan pasukan dari sektor utama garis depan, tetapi Moskow tidak terpancing.

Pengakuan itu diungkap komandan tertinggi Ukraina Kolonel Jenderal Aleksandr Syrsky dalam konferensi pers di Kiev pada Selasa (27/8/2024).

“Salah satu tugas dalam melakukan operasi ofensif ke arah Kursk adalah mengalihkan pasukan musuh yang signifikan dari arah lain, terutama arah Pokrovsk dan Kurakhovsk,” ujar dia.

“Tentu saja, musuh memahami hal ini, jadi mereka terus memfokuskan upaya utamanya pada arah Pokrovsk, tempat unit-unit mereka yang paling siap tempur terkonsentrasi,” papar dia.

“Musuh mencoba menarik pasukan dari arah lain, sementara di arah Pokrovsk, sebaliknya, mereka meningkatkan upayanya,” klaim Syrsky, yang menggambarkan situasi di Pokrovsk dan Kurakhovsk sebagai “cukup sulit” bagi Angkatan Bersenjata Ukraina.

Terletak di sebelah barat Republik Rakyat Donetsk Rusia, Pokrovsk dan Kurakhovsk berada di jalur pasokan utama yang menghubungkan Donetsk dengan Dnepropetrovsk dan Zaporozhye.

Pokrovsk adalah pusat logistik utama bagi Angkatan Bersenjata Ukraina, yang telah memperkuat kota tersebut sejak 2014.

Pasukan Rusia telah melakukan serangan besar-besaran terhadap Pokrovsk dalam beberapa pekan terakhir, dengan pejabat Amerika mengakui pada Senin bahwa Rusia telah membuat "kemajuan bertahap" menuju kota tersebut.

Pasukan Ukraina menyerbu Wilayah Kursk Rusia pada tanggal 6 Agustus, dalam serangan terbesar di wilayah Rusia yang diakui secara internasional sejak pecahnya permusuhan pada bulan Februari 2022.

Kemajuan tersebut dengan cepat dihentikan oleh militer Rusia, tetapi pertempuran di wilayah tersebut terus berlanjut, dan pasukan Ukraina masih menguasai sejumlah permukiman di daerah perbatasan.

Menurut angka terbaru dari Kementerian Pertahanan Rusia, serangan itu telah menyebabkan Ukraina kehilangan lebih dari 6.600 personel, 73 tank, dan lebih dari 500 kendaraan lapis baja.

Pimpinan Ukraina tidak konsisten dalam menjelaskan tujuannya untuk operasi Kursk. Awalnya, kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan perebutan wilayah Rusia diperlukan untuk mengintimidasi publik Rusia dan memperoleh posisi yang lebih kuat selama perundingan damai dengan Moskow.

Pesan tersebut kemudian berubah, dengan Zelensky mengklaim dia bertujuan menciptakan zona penyangga di dalam wilayah Rusia dan mencegah Moskow memerintahkan serangan ke Wilayah Sumy Ukraina, yang berbatasan dengan Kursk.

Namun, sumber anonim telah memberi tahu The Economist bahwa Syrsky hampir dipecat pada awal Agustus, dan memerintahkan operasi Kursk karena "putus asa."

Menghadapi kerugian yang meningkat di Donbass, tujuan utama Syrsky "adalah untuk menarik pasukan (Rusia) menjauh dari cengkeraman Donbass, dan untuk menciptakan alat tawar-menawar untuk setiap negosiasi di masa mendatang," majalah Inggris itu melaporkan pekan lalu.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1458 seconds (0.1#10.140)