Macron Sangkal Penangkapan Miliarder Bos Telegram Pavel Durov Bermotif Politik

Selasa, 27 Agustus 2024 - 10:58 WIB
loading...
A A A
Telegram mengatakan sebagai tanggapan bahwa Durov tidak menyembunyikan apa pun dan sering bepergian ke Eropa.

"Telegram mematuhi hukum Uni Eropa, termasuk Undang-Undang Layanan Digital—moderasinya sesuai dengan standar industri," imbuh perusahaan tersebut.

"Tidak masuk akal untuk mengklaim bahwa platform atau pemiliknya bertanggung jawab atas penyalahgunaan platform tersebut."

Telegram telah memposisikan dirinya sebagai alternatif "netral" untuk platform milik AS, yang telah dikritik karena eksploitasi komersial terhadap data pribadi pengguna.

Telegram juga memainkan peran penting sejak invasi Rusia ke Ukraina, yang digunakan secara aktif oleh politisi dan komentator di kedua belah pihak yang bertikai.

Namun, para kritikus menuduhnya sering kali memuat konten ilegal mulai dari gambar seksual ekstrem hingga disinformasi dan juga layanan narkotika.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Moskow tidak menerima informasi apa pun dari Prancis tentang mengapa Durov ditahan, dengan mengatakan: "Kami tidak tahu secara konkret apa yang dituduhkan kepada Durov".

Elon Musk, yang memimpin Tesla dan X, mengunggah tanda pagar (tagar) #FreePavel di platformnya dan berkomentar dalam bahasa Prancis, "Liberte Liberte! Liberte?" (Kebebasan, Kebebasan! Kebebasan?).

Macron mengatakan bahwa meskipun Prancis sangat berkomitmen pada kebebasan berekspresi dan berkomunikasi, kebebasan tersebut ditegakkan dalam kerangka hukum. "Baik di media sosial maupun dalam kehidupan nyata," katanya.

"Terserah kepada peradilan, dengan independensi penuh, untuk menegakkan hukum," katanya lagi.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
Ukraina Kehabisan Rudal...
Ukraina Kehabisan Rudal ATACMS Amerika untuk Melawan Rusia
Trump Peringatkan Putin:...
Trump Peringatkan Putin: Menolak Gencatan Senjata Akan Sangat Menghancurkan bagi Rusia
Jenderal Tertinggi Rusia:...
Jenderal Tertinggi Rusia: Pasukan Ukraina Dikepung di Kursk
Ukraina Setuju Gencatan...
Ukraina Setuju Gencatan Senjata 30 Hari, Ini Respons Rusia
Putin: Tentara Bayaran...
Putin: Tentara Bayaran Asing yang Bela Ukraina Dianggap Teroris!
4 Negara Anggota NATO...
4 Negara Anggota NATO yang Berdekatan dengan Rusia, Nomor 3 Paling Rawan Diinvasi
7 Negara yang Berebut...
7 Negara yang Berebut Kekuasaan di Arktik, Rusia Jadi Jagoannya
AS Minta Ukraina Relakan...
AS Minta Ukraina Relakan Wilayah yang Direbut Rusia selama Perang
Rekomendasi
Ketika Prabowo Cari...
Ketika Prabowo Cari Jaksa Agung: Nggak Hadir Ya, Lagi Ngejar-ngejar Orang
Shahabi Sakri Jadi Saingan...
Shahabi Sakri Jadi Saingan Ajil Ditto? Rebutin Davina Karamoy di Series Culture Shock!
PSI Yakin Ada Alasan...
PSI Yakin Ada Alasan Kuat di Balik Penundaan Pengangkatan CPNS dan PPPK
Berita Terkini
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
43 menit yang lalu
Bosnia Buru Presiden,...
Bosnia Buru Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Parlemen Republika Srpska
1 jam yang lalu
Penjualan Mobil Anjlok,...
Penjualan Mobil Anjlok, Volkswagen akan Produksi Senjata dan Peralatan Militer
2 jam yang lalu
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
3 jam yang lalu
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 jam yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
4 jam yang lalu
Infografis
Bos Intelijen AS Pilihan...
Bos Intelijen AS Pilihan Trump Dituduh Sebagai Aset Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved