Pelabuhan Mesir Jadi Titik Pasokan Utama bagi Israel selama Genosida Gaza

Jum'at, 23 Agustus 2024 - 20:44 WIB
loading...
Pelabuhan Mesir Jadi...
Kapal kargo Lucy Borchard, yang berlayar di bawah bendera Antigua dan Barbuda dan dimiliki perusahaan di Jerman, merupakan salah satu kapal yang paling sering berlayar antara pelabuhan Mesir dan Israel. Foto/Wikimedia commons
A A A
KAIRO - Pelabuhan-pelabuhan laut di Mesir telah berubah menjadi titik penting bagi kapal kargo dan semen yang mengangkut barang ke dan dari Israel selama periode perang Gaza.

Kabar itu diungkap dalam penyelidikan sumber terbuka. Pengungkapan itu terjadi saat Israel melanjutkan serangan mematikan dan blokade laut, darat, dan udara yang mencekik di Jalur Gaza, menewaskan lebih dari 40.000 warga Palestina sejak 7 Oktober dan membuat sebagian besar penduduk ke ambang kelaparan.

Penyelidikan, yang diterbitkan pada Kamis (22/8/2024) oleh Arabi Post, melacak aktivitas 19 kapal selama tiga bulan terakhir, menggunakan data maritim sumber terbuka untuk melacak rute laut kapal-kapal ini, yang terbatas pada perjalanan bolak-balik antara pelabuhan Israel dan Mesir.

Selama periode yang sama, tidak ada kapal dari negara-negara Arab selain Mesir yang tiba di pelabuhan Israel, outlet berita daring itu melaporkan.

Pelabuhan-pelabuhan Mesir merupakan titik vital untuk mengangkut barang ke dan dari Israel karena kedekatannya dengan pelabuhan Israel, khususnya Pelabuhan Ashdod, yang berjarak sekitar 29 kilometer dari Gaza, serta Pelabuhan Haifa yang strategis.

Kedekatan geografis pelabuhan tersebut mengurangi biaya pengiriman, yang pada gilirannya tercermin pada harga barang yang dikirim melalui laut.

Pelacakan yang dilakukan Arabi Post terhadap kapal-kapal yang secara teratur mengangkut muatan mereka ke Israel dari Mesir didasarkan pada data dari aktivitas 8 pelabuhan, 2 di antaranya adalah Ashdod dan Haifa, dan 6 pelabuhan Mesir yang terletak di Laut Mediterania: Port Said, al-Arish, Abu Qir, Alexandria, Dekheila, dan Damietta.

“19 kapal tersebut termasuk tujuh kapal kargo peti kemas, enam kapal pengangkut semen, lima kapal kargo umum, dan satu kapal pengangkut curah, yang mengangkut barang-barang yang tidak dikemas seperti biji-bijian, gula, dan batu bara,” ungkap laporan Arabi Post.

Penyelidikan menunjukkan selama tiga bulan terakhir, dari awal Juni hingga 22 Agustus, 12 kapal (tujuh kapal kontainer dan lima kapal kargo umum) terutama beroperasi antara Alexandria, Damietta, Dekheila, Port Said, dan al-Arish, dan antara pelabuhan Israel Haifa dan Ashdod.

Kapal-kapal ini berlayar di bawah bendera Panama, Liberia, Israel, Mesir, Antigua dan Barbuda, Singapura, dan Saint Kitts dan Nevis.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1453 seconds (0.1#10.140)