Angkatan Laut AS dan Prancis Gelar Latihan Gabungan di Laut Filipina
loading...
A
A
A
MANILA - Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) dan Prancis melakukan latihan gabungan di perairan Laut Filipina, menurut Armada Ketujuh Angkatan Laut AS.
"Armada ke-7 AS mengambil langkah-langkah rutin untuk memajukan interoperabilitas kami dengan sekutu dan mitra di Indo-Pasifik, seperti yang kami lakukan selama operasi bilateral pekan ini dengan sekutu lama Angkatan Laut Prancis kami," ungkap Wakil Laksamana Fred Kacher, komandan Armada Ketujuh pada Kamis (15/8/2024).
“Kegiatan tersebut melibatkan USS Dewey (DDG 105), kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke dari Angkatan Laut AS, bersama dengan FS Bretagne (D655), fregat kelas Aquitaine milik Angkatan Laut Prancis,” papar pernyataan tersebut.
Kapal-kapal tersebut melakukan manuver dalam formasi, berlatih komunikasi bersama, dan melaksanakan simulasi operasi pengisian bahan bakar saat berada di laut, menurut pernyataan tersebut.
AS dan sekutunya terus meningkatkan kehadiran militer di wilayah Asia untuk menghadapi meningkatnya pengaruh China.
AS dan sekutunya menganggap China sebagai salah satu ancaman. Beijing menilai AS terus mengganggu stabilitas regional dengan berbagai aktivitas militernya.
Lihat Juga: Kisah Pascal, Diaspora Lulusan University of Notre Dame yang Geluti Dunia Teater di New York
"Armada ke-7 AS mengambil langkah-langkah rutin untuk memajukan interoperabilitas kami dengan sekutu dan mitra di Indo-Pasifik, seperti yang kami lakukan selama operasi bilateral pekan ini dengan sekutu lama Angkatan Laut Prancis kami," ungkap Wakil Laksamana Fred Kacher, komandan Armada Ketujuh pada Kamis (15/8/2024).
“Kegiatan tersebut melibatkan USS Dewey (DDG 105), kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke dari Angkatan Laut AS, bersama dengan FS Bretagne (D655), fregat kelas Aquitaine milik Angkatan Laut Prancis,” papar pernyataan tersebut.
Kapal-kapal tersebut melakukan manuver dalam formasi, berlatih komunikasi bersama, dan melaksanakan simulasi operasi pengisian bahan bakar saat berada di laut, menurut pernyataan tersebut.
AS dan sekutunya terus meningkatkan kehadiran militer di wilayah Asia untuk menghadapi meningkatnya pengaruh China.
AS dan sekutunya menganggap China sebagai salah satu ancaman. Beijing menilai AS terus mengganggu stabilitas regional dengan berbagai aktivitas militernya.
Lihat Juga: Kisah Pascal, Diaspora Lulusan University of Notre Dame yang Geluti Dunia Teater di New York
(sya)