Rezim Kim Jong-un Terus Kembangkan Bom Nuklir Sambil Hindari Sanksi

Sabtu, 07 September 2019 - 02:13 WIB
Rezim Kim Jong-un Terus Kembangkan Bom Nuklir Sambil Hindari Sanksi
Rezim Kim Jong-un Terus Kembangkan Bom Nuklir Sambil Hindari Sanksi
A A A
SEOUL - Rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Korea Utara (Korut) masih melanjutkan program pengembangan bom nuklirnya sambil menghindari sanksi internasional. Hal itu terungkap dari laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Laporan PBB keluar setelah Korut melakukan serangkaian uji coba rudal yang selalu dianggap remeh oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump.

Rezim Kim Jong-un yang mengisolasi diri telah mendeklarasikan moratorium uji coba senjata nuklir dan peluncuran rudal jarak jauh. Pada tahun lalu, Pyongyang mengatakan tempat uji bom atom Punggye-ri akan dibongkar karena tidak diperlukan lagi.

Tetapi laporan oleh panel ahli PBB, yang diterbitkan hari Kamis, mengatakan bahwa meskipun ada langkah-langkah moratorium uji coba senjata nuklir, pengembangan hulu ledak nuklir Pyongyang tidak berhenti.

"Program nuklir Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) terus beroperasi, meskipun tidak ada pengujian (senjata) nuklir dan penutupan lokasi tes di Punggye-ri," bunyi laporan panel ahli PBB, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (7/9/2019).

Trump telah memulai diplomasi pribadi dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un sejak beberapa bulan lalu dalam upaya yang sejauh ini gagal membujuk Kim untuk melucuti persenjataan atomnya.

Pembicaraan antara kedua negara telah terhenti selama berbulan-bulan sejak pertemuan puncak kedua di Hanoi antara Trump dan Kim gagal menghasilkan kesepakatan apa pun.

Salah satu poin penting pertemuan di Hanoi pada Februari lalu adalah masa depan kompleks nuklir Yongbyon di Korea Utara yang telah berusia puluhan tahun. Situs itu telah lama menjadi jantung dari program atom Pyongyang, tetapi tetap terjaga kerahasiaannya.

"Satu negara anggota PBB menilai bahwa fasilitas pengayaan uranium Yongbyon terus beroperasi antara awal Februari hingga awal Agustus," imbuh laporan PBB.

Dalam periode itu tidak ada tanda reaktor utama Yongbyon yang telah dioperasikan, tetapi pembangunan reaktor air ringan berlanjut."Sementara, aktivitas sesekali diamati di laboratorium radiokimia, mungkin untuk pemeliharaan," sambung laporan tersebut.

Trump sering menunjukkan tidak adanya uji coba senjata nuklir Korut dan penembakan rudal jarak jauh sejak akhir 2017 sebagai salah satu pencapaian diplomasinya.

Namun Korea Utara telah beberapa kali melakukan uji coba rudal jarak pendek dalam beberapa pekan terakhir, yang menurut Trump merupakan hal yang standar. Trump mengaku tidak memiliki masalah dengan rentetan uji coba rudal itu.

"Dengan tes senjata baru-baru ini, Korea Utara telah menunjukkan dapat menguasai komponen utama sistem rudal balistik, termasuk produksi bahan bakar roket padat...dan kapasitas untuk menembus sistem pertahanan rudal balistik," bunyi laporan PBB, mengutip pendapat dari sebuah negara anggota.

Korea Utara berada di bawah sanksi berat AS dan PBB atas program nuklirnya.

Panel PBB mengatakan telah menerima penilaian dari negara-negara anggota yang mengindikasikan Pyongyang telah melanggar batas tahunan 500.000 barel minyak olahan melalui transfer antarkapal "tanpa batas" dalam empat bulan pertama tahun ini.

Trump dan Kim sepakat untuk memulai kembali dialog tingkat kerja selama pertemuan dadakan di Zona Demiliterisasi yang membagi Korea Utara dan Korea Selatan pada Juni lalu. Namun, pembicaraan itu belum dimulai.

Pyongyang belum menanggapi seruan AS untuk datang ke meja perundingan. Korut bahkan memperingatkan bahwa harapan untuk melakukan perundingan nuklir dengan AS bisa hilang.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5542 seconds (0.1#10.140)