Pembelot Korut Paling Terkenal: Kim Jong-un Pengkhianat Komunis Sejati

Senin, 26 Agustus 2019 - 16:37 WIB
Pembelot Korut Paling...
Pembelot Korut Paling Terkenal: Kim Jong-un Pengkhianat Komunis Sejati
A A A
SEOUL - Pembelot Korea Utara (Korut) paling terkenal, Thae Yong-ho, mengatakan pemimpin negaranya; Kim Jong-un adalah pengkhianat ideologi komunis yang sejati. Menurutnya, pemerintahan komunis tidak mengenal penyerahan kekuasaan secara turun-temurun melalui sistem keturunan seperti raja.

Sebelum membelot ke Korea Selatan, Thae Yong-ho adalah Wakil Duta Besar Korea Utara untuk Inggris. Dia awalnya membelot ke Barat sebelum akhirnya mengungsi ke Korea Selatan tahun 2016.

"Korea Utara mengira saya adalah pengkhianat tetapi keluarga Kim adalah pengkhianat dari ideologi komunis dan sosialis sejati," kata Thae.

Meski mengaku tetap cinta pada negaranya, pembelot ini mengakui sistem kapitalis yang dia lihat di Barat jauh lebih baik daripada sistem di Korea Utara.

"Jadi untuk menjaga sistem itu (di Korea Utara), mereka harus memiliki kebijakan teror dan kekerasan tanpa ampun," kata Thae, dikutip news.com.au, Senin (26/8/2019).

Seperti banyak pembelot, Thae sekarang tinggal di Seoul. Tempatnya mengungsi hanya 50 km dari perbatasan Korea Utara. Menurutnya, Seoul adalah kota tanpa kekurangan daging dan keju. Dia bisa mendapatkan itu semua untuk sarapan setiap hari.

Dia sekarang seorang menjadi penulis populer dengan bukunya tentang kerja dalam rezim berjudul Cryptography From the Third-Floor Secretariat. Itu merupakan buku terlaris di Korea Selatan.

Minggu depan dia menuju ke Australia untuk menghadiri sebuah festival di Sydney Opera House. "Itu adalah satu-satunya negara berbahasa Inggris di Asia yang sangat penting, dan sebagai pembelajar bahasa Inggris, salah satu impian masa kecil saya adalah mengunjunginya," katanya.

Mustahil Serahkan Nuklir


Sebagai orang yang pernah bekerja untuk rezim Kim Jong-un, Thae tahu persis karakter pemimpin Korut tersebut. Menurutnya, Kim Jong-un mustahil untuk menyerahkan senjata nuklirnya.

“Orang Australia harus (bersikap) sangat kuat dengan Kim Jong-un. Dia mengatakan akan meninggalkan senjata nuklirnya tetapi itu hanya angan-angan. Dia tidak akan melakukan denuklirisasi dan Australia seharusnya tidak meremehkan karakter asli Kim Jong-un," katanya.

"Australia perlu bekerja sama dengan sekutunya untuk mencegah kemungkinan perang nuklir di Semenanjung Korea dan harus meningkatkan sanksi ekonomi sehingga sistem Kim Jong-un tidak berkelanjutan."

Melihat ke belakang, melarikan diri adalah hal yang pahit. Thae sangat tertinggal termasuk juga anggota keluarga. Dia takut rekan stafnya di kedutaan London menanggung beban pembelotannya.

“Saya merasa sangat menyesal atas apa yang saya lakukan pada rekan saya ketika saya pergi. Saya tidak bisa memberi tahu teman baik saya, dan duta besar saya dikirim kembali ke Korea Utara. Semua orang (di kedutaan) dikirim pulang. Saya belum pernah mendengar tentang mereka," ujarnya.

"Saya meminta belas kasihan pada Kim Jong-un, untuk tidak memberikan hukuman pada kolega saya karena pembelotan saya tidak ada hubungannya dengan mereka," paparnya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7377 seconds (0.1#10.140)