4 Negara Arab yang Marah dengan Serangan Bom Israel kepada Jamaah Salat Subuh di Sekolah Gaza
loading...
A
A
A
Ia menyerukan tindakan segera dari masyarakat internasional dan meminta Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan "kejahatan" Israel di Gaza, dengan menyebut situasi di sana sebagai ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri negara itu mengatakan pihaknya mengecam serangan itu dengan "istilah paling keras" dan menekankan bahwa "pembantaian massal" di daerah kantong itu "harus dihentikan".
Gaza "mengalami bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya karena pelanggaran hukum internasional yang terus berlanjut", kata kementerian itu.
Dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Kantor Berita Timur Tengah milik pemerintah, Kementerian Luar Negeri menuduh Israel berulang kali melakukan "kejahatan berskala besar" terhadap "warga sipil tak bersenjata" setiap kali ada desakan internasional untuk gencatan senjata.
Dikatakan bahwa serangan semacam itu mencerminkan "pengabaian yang belum pernah terjadi sebelumnya" terhadap hukum internasional.
Mesir, bersama dengan Qatar dan AS, membantu memediasi perundingan gencatan senjata yang dijadwalkan pada 15 Agustus.
3. Arab Saudi
Arab Saudi adalah negara terbaru yang menentang serangan militer Israel di sekolah al-Tabin di Kota Gaza.Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri negara itu mengatakan pihaknya mengecam serangan itu dengan "istilah paling keras" dan menekankan bahwa "pembantaian massal" di daerah kantong itu "harus dihentikan".
Gaza "mengalami bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya karena pelanggaran hukum internasional yang terus berlanjut", kata kementerian itu.
4. Mesir
Kementerian Luar Negeri Mesir dengan keras mengutuk serangan militer Israel di sekolah al-Tabin di Kota Gaza, dengan mengatakan hal itu menunjukkan Israel tidak punya "keinginan politik" untuk mengakhiri perang.Dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Kantor Berita Timur Tengah milik pemerintah, Kementerian Luar Negeri menuduh Israel berulang kali melakukan "kejahatan berskala besar" terhadap "warga sipil tak bersenjata" setiap kali ada desakan internasional untuk gencatan senjata.
Dikatakan bahwa serangan semacam itu mencerminkan "pengabaian yang belum pernah terjadi sebelumnya" terhadap hukum internasional.
Mesir, bersama dengan Qatar dan AS, membantu memediasi perundingan gencatan senjata yang dijadwalkan pada 15 Agustus.
(ahm)