AS dan Korut Segera Kembali ke Meja Perundingan
A
A
A
SEOUL - Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara (Korut) diperkirakan akan segera kembali membuka pembicaraan denuklirisasi. Hal itu dikatakan oleh pejabat senior Korea Selatan (Korsel), Wakil Penasihat Keamanan Nasional Kim Hyun-chong.
Kim Hyun-chong mengungkapkan hal itu setelah melakukan pertemuan dengan utusan AS untuk Korut, Stephen Biegun di Ibu Kota Korsel, Seoul.
"Kesan saya adalah bahwa Korea Utara dan Amerika Serikat akan segera melakukan dialog, dan itu akan berjalan dengan baik," kata Kim kepada wartawan setelah pertemuan satu jam, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut seperti dilansir dari Reuters, Kamis (22/8/2019).
Kim mengatakan Biegun menyatakan terima kasih atas tanggapan Korsel yang tahan terhadap kritik dari Korut.
Biegun, yang memimpin perundingan tingkat kerja, mengatakan pada hari Rabu bahwa ia siap "untuk terlibat" begitu rekan-rekannya dari Korut siap melakukan dialog.
Pembicaraan yang ditujukan untuk membongkar program nuklir dan rudal Korut telah terhenti sejak pertemuan puncak kedua yang gagal antara Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong-un di Vietnam pada bulan Februari lalu.
Trump dan Kim kemudian kembali bertemu pada bulan Juni di perbatasan antar-Korea. Keduanya setuju untuk membuka kembali negosiasi tingkat kerja.
Meski begitu Korut telah menembakkan serangkaian rudal jarak pendek sejak itu, mengecam latihan militer gabungan AS-Korsel dan pengadopsian senjata baru. Korut juga mengecam Presiden Korsel Moon Jae-in dengan menyebutnya "kurang ajar".
Sebelumnya seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut menyoroti masalah akuisisi jet tempur siluman F-35 AS oleh Korsel. Ia mengatakan Korut tidak tertarik dengan dialog yang "disertai dengan ancaman militer".
Kim Hyun-chong mengungkapkan hal itu setelah melakukan pertemuan dengan utusan AS untuk Korut, Stephen Biegun di Ibu Kota Korsel, Seoul.
"Kesan saya adalah bahwa Korea Utara dan Amerika Serikat akan segera melakukan dialog, dan itu akan berjalan dengan baik," kata Kim kepada wartawan setelah pertemuan satu jam, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut seperti dilansir dari Reuters, Kamis (22/8/2019).
Kim mengatakan Biegun menyatakan terima kasih atas tanggapan Korsel yang tahan terhadap kritik dari Korut.
Biegun, yang memimpin perundingan tingkat kerja, mengatakan pada hari Rabu bahwa ia siap "untuk terlibat" begitu rekan-rekannya dari Korut siap melakukan dialog.
Pembicaraan yang ditujukan untuk membongkar program nuklir dan rudal Korut telah terhenti sejak pertemuan puncak kedua yang gagal antara Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong-un di Vietnam pada bulan Februari lalu.
Trump dan Kim kemudian kembali bertemu pada bulan Juni di perbatasan antar-Korea. Keduanya setuju untuk membuka kembali negosiasi tingkat kerja.
Meski begitu Korut telah menembakkan serangkaian rudal jarak pendek sejak itu, mengecam latihan militer gabungan AS-Korsel dan pengadopsian senjata baru. Korut juga mengecam Presiden Korsel Moon Jae-in dengan menyebutnya "kurang ajar".
Sebelumnya seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut menyoroti masalah akuisisi jet tempur siluman F-35 AS oleh Korsel. Ia mengatakan Korut tidak tertarik dengan dialog yang "disertai dengan ancaman militer".
(ian)