Respons Yordania Ketika Wilayah Udaranya Bakal Jadi Medan Perang Israel-Iran

Jum'at, 09 Agustus 2024 - 14:23 WIB
loading...
Respons Yordania Ketika...
Yordania tegas menolak wilayah udaranya dipakai Iran maupun Israel untuk perang. Foto/Begin-Sadat Center for Strategic Studies
A A A
JAKARTA - Ketika Iran dan Israel di ambang perang, wilayah udara Yordania menjadi ruang potensial yang bisa dipakai Teheran maupun Tel Aviv untuk saling serang.

Apa respons Yordania? Wakil Perdana Menteri yang juga Menteri Luar Negeri dan Ekspatriat, Ayman Safadi, tegas mengatakan bahwa Yordania tidak akan mengizinkan siapa pun melanggar wilayah udaranya.

"Pesan kami jelas kepada Iran dan Israel bahwa kami tidak akan menjadi medan pertempuran bagi siapa pun dan kami tidak akan mengizinkan siapa pun melanggar wilayah udara kami," kata Safadi kepada CNN pada Rabu (7/8/2024).



"Tanggung jawab utama kami terhadap rakyat kami adalah melindungi kedaulatan negara kami dan keselamatan rakyat kami," ujar diplomat tersebut.

"Jadi posisi kami adalah tidak seorang pun boleh menggunakan wilayah udara kami dan tidak seorang pun boleh menempatkan rakyat kami pada risiko proyektil apa pun yang jatuh di bagian mana pun dari tanah kami dan melukai rakyat kami," lanjut dia.

"Dan ini adalah posisi yang telah kami komunikasikan kepada Iran dan Israel dengan istilah yang jelas dan kami tidak akan menjadi medan perang dalam konfrontasi yang hanya akan menyebabkan lebih banyak kerusakan dan kerugian dan tidak akan mengakhiri pendudukan dan tidak akan mengakhiri konfrontasi antara Iran dan Israel, ini hanyalah putaran konfrontasi bersama lainnya di mana kami tidak akan jatuh di tengah-tengah dan tidak akan membiarkan keamanan dan keselamatan kami terancam."

Situasi Memanas, Yordania Dekati Iran


Safadi sebelumnya melakukan perjalanan ke Iran pada Minggu (4/8/2024) untuk membahas perkembangan regional dengan koleganya dari Iran, Ali Bagheri Kani.



Safadi adalah menteri luar negeri Yordania pertama yang melakukan kunjungan resmi ke Republik Islam Iran sejak tahun 2015.
Perjalanannya dilakukan saat kawasan tersebut mengantisipasi serangan Iran terhadap Israel untuk membalas pembunuhan kepala politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada 31 Juli.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1429 seconds (0.1#10.140)