3 Penyebab Israel Mudah Menyusup di Iran, Salah Satunya Terlalu Dianggap Remeh
loading...
A
A
A
Kejadian semacam itu memperkuat indikasi bahwa Israel memiliki jaringan kuat di Iran. Tak hanya mampu menggunakan senjata canggih, mereka memiliki informasi terperinci tentang pergerakan target utama, dan bisa melakukan pembunuhan rumit serta menghilang tanpa jejak.
Terbaru, pembunuhan Haniyeh akan menjadi peringatan bahwa infiltrasi jaringan Israel masih tampak luas di Iran.
Selain itu, insiden tersebut akan tercatat dalam sejarah sebagai salah satu penyusupan paling luar biasa Israel di Iran selama beberapa dekade terakhir.
Sedikit dijelaskan di atas, pembunuhan pejabat atau tokoh penting di Iran telah berlangsung lama. Bedanya, dulu Israel lebih mengkhususkan serangan-serangannya terhadap program nuklir Iran.
Menanggapi kejadian-kejadian berulang di negaranya, Iran sepertinya belum menemukan solusi. Alih-alih memperbaiki kinerja intelijen atau pencegahan penyusupan agen Israel, mereka justru tampak lebih suka memperkuat proksinya di negara-negara tetangga.
Hal ini bisa dilihat tentang perkembangan Hizbullah di Lebanon atau Houthi di Yaman. Kabar buruknya, langkah semacam ini belum terbukti efektif dan justru membuat Israel leluasa melancarkan serangan balik dari ‘bayangan’.
Kepiawaian intelijen Israel dalam mengeksekusi targetnya memang bukan bualan belaka. Tercatat, sudah banyak tokoh-tokoh penting yang berhasil mereka singkirkan di Iran.
Terlepas dari kinerja intelijennya, mungkin banyak orang yang bertanya-tanya mengenai kekuatan mata-mata Israel yang sering menembus Iran.
Dari sekian poin, ada satu potensi yang memungkinkan Tel Aviv juga dibantu sekutunya di Barat.
Sebagaimana diketahui, negara-negara sekutu Israel seperti Amerika Serikat juga punya badan intelijen mumpuni. Bisa saja, mereka ikut memberikan informasi penting yang berguna bagi jalannya misi intelijen Israel di Iran.
Terbaru, pembunuhan Haniyeh akan menjadi peringatan bahwa infiltrasi jaringan Israel masih tampak luas di Iran.
Selain itu, insiden tersebut akan tercatat dalam sejarah sebagai salah satu penyusupan paling luar biasa Israel di Iran selama beberapa dekade terakhir.
2. Iran Terlalu Menganggap Remeh Israel
Sedikit dijelaskan di atas, pembunuhan pejabat atau tokoh penting di Iran telah berlangsung lama. Bedanya, dulu Israel lebih mengkhususkan serangan-serangannya terhadap program nuklir Iran.
Menanggapi kejadian-kejadian berulang di negaranya, Iran sepertinya belum menemukan solusi. Alih-alih memperbaiki kinerja intelijen atau pencegahan penyusupan agen Israel, mereka justru tampak lebih suka memperkuat proksinya di negara-negara tetangga.
Hal ini bisa dilihat tentang perkembangan Hizbullah di Lebanon atau Houthi di Yaman. Kabar buruknya, langkah semacam ini belum terbukti efektif dan justru membuat Israel leluasa melancarkan serangan balik dari ‘bayangan’.
3. Potensi Bantuan Sekutu
Kepiawaian intelijen Israel dalam mengeksekusi targetnya memang bukan bualan belaka. Tercatat, sudah banyak tokoh-tokoh penting yang berhasil mereka singkirkan di Iran.
Terlepas dari kinerja intelijennya, mungkin banyak orang yang bertanya-tanya mengenai kekuatan mata-mata Israel yang sering menembus Iran.
Dari sekian poin, ada satu potensi yang memungkinkan Tel Aviv juga dibantu sekutunya di Barat.
Sebagaimana diketahui, negara-negara sekutu Israel seperti Amerika Serikat juga punya badan intelijen mumpuni. Bisa saja, mereka ikut memberikan informasi penting yang berguna bagi jalannya misi intelijen Israel di Iran.