Diplomat Palestina Bandingkan Pemboman Hiroshima dan Genosida Israel di Gaza
loading...
A
A
A
Memperhatikan bagaimana para penyintas pemboman Hiroshima “menjadi saksi kengerian yang tak terkatakan”, Siam mengatakan, “Kami juga menanggung luka-luka dari kampanye tanpa henti untuk menghapus kami.”
Para penyintas pemboman dikenal sebagai “Hibakusha”.
Tanpa menyebutkan kehadiran perwakilan Israel di acara tersebut, diplomat Palestina tersebut menyatakan “kekecewaan dan frustrasi yang mendalam bahwa kota Hiroshima, simbol perdamaian, telah memilih untuk dibajak oleh para penindas dan pendukung mereka sambil mengecualikan para korban.”
“Undangan yang diberikan kepada mereka yang terus menerus membuat kami menderita, dan ketiadaan suara kita, merusak prinsip-prinsip keadilan yang diperjuangkan Hiroshima,” tegas Siam.
Memuji pemerintah daerah Nagasaki yang memutuskan untuk tidak mengundang pejabat Israel, Siam berkata, "Kami menyerukan kepada Kota Hiroshima untuk mengambil sikap jujur terhadap yang tertindas, untuk menghormati komitmennya terhadap perdamaian dengan mengakui dan menyertakan perspektif yang tertindas dan mengecualikan para penindas."
Diplomat Palestina itu mengatakan, “Menuntut diakhirinya pendudukan Israel bukanlah permohonan untuk beramal atau bersimpati tetapi ini adalah tuntutan keadilan, bagi dunia untuk menegakkan prinsip-prinsip yang sering dikhotbahkannya tetapi jarang dipraktikkan."
"Sudah waktunya untuk menegakkan aturan hukum dan hukum internasional terhadap negara nakal Israel," pungkas dia, menegaskan penjajahan Israel yang telah berlangsung sejak 1948 di tanah Palestina.
Para penyintas pemboman dikenal sebagai “Hibakusha”.
Tanpa menyebutkan kehadiran perwakilan Israel di acara tersebut, diplomat Palestina tersebut menyatakan “kekecewaan dan frustrasi yang mendalam bahwa kota Hiroshima, simbol perdamaian, telah memilih untuk dibajak oleh para penindas dan pendukung mereka sambil mengecualikan para korban.”
“Undangan yang diberikan kepada mereka yang terus menerus membuat kami menderita, dan ketiadaan suara kita, merusak prinsip-prinsip keadilan yang diperjuangkan Hiroshima,” tegas Siam.
Memuji pemerintah daerah Nagasaki yang memutuskan untuk tidak mengundang pejabat Israel, Siam berkata, "Kami menyerukan kepada Kota Hiroshima untuk mengambil sikap jujur terhadap yang tertindas, untuk menghormati komitmennya terhadap perdamaian dengan mengakui dan menyertakan perspektif yang tertindas dan mengecualikan para penindas."
Diplomat Palestina itu mengatakan, “Menuntut diakhirinya pendudukan Israel bukanlah permohonan untuk beramal atau bersimpati tetapi ini adalah tuntutan keadilan, bagi dunia untuk menegakkan prinsip-prinsip yang sering dikhotbahkannya tetapi jarang dipraktikkan."
"Sudah waktunya untuk menegakkan aturan hukum dan hukum internasional terhadap negara nakal Israel," pungkas dia, menegaskan penjajahan Israel yang telah berlangsung sejak 1948 di tanah Palestina.
(sya)