Carut Marut Bangladesh, Ini Pemimpin yang Didukung AS Menggantikan Sheikh Hasina

Rabu, 07 Agustus 2024 - 07:10 WIB
loading...
A A A
“(Yunus) memiliki beasiswa Fulbright. Siapa pun yang tahu tentang beasiswa Fulbright di negara-negara dunia ketiga, Anda tahu bahwa di sanalah CIA menyaring calon-calon muda yang cemerlang,” ungkap analis tersebut.

“Dia pernah mengikuti pelatihan di AS, menduduki jabatan dan masa jabatan di universitas AS, memiliki koneksi di AS, memperoleh medali kehormatan dari AS, presiden dan kongres. Dan, yang terpenting, dia memperkuat kebijakan geoekonomi AS dengan pinjaman mikro,” papar dia.

Menurut Departemen Luar Negeri AS, Yunus ditawari beasiswa Fulbright untuk belajar di AS pada tahun 1965.

Dia kemudian menerima gelar doktor di bidang ekonomi dari Universitas Vanderbilt di negara bagian Tennessee, AS, melalui program pascasarjana di bidang Pembangunan Ekonomi (GPED) pada tahun 1971.

Pada tahun 2006, dia dan rekannya menerima Penghargaan Nobel Perdamaian atas “upaya melalui kredit mikro untuk menciptakan pembangunan ekonomi dan sosial dari bawah.”

“Dalih pinjaman mikro adalah bahwa Anda akan melakukan pengentasan kemiskinan dengan membebani orang miskin dengan lebih banyak utang. Sekarang, itu sudah salah kaprah. Namun, pada dasarnya, yang Anda lakukan adalah memasukkan utang ke sektor-sektor masyarakat miskin. Ini seperti INF mikro granular untuk orang-orang yang sangat, sangat miskin,” papar Noh.

Dia menekankan, “Ini adalah bentuk pinjaman mikro dan sangat, Anda tahu, kejam. Namun, ini sesuai dengan logika keterasingan kontradiksi kapitalis semacam ini.”

“Dan inilah mengapa kelas neoliberal imperialis yang berkuasa menyukainya. Anda tahu, dia disebut dan digambarkan dengan baik dalam dokumen-dokumen WikiLeaks. Anda dapat melihat bahwa konsul jenderal AS (mencari) potensinya. Dan, sekarang tampaknya waktunya telah tiba. Ia telah dewasa. Jadi, saya pikir ia pasti yang difavoritkan. Sangat aneh bahwa para mahasiswa yang seharusnya memiliki kecenderungan Islamis ini meminta Tuan Keuangan Mikro,” ungkap dia.

“Karena, ingat ... keuangan mikro tidak halal. Anda tahu, itu riba,” tegas dia.

Presiden Mohammed Shahabuddin telah membubarkan Parlemen sesuai batas waktu yang diminta oleh para pengunjuk rasa.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0754 seconds (0.1#10.140)