Ini Alasan KBRI Beirut Minta Para WNI Tinggalkan Lebanon
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beirut sejak 30 Juli mengimbau kepada para warga negara Indonesia (WNI) untuk meninggalkan Lebanon.
Alasan utamanya adalah situasi keamanan di negara itu sedang genting setelah Israel menghujani Beirut dengan rudal yang menewaskan pemimpin senior kelompok Hizbullah, Fuad Shukr.
Dalam situs resminya, KBRI Beirut juga mengimbau seluruh WNI di Lebanon untuk terus meningkatkan kewaspadaan.
"Kami mengimbau seluruh WNI di Lebanon untuk memastikan sudah memproses Lapor Diri kepada KBRI Beirut dan mempertimbangkan untuk dapat keluar dari Lebanon untuk sementara waktu secara mandiri selama layanan penerbangan komersial masih tersedia," bunyi imbauan KBRI Beirut.
Menurut KBRI Beirut, para WNI yang berencana melakukan perjalanan ke Lebanon agar menunda perjalanannya karena situasi sedang rawan.
Khusus bagi para WNI di Lebanon selatan diminta segera mengungsi ke KBRI Beirut.
"Dengan pertimbangan buruknya kondisi keamanan di Lebanon Selatan (Saida, Hasbaya, Nabatiyeh, Marjeyoun, Tyre dan Aitaroun), telah ditetapkan Status Siaga I di wilayah tersebut sejak Oktober 2023. Dalam kaitan ini, kami mengimbau seluruh WNI di Lebanon Selatan untuk berlindung di KBRI Beirut (safe house)," imbuh KBRI.
Bagi WNI yang membutuhkan bantuan, agar dapat segera menghubungi Hotline KBRI Beirut melalui telepon maupun whatsapp pada nomor +961 70817310.
Militer Zionis Israel berdalih serangan rudal di Beirut sebagai respons atas serangan roket yang menewaskan 12 remaja dan anak di Majdal Shams, Dataran Tinggi Golan, pada Sabtu, 27 Juli lalu.
Kelompok Hizbullah membantah terlibat dalam serangan roket tersebut, namun Israel tetap menuding kelompok pro-Iran itu sebagai pihak yang bertanggung jawab.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia pada Senin (5/8/2024) mengeluarkan imbauan terbaru bagi para WNI yang berada di Lebanon untuk segera meninggalkan negara tersebut.
Saat ini masih terdapat penerbangan komersial yang bisa menjadi mengakomodasi para WNI untuk keluar Lebanon.
Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, mengatakan sebanyak 203 WNI (warga sipil) masih berada di Lebanon.
"Penerbangan komersial hingga saat ini masih tersedia untuk keluar Lebanon. Bagi yang memerlukan bantuan, KBRI Beirut akan membantu fasilitasi," kata Judha.
Secara total, 1.435 orang Indonesia masih berada di Lebanon. Sebanyak 203 warga negara sipil Indonesia, dan 1.232 prajurit TNI yang saat ini masih berada di Lebanon.
"Saat ini ada 203 WNI di Lebanon. Tidak termasuk Kontingen TNI di UNIFIL yang berjumlah sekitar 1.232 personel," kata Judha.
Kemlu mengimbau masyarakat Indonesia untuk saat ini tidak melakukan perjalan atau bepergian ke Lebanon, Iran, dan Israel. Hal ini berkaitan dengan situasi yang memanas di wilayah tersebut.
Lihat Juga: Inilah 3 Perbedaan Raja Charles III dan Ratu Elizabeth II Tentang Agresi Israel di Palestina
Alasan utamanya adalah situasi keamanan di negara itu sedang genting setelah Israel menghujani Beirut dengan rudal yang menewaskan pemimpin senior kelompok Hizbullah, Fuad Shukr.
Dalam situs resminya, KBRI Beirut juga mengimbau seluruh WNI di Lebanon untuk terus meningkatkan kewaspadaan.
"Kami mengimbau seluruh WNI di Lebanon untuk memastikan sudah memproses Lapor Diri kepada KBRI Beirut dan mempertimbangkan untuk dapat keluar dari Lebanon untuk sementara waktu secara mandiri selama layanan penerbangan komersial masih tersedia," bunyi imbauan KBRI Beirut.
Menurut KBRI Beirut, para WNI yang berencana melakukan perjalanan ke Lebanon agar menunda perjalanannya karena situasi sedang rawan.
Khusus bagi para WNI di Lebanon selatan diminta segera mengungsi ke KBRI Beirut.
"Dengan pertimbangan buruknya kondisi keamanan di Lebanon Selatan (Saida, Hasbaya, Nabatiyeh, Marjeyoun, Tyre dan Aitaroun), telah ditetapkan Status Siaga I di wilayah tersebut sejak Oktober 2023. Dalam kaitan ini, kami mengimbau seluruh WNI di Lebanon Selatan untuk berlindung di KBRI Beirut (safe house)," imbuh KBRI.
Bagi WNI yang membutuhkan bantuan, agar dapat segera menghubungi Hotline KBRI Beirut melalui telepon maupun whatsapp pada nomor +961 70817310.
Militer Zionis Israel berdalih serangan rudal di Beirut sebagai respons atas serangan roket yang menewaskan 12 remaja dan anak di Majdal Shams, Dataran Tinggi Golan, pada Sabtu, 27 Juli lalu.
Kelompok Hizbullah membantah terlibat dalam serangan roket tersebut, namun Israel tetap menuding kelompok pro-Iran itu sebagai pihak yang bertanggung jawab.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia pada Senin (5/8/2024) mengeluarkan imbauan terbaru bagi para WNI yang berada di Lebanon untuk segera meninggalkan negara tersebut.
Saat ini masih terdapat penerbangan komersial yang bisa menjadi mengakomodasi para WNI untuk keluar Lebanon.
Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, mengatakan sebanyak 203 WNI (warga sipil) masih berada di Lebanon.
"Penerbangan komersial hingga saat ini masih tersedia untuk keluar Lebanon. Bagi yang memerlukan bantuan, KBRI Beirut akan membantu fasilitasi," kata Judha.
Secara total, 1.435 orang Indonesia masih berada di Lebanon. Sebanyak 203 warga negara sipil Indonesia, dan 1.232 prajurit TNI yang saat ini masih berada di Lebanon.
"Saat ini ada 203 WNI di Lebanon. Tidak termasuk Kontingen TNI di UNIFIL yang berjumlah sekitar 1.232 personel," kata Judha.
Kemlu mengimbau masyarakat Indonesia untuk saat ini tidak melakukan perjalan atau bepergian ke Lebanon, Iran, dan Israel. Hal ini berkaitan dengan situasi yang memanas di wilayah tersebut.
Lihat Juga: Inilah 3 Perbedaan Raja Charles III dan Ratu Elizabeth II Tentang Agresi Israel di Palestina
(mas)