Aliansi Abraham vs Poros Perlawanan dalam Seteru Maut Israel-Iran

Minggu, 04 Agustus 2024 - 13:46 WIB
loading...
A A A

Poros Perlawanan


Sejak Revolusi Islam 1979, Iran secara sistematis telah memperluas pengaruhnya di Timur Tengah melalui jaringan kelompok proksi, yang secara kolektif dikenal sebagai Poros Perlawanan.

Jaringan ini mencakup Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, berbagai milisi di Irak, dan kelompok militan di Suriah dan Gaza. Proksi ini melayani kepentingan strategis Iran, yang memungkinkannya untuk memberikan pengaruh dan menantang musuh di seluruh wilayah Timur Tengah.

Hizbullah Lebanon


Hizbullah, yang didirikan pada awal 1980-an dengan dukungan Iran, merupakan proksi penting pertama Iran di Timur Tengah. Didanai dan dipersenjatai oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Hizbullah memiliki ideologi Islam Syiah yang sama dengan Teheran dan merekrut terutama dari populasi Muslim Syiah Lebanon.

Awalnya dibentuk untuk memerangi pasukan Israel di Lebanon, Hizbullah telah berkembang menjadi kekuatan militer dan politik yang tangguh, yang memiliki persenjataan sedikitnya 130.000 roket dan rudal.

Hamas dan Jihad Islam Palestina di Gaza


Di wilayah Palestina, Iran telah menjalin hubungan dengan kelompok militan seperti Hamas dan Jihad Islam Palestina (PIJ). Kelompok-kelompok ini telah terlibat dalam konflik jangka panjang dengan Israel, dan menerima dukungan finansial dan militer dari Iran.

Rezim Assad di Suriah


Aliansi Iran dengan rezim Bashar al-Assad di Suriah sangat penting sejak dimulainya perang saudara Suriah pada tahun 2011.

Teheran telah memberikan dukungan militer yang substansial, termasuk sekitar 80.000 personel tempur, untuk memperkuat pasukan Assad.

Selain itu, Iran telah mengorganisasi dan mendukung berbagai milisi Syiah, seperti Brigade Zaynabiyoun (terdiri dari milisi Pakistan) dan Divisi Fatemiyoun (terdiri dari milisi Hazara Afghanistan), untuk mendukung pemerintah Suriah.

Houthi di Yaman


Gerakan Houthi di Yaman, yang didukung oleh Iran, telah muncul sebagai pemain kunci dalam konflik regional.

Awalnya dibentuk pada tahun 1990-an dan memperoleh kekuatan setelah tahun 2014, Houthi telah menerima dukungan militer dan finansial dari IRGC.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1218 seconds (0.1#10.140)