Khamenei Perintahkan Iran Serang Israel, Balas Dendam Pembunuhan Ismail Haniyeh
loading...
A
A
A
TEHERAN - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah memerintahkan Iran untuk menyerang Israel secara langsung. Perintah ini sebagai balas dendam atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran.
Perintah Khamenei itu diungkap New York Times, mengutip tiga pejabat Iran yang diberi pengarahan tentang perintah tersebut, termasuk dua anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran.
Khamenei memberi perintah pada pertemuan darurat Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran pada Rabu pagi, tak lama setelah Iran mengumumkan bahwa Haniyeh telah terbunuh.
Iran dan Hamas menuduh Israel atas pembunuhan tersebut.
Israel, yang berperang dengan Hamas di Jalur Gaza, tidak mengakui atau membantah pembunuhan Haniyeh, yang berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran.
Mengutip laporan New York Times, Kamis (1/8/2024), Israel memiliki sejarah panjang dalam membunuh musuh di luar negeri, termasuk ilmuwan nuklir dan komandan militer Iran.
Selama hampir 10 bulan perang di Gaza, Iran telah mencoba untuk mencapai keseimbangan, memberikan tekanan pada Israel dengan serangan yang meningkat tajam oleh sekutunya dan pasukan proksi di wilayah tersebut, sambil menghindari perang habis-habisan antara kedua negara.
Dalam serangan terbesar dan paling terbuka terhadap Israel, Iran meluncurkan ratusan rudal dan pesawat nirawak pada bulan April sebagai balasan atas serangan Israel di kompleks kedutaan Iran yang menewaskan beberapa komandan militer Iran di Ibu Kota Suriah, Damaskus.
"Sekarang tidak jelas seberapa kuat Iran akan merespons, dan apakah akan sekali lagi mengkalibrasi serangannya untuk menghindari eskalasi. Komandan militer Iran sedang mempertimbangkan serangan kombinasi lain dari pesawat nirawak dan rudal terhadap target militer di sekitar Tel Aviv dan Haifa, tetapi akan berusaha menghindari serangan terhadap target sipil," kata pejabat Iran.
Salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah serangan terkoordinasi dari Iran dan negara-negara lain tempat Iran bersekutu dengan pasukannya, termasuk Yaman, Suriah, dan Irak, untuk mendapatkan efek yang maksimal, imbuh para pejabat Iran.
Perintah Khamenei itu diungkap New York Times, mengutip tiga pejabat Iran yang diberi pengarahan tentang perintah tersebut, termasuk dua anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran.
Khamenei memberi perintah pada pertemuan darurat Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran pada Rabu pagi, tak lama setelah Iran mengumumkan bahwa Haniyeh telah terbunuh.
Iran dan Hamas menuduh Israel atas pembunuhan tersebut.
Israel, yang berperang dengan Hamas di Jalur Gaza, tidak mengakui atau membantah pembunuhan Haniyeh, yang berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran.
Mengutip laporan New York Times, Kamis (1/8/2024), Israel memiliki sejarah panjang dalam membunuh musuh di luar negeri, termasuk ilmuwan nuklir dan komandan militer Iran.
Selama hampir 10 bulan perang di Gaza, Iran telah mencoba untuk mencapai keseimbangan, memberikan tekanan pada Israel dengan serangan yang meningkat tajam oleh sekutunya dan pasukan proksi di wilayah tersebut, sambil menghindari perang habis-habisan antara kedua negara.
Dalam serangan terbesar dan paling terbuka terhadap Israel, Iran meluncurkan ratusan rudal dan pesawat nirawak pada bulan April sebagai balasan atas serangan Israel di kompleks kedutaan Iran yang menewaskan beberapa komandan militer Iran di Ibu Kota Suriah, Damaskus.
"Sekarang tidak jelas seberapa kuat Iran akan merespons, dan apakah akan sekali lagi mengkalibrasi serangannya untuk menghindari eskalasi. Komandan militer Iran sedang mempertimbangkan serangan kombinasi lain dari pesawat nirawak dan rudal terhadap target militer di sekitar Tel Aviv dan Haifa, tetapi akan berusaha menghindari serangan terhadap target sipil," kata pejabat Iran.
Salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah serangan terkoordinasi dari Iran dan negara-negara lain tempat Iran bersekutu dengan pasukannya, termasuk Yaman, Suriah, dan Irak, untuk mendapatkan efek yang maksimal, imbuh para pejabat Iran.