Riwayat Karier Politik Ismail Haniyeh, Pemimpin Senior Hamas yang Pernah Jadi Perdana Menteri
loading...
A
A
A
Alhasil, Haniyeh pun berhak untuk menjadi Perdana Menteri Otoritas Palestina (PA). Namun, hal ini mendapat tanggapan negatif dari pihak luar, khususnya negara-negara Barat yang langsung menghentikan bantuan kemanusiaan untuk Palestina.
Pada Juni 2007, Presiden Mahmoud Abbas dari Partai Fatah memecat Haniyeh dan membubarkan pemerintahannya. Hal ini membuat Hamas akhirnya mendirikan pemerintahan otonomi tersendiri di Jalur Gaza.
Setelahnya, terjadi upaya rekonsiliasi antara Hamas di Jalur Gaza dan Otoritas Palestina (PA) yang dipimpin Fatah di Tepi Barat. Pada 2014, terjadi kesepakatan yang membuat pemerintah faksional Hamas di Gaza mengundurkan diri.
Hal tersebut juga membuat Haniyeh melepaskan jabatannya sebagai perdana menteri. Namun, dia tetap dikenal sebagai pemimpin lokal Hamas di Gaza.
Pada 2017, Haniyeh terpilih sebagai kepala biro politik Hamas. Dia menggantikan Khaled Meshaal.
Seiring naiknya status jabatannya di Hamas, keselamatan Haniyeh juga semakin terancam. Akhirnya, sekitar Desember 2019, dia meninggalkan Jalur Gaza dan mulai menetap di negara tetangga.
Setelah itu, Haniyeh tetap mengendalikan jalannya operasi Hamas dari jarak jauh. Selama Perang Israel-Hamas terbaru, dia juga memimpin delegasi Hamas dalam negosiasi yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir.
Berulang kali selamat dari aksi percobaan pembunuhan, Ismail Haniyeh dilaporkan tewas di Iran baru-baru ini.
Kabar ini tentunya cukup mengejutkan mengingat sebelumnya Haniyeh terbilang sebagai sosok gesit yang sulit dilacak.
Pada Juni 2007, Presiden Mahmoud Abbas dari Partai Fatah memecat Haniyeh dan membubarkan pemerintahannya. Hal ini membuat Hamas akhirnya mendirikan pemerintahan otonomi tersendiri di Jalur Gaza.
Setelahnya, terjadi upaya rekonsiliasi antara Hamas di Jalur Gaza dan Otoritas Palestina (PA) yang dipimpin Fatah di Tepi Barat. Pada 2014, terjadi kesepakatan yang membuat pemerintah faksional Hamas di Gaza mengundurkan diri.
Hal tersebut juga membuat Haniyeh melepaskan jabatannya sebagai perdana menteri. Namun, dia tetap dikenal sebagai pemimpin lokal Hamas di Gaza.
Pada 2017, Haniyeh terpilih sebagai kepala biro politik Hamas. Dia menggantikan Khaled Meshaal.
Seiring naiknya status jabatannya di Hamas, keselamatan Haniyeh juga semakin terancam. Akhirnya, sekitar Desember 2019, dia meninggalkan Jalur Gaza dan mulai menetap di negara tetangga.
Setelah itu, Haniyeh tetap mengendalikan jalannya operasi Hamas dari jarak jauh. Selama Perang Israel-Hamas terbaru, dia juga memimpin delegasi Hamas dalam negosiasi yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir.
Berulang kali selamat dari aksi percobaan pembunuhan, Ismail Haniyeh dilaporkan tewas di Iran baru-baru ini.
Kabar ini tentunya cukup mengejutkan mengingat sebelumnya Haniyeh terbilang sebagai sosok gesit yang sulit dilacak.