Pasukan Zionis Ketakutan Hadapi Turki, Erdogan Sebut Gaza Kamp Pembantaian Terbesar

Rabu, 31 Juli 2024 - 07:41 WIB
loading...
Pasukan Zionis Ketakutan...
Warga Palestina yang mengungsi berlarian mencari perlindungan saat serangan udara Israel terhadap sekolah Khadija di sebelah barat kota Deir Al Balah, Jalur Gaza, 27 Juli 2024. Foto/EPA-EFE/MOHAMMED SABER
A A A
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Selasa (31/7/2024) bahwa Jalur Gaza telah menjadi “kamp pembantaiaan terbesar di dunia” dan Israel telah melakukan kekejaman yang akan “mengalahkan Hitler.”

Pernyataan Erdogan itu muncul setelah dia mengancam akan menyerbu Israel jika Zionis terus melancarkan genosida di Gaza.

“Para pemimpin dan organisasi Barat yang bertugas untuk memastikan keamanan internasional hanya menyaksikan kebrutalan ini dari jauh selama hampir 300 hari,” ujar Erdogan dalam pidatonya di ibu kota Ankara, menurut kantor berita Anadolu.

“Berapa banyak lagi anak-anak yang harus mati untuk melihat bahwa kebijakan invasif Israel membahayakan seluruh wilayah? Lihat, ini bukan jalan yang dapat dilanjutkan,” tegas dia.

Presiden Turki mengatakan Israel adalah satu-satunya negara di wilayah tersebut yang mencari keamanannya melalui “agresi, pembantaian, dan perampasan tanah,” bertindak seperti “organisasi teroris.”

Dia menambahkan, “Negara Israel yang tidak memiliki hukum merupakan ancaman tidak hanya bagi Palestina dan Lebanon tetapi juga bagi kemanusiaan secara keseluruhan, bagi seluruh dunia saat ini.”

“Hitler telah dihentikan, meskipun terlambat, oleh aliansi AS dan Uni Soviet. Genosida, kebiadaban, dan barbarisme ini juga harus segera dihentikan oleh aliansi kemanusiaan sebelum terlambat,” papar Erdogan.

“Mereka yang mengendalikan pemerintahan Netanyahu harus segera mengatakan ‘hentikan’ kepada jaringan pembantaian ini. Kami menyadari apa yang ingin dicapai oleh pembunuh yang disebut Netanyahu, bencana macam apa yang ingin ia seret ke wilayah kita dan seluruh dunia,” ungkap presiden Turki.

“Kami juga tahu betul motif sebenarnya di balik upayanya untuk menyebarkan api di Gaza ke seluruh wilayah. Apa pun yang kami lakukan, kami melakukannya untuk mencegah skenario seperti itu. Apa pun yang kami katakan, kami katakan untuk menghentikan air mata dan pertumpahan darah di wilayah kami,” ujar Erdogan.

Ketegangan Meningkat


Ketegangan meningkat antara Israel dan Turki menyusul pernyataan Erdogan pada hari Senin.

Erdogan, saat berpidato dalam pertemuan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa pada hari itu, menyatakan bahwa Turki "harus sangat kuat agar Israel tidak dapat melakukan hal-hal konyol ini terhadap Palestina."

"Seperti halnya kita memasuki Karabakh, seperti halnya kita memasuki Libya, kita akan melakukan (sesuatu) yang sama persis kepada mereka," ancam presiden Turki, merujuk pada tindakan militer Turki sebelumnya.

Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, telah meminta NATO untuk mengusir Turki menyusul pernyataan Erdogan.

"Mengingat ancaman Presiden Turki Erdogan untuk menyerang Israel dan retorikanya yang berbahaya, Menteri Luar Negeri Israel Katz menginstruksikan para diplomat ... untuk segera terlibat dengan semua anggota NATO, menyerukan kutukan terhadap Turki dan menuntut pengusirannya dari aliansi regional," papar kementerian luar negeri Israel pada Senin, menurut laporan media.

Zionis tampaknya ketakutan jika Turki benar-benar menyerbu Israel. Jika Israel menyerang Turki secara militer, aturan di dalam NATO mewajibkan blok itu membantu Turki secara militer.

Genosida yang Berkelanjutan


Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang terus berlanjut di Gaza.

Saat ini sedang diadili di Mahkamah Internasional atas genosida terhadap warga Palestina, Israel telah melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza sejak 7 Oktober.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 39.400 warga Palestina telah tewas, dan 90.996 terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza sejak 7 Oktober.

Selain itu, 11.000 orang tidak diketahui keberadaannya, diduga tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1322 seconds (0.1#10.140)