Abaikan Kemarahan Korut, Korsel dan AS Tetap Latihan Perang
A
A
A
SEOUL - Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) tetap akan menggelar latihan perang gabungan "19-2 Dong Maeng" sesuai jadwal meskipun Korea Utara (Korut) meluapkan kemarahannya dengan menguji tembak dua rudal.
"Diketahui bahwa tidak ada yang berubah," kata pejabat Kepresidenan Korea Selatan ketika ditanya tentang kemungkinan untuk mempertimbangkan kembali latihan perang yang direncanakan, seperti dikutip dari kantor berita Yonhap, Sabtu (27/7/2019).
Pejabat yang menolak ditulis namanya itu menambahkan bahwa kantor presiden tidak akan mengeluarkan pernyataan resmi dalam menanggapi laporan media Korea Utara. Seperti diberitakan sebelumnya, media pemerintah Korea Utara, KCNA—mengutip pernyataan pemimpin negara Kim Jong-un—mengatakan tembakan dua rudal baru-baru ini sebagai peringatan terhadap negara penghasut perang, yakni Korea Selatan.
Pada tanggal 25 Juli, Korea Utara menembakkan dua rudal dari daerah yang dekat dengan kota pesisir timur Wonsan.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan menyatakan dua misil yang ditembakkan itu adalah rudal balistik jarak pendek yang terbang sekitar 267 mil pada ketinggian 31 mil sebelum jatuh ke Laut Jepang.
Pada 26 Juli, KCNA melaporkan bahwa peluncuran dau misil itu dipantau langsung oleh Kim Jong-un. Kim juga meminta Seoul untuk menangguhkan penumpukan dan latihan militernya.
Amerika Serikat dan Korea Selatan melakukan sejumlah latihan perang gabungan tahunan, termasuk Key Resolve, Foal Eagle dan Ulchi Freedom Guardian (UFG).
Setelah perundingan denuklirisasi AS-Korea Utara pertama tahun lalu, Seoul dan Washington menghentikan latihan perang, yang oleh Pyongyang dianggap sebagai persiapan perang melawan Korea Utara.
Latihan bersama "19-2 Dong Maeng" akan berlangsung pada bulan Agustus dan akan dilakukan di tempat UFG. Latihan itu merupakan yang pertama kali, karena biasanya latihan yang dipilih adalah Key Resolve dan Foal Eagle.
"Diketahui bahwa tidak ada yang berubah," kata pejabat Kepresidenan Korea Selatan ketika ditanya tentang kemungkinan untuk mempertimbangkan kembali latihan perang yang direncanakan, seperti dikutip dari kantor berita Yonhap, Sabtu (27/7/2019).
Pejabat yang menolak ditulis namanya itu menambahkan bahwa kantor presiden tidak akan mengeluarkan pernyataan resmi dalam menanggapi laporan media Korea Utara. Seperti diberitakan sebelumnya, media pemerintah Korea Utara, KCNA—mengutip pernyataan pemimpin negara Kim Jong-un—mengatakan tembakan dua rudal baru-baru ini sebagai peringatan terhadap negara penghasut perang, yakni Korea Selatan.
Pada tanggal 25 Juli, Korea Utara menembakkan dua rudal dari daerah yang dekat dengan kota pesisir timur Wonsan.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan menyatakan dua misil yang ditembakkan itu adalah rudal balistik jarak pendek yang terbang sekitar 267 mil pada ketinggian 31 mil sebelum jatuh ke Laut Jepang.
Pada 26 Juli, KCNA melaporkan bahwa peluncuran dau misil itu dipantau langsung oleh Kim Jong-un. Kim juga meminta Seoul untuk menangguhkan penumpukan dan latihan militernya.
Amerika Serikat dan Korea Selatan melakukan sejumlah latihan perang gabungan tahunan, termasuk Key Resolve, Foal Eagle dan Ulchi Freedom Guardian (UFG).
Setelah perundingan denuklirisasi AS-Korea Utara pertama tahun lalu, Seoul dan Washington menghentikan latihan perang, yang oleh Pyongyang dianggap sebagai persiapan perang melawan Korea Utara.
Latihan bersama "19-2 Dong Maeng" akan berlangsung pada bulan Agustus dan akan dilakukan di tempat UFG. Latihan itu merupakan yang pertama kali, karena biasanya latihan yang dipilih adalah Key Resolve dan Foal Eagle.
(mas)