Panglima Militer Ukraina Akui Ganasnya Sistem Rudal Rusia Membuat F-16 AS Rentan
loading...
A
A
A
KYIV - Panglima Militer Ukraina Kolonel Jenderal Oleksandr Syrsky mengakui keganasan sistem pertahanan rudal Rusia bisa membuat jet-jet tempur F-16 Amerika Serikat (AS) pasokan Barat menjadi rentan.
Untuk itu, Kyiv nantinya hanya akan mengerahkan jet tempur itu dalam jarak penerbangan yang terbatas.
"Jet tempur tersebut harus berada setidaknya 40 kilometer atau lebih dari garis depan untuk menghindari ditembak jatuh oleh pasukan Rusia," kata jenderal tertinggi Ukraina itu dalam sebuah wawancara dengan The Guardian yang diterbitkan pada Rabu (24/7/2024).
Menurut Syrsky, Moskow memiliki penerbangan unggul dan pertahanan udara sangat kuat yang memaksa Kyiv semakin bergantung pada berbagai jenis drone dibandingkan pesawat terbang.
Jenderal Syrsky juga mengakui bahwa jumlah tentara Rusia lebih banyak dan perlengkapannya jauh lebih baik dibandingkan tentara Ukraina.
“Kalau soal perlengkapan, ada rasio 1:2 atau 1:3 yang menguntungkan mereka,” ujarnya.
Kyiv belum menerima pesawat militer pertama buatan AS. Tahun lalu, sekelompok negara NATO, termasuk Denmark, Belanda, Belgia, Kanada, Luksemburg, Norwegia, Polandia, Portugal, Rumania, dan Swedia, membentuk apa yang disebut "koalisi F-16". Kemudian diikuti oleh Yunani, Amerika, Bulgaria, dan Prancis.
Beberapa anggota koalisi berjanji untuk menyediakan pesawat Barat dari persediaan mereka kepada Kyiv, sementara yang lain melatih pilot Ukraina.
Pemerintahan Belanda sebelumnya menyatakan pada bulan Juli bahwa mereka telah menyelesaikan persiapan pengiriman F-16, dan menambahkan bahwa pengiriman akan dilakukan segera. Amsterdam berjanji akan mengirimkan total 24 unit pesawat.
Rusia telah berulang kali menyatakan bahwa tingkat dukungan yang terus meningkat yang diberikan negara-negara NATO kepada Kyiv menjadikan mereka secara de facto ikut serta dalam konflik yang sedang berlangsung.
Para pejabat tinggi Kremlin, termasuk Presiden Vladimir Putin, menggambarkan konflik Ukraina sebagai perang proksi yang dilakukan oleh blok NATO terhadap Rusia.
Moskow mengatakan bahwa F-16 tidak akan mengubah hasil konflik, sama seperti senjata Barat lainnya yang diberikan kepada Kyiv.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada awal tahun ini bahwa militer Rusia akan menghancurkan pesawat-pesawat tersebut seperti yang dilakukan terhadap perangkat keras Ukraina lainnya.
Sebuah perusahaan swasta Rusia bahkan menawarkan hadiah sebesar 15 juta rubel (USD170.000) untuk penghancuran pesawat buatan AS pertama dalam perang tersebut.
Untuk itu, Kyiv nantinya hanya akan mengerahkan jet tempur itu dalam jarak penerbangan yang terbatas.
"Jet tempur tersebut harus berada setidaknya 40 kilometer atau lebih dari garis depan untuk menghindari ditembak jatuh oleh pasukan Rusia," kata jenderal tertinggi Ukraina itu dalam sebuah wawancara dengan The Guardian yang diterbitkan pada Rabu (24/7/2024).
Menurut Syrsky, Moskow memiliki penerbangan unggul dan pertahanan udara sangat kuat yang memaksa Kyiv semakin bergantung pada berbagai jenis drone dibandingkan pesawat terbang.
Jenderal Syrsky juga mengakui bahwa jumlah tentara Rusia lebih banyak dan perlengkapannya jauh lebih baik dibandingkan tentara Ukraina.
“Kalau soal perlengkapan, ada rasio 1:2 atau 1:3 yang menguntungkan mereka,” ujarnya.
Kyiv belum menerima pesawat militer pertama buatan AS. Tahun lalu, sekelompok negara NATO, termasuk Denmark, Belanda, Belgia, Kanada, Luksemburg, Norwegia, Polandia, Portugal, Rumania, dan Swedia, membentuk apa yang disebut "koalisi F-16". Kemudian diikuti oleh Yunani, Amerika, Bulgaria, dan Prancis.
Beberapa anggota koalisi berjanji untuk menyediakan pesawat Barat dari persediaan mereka kepada Kyiv, sementara yang lain melatih pilot Ukraina.
Pemerintahan Belanda sebelumnya menyatakan pada bulan Juli bahwa mereka telah menyelesaikan persiapan pengiriman F-16, dan menambahkan bahwa pengiriman akan dilakukan segera. Amsterdam berjanji akan mengirimkan total 24 unit pesawat.
Rusia telah berulang kali menyatakan bahwa tingkat dukungan yang terus meningkat yang diberikan negara-negara NATO kepada Kyiv menjadikan mereka secara de facto ikut serta dalam konflik yang sedang berlangsung.
Para pejabat tinggi Kremlin, termasuk Presiden Vladimir Putin, menggambarkan konflik Ukraina sebagai perang proksi yang dilakukan oleh blok NATO terhadap Rusia.
Moskow mengatakan bahwa F-16 tidak akan mengubah hasil konflik, sama seperti senjata Barat lainnya yang diberikan kepada Kyiv.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada awal tahun ini bahwa militer Rusia akan menghancurkan pesawat-pesawat tersebut seperti yang dilakukan terhadap perangkat keras Ukraina lainnya.
Sebuah perusahaan swasta Rusia bahkan menawarkan hadiah sebesar 15 juta rubel (USD170.000) untuk penghancuran pesawat buatan AS pertama dalam perang tersebut.
(mas)