Penjelasan Hubungan Rumit Arab Saudi, Israel, dan Yaman, Musuh Bisa Jadi Teman Tergantung Kepentingan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hubungan Arab Saudi, Israel, dan Yaman kini tengah memanas, membuat ketiga negara di Timur Tengah ini terancam akan bentrok. Hubungan buruk ini terjadi setelah Israel menjadikan Arab sebagai tameng atas serangannya ke Yaman.
Sejak pecahnya konflik antara Israel dan Hamas, Houthi di Yaman memang telah bergerak untuk menyerang kapal-kapal yang terkait dengan negara Yahudi tersebut dengan mengatasnamakan pembelaan terhadap rakyat Palestina.
Hubungan antara Israel dengan Yaman akhirnya mulai memburuk sejak saat itu. Terlebih, baru-baru ini Israel melancarkan serangan udara terhadap tempat penampungan minyak dan sejumlah bahan bakar di pelabuhan Hudaydah (Hodeidah).
Hal yang membuat konflik kedua negara semakin rumit adalah ikut dibawanya Arab Saudi oleh Israel untuk melakukan serangan udara tersebut.
Dilansir dari Defence Security Asia, banyak pihak di Timur Tengah yang mengeklaim jet tempur Israel hanya bisa terbang ribuan kilometer menuju Yaman dan mengebom sasarannya setelah mendapat izin dari pemerintah Arab Saudi menggunakan wilayah udaranya.
Army Radio Israel juga menyebutkan jika Tel Aviv telah memberi tahu Arab Saudi sebelum serangannya ke Yaman, dan Riyadh mengizinkan pesawat tempur tersebut melintasi wilayah udaranya.
Namun, Riyadh justru dengan keras membantah klaim bahwa mereka mengizinkan jet tempur Israel menggunakan wilayah udara Arab Saudi untuk menyerang Yaman. Kementerian Luar Negeri Saudi menyatakan keprihatinannya atas tindakan apa pun yang dapat memperburuk situasi militer di Yaman.
Hubungan Arab Saudi, Israel, dan Yaman memang tidak bisa dilepaskan dari berbagai konflik yang ada di Timur Tengah. Mengingat Riyadh juga merupakan salah satu pihak yang menyokong militer untuk perang saudara di Sana'a di masa lalu.
Kebencian Arab Saudi—negara yang didominasi Muslim Sunni—terhadap Yaman muncul setelah Houthi mulai mendominasi negara tersebut. Bahkan kini kelompok tersebut sudah mengambil alih pemerintahan dan militer Yaman.
Pada masa lalu, Arab Saudi memang selalu berkonflik dengan banyak kelompok milisi Syiah bentukan Iran, seperti Houthi dari Yaman dan Hizbullah dari Lebanon.
Bahkan pada 2015 lalu, Arab Saudi mulai terlibat dengan melakukan intervensi militer ke Yaman. Tujuannya, tidak lain dan tidak bukan, adalah menggulingkan Houthi dan mengembalikan dominasi Islam Sunni di Yaman.
Pada dasarnya, Arab Saudi tidaklah memiliki hubungan buruk dengan Yaman. Mereka hanya ingin kelompok milisi Syiah tidak terlalu mendominasi Timur Tengah.
Sedangkan untuk hubungan Arab Saudi dengan Israel sendiri masih sangat abu-abu. Sampai saat ini, Riyadh terlihat seperti diam saja melihat penderitaan rakyat Palestina.
Sebenarnya Arab Saudi telah memberi pernyataan tegas pada Februari 2024, bahwa mereka tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sampai Palestina merdeka.
Namun setelah itu, sudah tidak ada langkah lagi yang diambil Arab Saudi untuk menciptakan perdamaian di Timur Tengah.
Sampai saat ini pun hubungan ketiga negara masih diselimuti dengan kebencian-kebencian. Namun Arab Saudi memilih untuk tidak membela pihak manapun.
Sejak pecahnya konflik antara Israel dan Hamas, Houthi di Yaman memang telah bergerak untuk menyerang kapal-kapal yang terkait dengan negara Yahudi tersebut dengan mengatasnamakan pembelaan terhadap rakyat Palestina.
Hubungan antara Israel dengan Yaman akhirnya mulai memburuk sejak saat itu. Terlebih, baru-baru ini Israel melancarkan serangan udara terhadap tempat penampungan minyak dan sejumlah bahan bakar di pelabuhan Hudaydah (Hodeidah).
Hal yang membuat konflik kedua negara semakin rumit adalah ikut dibawanya Arab Saudi oleh Israel untuk melakukan serangan udara tersebut.
Dilansir dari Defence Security Asia, banyak pihak di Timur Tengah yang mengeklaim jet tempur Israel hanya bisa terbang ribuan kilometer menuju Yaman dan mengebom sasarannya setelah mendapat izin dari pemerintah Arab Saudi menggunakan wilayah udaranya.
Army Radio Israel juga menyebutkan jika Tel Aviv telah memberi tahu Arab Saudi sebelum serangannya ke Yaman, dan Riyadh mengizinkan pesawat tempur tersebut melintasi wilayah udaranya.
Namun, Riyadh justru dengan keras membantah klaim bahwa mereka mengizinkan jet tempur Israel menggunakan wilayah udara Arab Saudi untuk menyerang Yaman. Kementerian Luar Negeri Saudi menyatakan keprihatinannya atas tindakan apa pun yang dapat memperburuk situasi militer di Yaman.
Hubungan Rumit Arab Saudi, Israel, dan Yaman
Hubungan Arab Saudi, Israel, dan Yaman memang tidak bisa dilepaskan dari berbagai konflik yang ada di Timur Tengah. Mengingat Riyadh juga merupakan salah satu pihak yang menyokong militer untuk perang saudara di Sana'a di masa lalu.
Kebencian Arab Saudi—negara yang didominasi Muslim Sunni—terhadap Yaman muncul setelah Houthi mulai mendominasi negara tersebut. Bahkan kini kelompok tersebut sudah mengambil alih pemerintahan dan militer Yaman.
Pada masa lalu, Arab Saudi memang selalu berkonflik dengan banyak kelompok milisi Syiah bentukan Iran, seperti Houthi dari Yaman dan Hizbullah dari Lebanon.
Bahkan pada 2015 lalu, Arab Saudi mulai terlibat dengan melakukan intervensi militer ke Yaman. Tujuannya, tidak lain dan tidak bukan, adalah menggulingkan Houthi dan mengembalikan dominasi Islam Sunni di Yaman.
Pada dasarnya, Arab Saudi tidaklah memiliki hubungan buruk dengan Yaman. Mereka hanya ingin kelompok milisi Syiah tidak terlalu mendominasi Timur Tengah.
Sedangkan untuk hubungan Arab Saudi dengan Israel sendiri masih sangat abu-abu. Sampai saat ini, Riyadh terlihat seperti diam saja melihat penderitaan rakyat Palestina.
Sebenarnya Arab Saudi telah memberi pernyataan tegas pada Februari 2024, bahwa mereka tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sampai Palestina merdeka.
Namun setelah itu, sudah tidak ada langkah lagi yang diambil Arab Saudi untuk menciptakan perdamaian di Timur Tengah.
Sampai saat ini pun hubungan ketiga negara masih diselimuti dengan kebencian-kebencian. Namun Arab Saudi memilih untuk tidak membela pihak manapun.
(mas)