Panasnya Seteru Trump vs Empat Jagoan Wanita Demokrat

Selasa, 16 Juli 2019 - 12:42 WIB
Panasnya Seteru Trump vs Empat Jagoan Wanita Demokrat
Panasnya Seteru Trump vs Empat Jagoan Wanita Demokrat
A A A
WASHINGTON - Empat wanita anggota Kongres dari Partai Demokrat diserang oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump dalam serangkaian tweet yang mereka sebut rasis pada hari Minggu dan Senin. Keempat jagoan wanita Demokrat itu mengatakan bahwa kritik mereka tidak akan bisa dibungkam oleh presiden.

Keempat politisi wanita tersebut adalah Alexandria Ocasio-Cortez, Ilhan Omar, Ayana Pressley dan Rashida Tlaib. Mereka gencar mengkritik kebijakan Trump soal perawatan para imigran yang ditahan di perbatasan, perawatan kesehatan dan pendidikan warga AS dan masalah lainnya.

Trump mengatakan empat wanita anggota kongres Demokrat tersebut membenci Amerika. Dia bahkan menuduh salah satu dari mereka mendukung al-Qaeda dan mempersilakan mereka untuk hengkang dari AS jika mereka mau.

"Jika Anda tidak bahagia di sini, maka Anda bisa pergi. Sejauh yang saya ketahui, jika Anda membenci negara kami, jika Anda tidak bahagia di sini, Anda bisa pergi," kata Trump pada pada Senin sore, kepada wartawan di luar Gedung Putih.

"Mereka sangat tidak bahagia, saya memerhatikan mereka, yang mereka lakukan hanyalah mengeluh," lanjut Trump, seperti dikutip Al Jazeera, Selasa (16/7/2019).

Sebelumnya, dalam serangkan tweet-nya, Trump mengatakan bahwa para anggota Kongres tersebut semestinya pulang ke tempat asal mereka. Komentar itulah yang dianggap berbau rasial, karena sebagian dari empat anggota Kongres merupakan keturunan imigran.

Keempat politisi itu adalah perempuan kulit berwarna dan semuanya adalah warga negara AS. Hanya Omar yang lahir di luar Amerika Serikat.

"Saya ingin memberi tahu anak-anak di seluruh negeri ini...bahwa apa pun yang dikatakan presiden, negara ini milik Anda, dan ini milik semua orang," kata Alexandra Ocasio-Cortez.

Keempat politisi itu merasa serangan verbal Trump adalah gangguan dan menyerukan warga AS untuk tidak terhasut "umpan" yang dilemparkan presiden.

"Ini hanyalah gangguan, gangguan dari budaya yang beradab, kacau dan korup (dari) pemerintahan ini," kata Pressley.

Pressley mengatakan dia dan rekan-rekannya di Kongres ingin menyentuh apa yang menjadi urusan rakyat Amerika. Para anggota Kongres itu ingin mengurangi biaya obat, mengatasi krisis kesehatan masyarakat dan epidemi yang merupakan kekerasan senjata, mengatasi kesenjangan kekayaan rasial dan ingin memastikan bahwa keluarga imigran tetap tinggal bersama.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Nancy Pelosi mengumumkan DPR akan segera memberikan suara untuk resolusi yang mengutuk tweet rasis presiden Trump.

Meskipun para pemimpin Partai Republik menolak berkomentar, beberapa anggota partai tersebut mengatakan Trump sudah bertindak terlalu jauh.

Senator Republik, Tim Scott, satu-satunya senator kulit hitam dari Partai Republik, mengatakan presiden telah menggunakan "bahasa rasial". Politisi Republik lainnya, Mike Turner, mendesak Trump untuk meminta maaf.

Serangkaian tweet Trump dalam dua hari lalu bukan satu-satunya yang dianggap rasis dan seksis.

"Sayangnya, ini bukan yang pertama atau akan menjadi yang terakhir kali kita mendengar bahasa yang menjijikkan, fanatik dari presiden," kata Tlaib. Dia menyerukan agar proses pemakzulan terhadap Trump segera memulai. Omar menggemakan seruan Tlaib untuk pemakzulan Trump.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3392 seconds (0.1#10.140)