2 Sekjen PBB yang Pernah Mengundurkan Diri, Salah Satunya dari Asia Tenggara
loading...
A
A
A
NEW YORK - Ada dua nama Sekjen PBB yang pernah mengundurkan diri. Salah satunya berasal dari Asia Tenggara.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) merupakan kepala pejabat administratif PBB. Jabatan tersebut menjadi satu dari enam badan utama yang dimiliki PBB.
Sepanjang riwayatnya, posisi Sekjen PBB telah ditempati sejumlah orang berbeda. Menariknya, ada beberapa di antaranya yang mengundurkan diri ketika masih menjabat.
Pengunduran diri tersebut sebenarnya tidak mengejutkan mengingat beban berat yang dimiliki pemangku jabatan itu. Lantas, siapa saja Sekjen PBB yang pernah mengundurkan diri?
Sekjen PBB yang Mengundurkan Diri
Trygve Halvdan Lie merupakan seorang politisi dan mantan pemimpin buruh asal Norwegia. Lahir pada 16 Juli 1896, di Oslo, Norwegia, ia diketahui sebagai putra dari Martin dan Hulda Arnesen Lie.
Mengutip laman resmi PBB, Trygve menamatkan pendidikan di Universitas Oslo dan memperoleh gelar sarjana hukum pada 1919. Pada 8 November 1921, ia menikah dengan Hjordis Joergensen dan memiliki tiga anak.
Pada sepak terjangnya, Trygve pernah menjadi anggota Organisasi Pemuda Partai Buruh Norwegia (1911).
Selain itu, ia juga sempat dipercaya menjadi asisten sekretaris Partai Buruh (1919-1922), penasihat hukum Federasi Serikat Buruh Norwegia (1922-1935) hingga sekretaris eksekutif nasional Partai Buruh (1926).
Berbagai pengalaman itu menempatkan Trygve sebagai sosok penting dalam Partai Buruh Norwegia.
Saat partainya berkuasa, ia pernah ditugaskan menjadi Menteri Kehakiman (1935-1939), Menteri Perdagangan dan Industri (1939) hingga Menteri Perbekalan dan Pengiriman pada pecahnya Perang Dunia Kedua.
Selama periode-periode kritis, Trygve juga menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Norwegia. Ia juga menjadi sosok yang memimpin delegasi Norwegia ke Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Organisasi Internasional di San Francisco, April 1945.
Berbekal pengalamannya yang mentereng, Trygve ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) yang pertama pada 1 Februari 1946. Ia dilantik secara resmi sehari setelah penunjukannya itu.
Beberapa tahun bertugas, Trygve mengundurkan diri sebagai Sekjen PBB pada November 1952. Periode jabatannya banyak mendapat kritikan, terutama dari Uni Soviet yang tidak suka dengan intervensi militer PBB selama Perang Korea.
Setelah meninggalkan PBB, Trygve masih melanjutkan kariernya di Norwegia. Tercatat, ia pernah menjadi Gubernur Oslo dan Akershus hingga Ketua Dewan Energi Norwegia. Pada akhir hidupnya, dia meninggal pada 30 Desember 1968.
Berikutnya ada U Thant. Ia pernah menjadi Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) periode 1961 hingga 1971.
Pada riwayatnya, Thant sendiri dikenal sebagai diplomat asal Myanmar (dulu Burma). Ia naik menjadi Sekjen PBB menggantikan Dag Hammarskjold yang tewas dalam kecelakaan udara pada September 1961.
Sekjen PBBU Thant (tengah) berjabat tangan dengan Fidel Castro di Havana, Kuba. Foto/Minrex archives
Thant lahir di Pantanaw, Burma, pada 22 Januari 1909. Ia pernah menjalani pendidikan di Sekolah Menengah Atas Nasional di Pantanaw dan di University College, Rangoon.
Sebelum menjajaki bidang diplomatik, Thant berpengalaman dalam sektor pendidikan dan jurnalisme. Ia juga pernah menjadi Sekretaris Komite Reorganisasi Pendidikan Burma pada 1942.
Pada 1947, Thant diangkat sebagai Direktur Pers Pemerintah Burma. Setelahnya, ia juga dipercaya menjadi Direktur Penyiaran dan Sekretaris Pemerintah Burma di Kementerian Informasi.
Beralih ke karier diplomatiknya, Thant beberapa kali menjabat sebagai Penasihat Perdana Menteri Burma.
Sempat ditunjuk menjadi Penjabat (Pj) Sekjen PBB sejak 3 November 1961, ia resmi mengemban tugas itu secara bulat pada 30 November 1962.
Masa jabatan pertamanya berakhir pada 3 November 1966. Setelah itu, Thant kembali terpilih dan melanjutkan tugas sebagai Sekjen PBB hingga 31 Desember 1971.
Mengakhiri periode kedua masa jabatan sebagai Sekjen PBB, Thant sebenarnya ditawari untuk lanjut kembali. Namun, ia memilih mundur karena ingin pensiun.
Itulah dua nama Sekjen PBB yang pernah mundur dari jabatannya.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) merupakan kepala pejabat administratif PBB. Jabatan tersebut menjadi satu dari enam badan utama yang dimiliki PBB.
Sepanjang riwayatnya, posisi Sekjen PBB telah ditempati sejumlah orang berbeda. Menariknya, ada beberapa di antaranya yang mengundurkan diri ketika masih menjabat.
Pengunduran diri tersebut sebenarnya tidak mengejutkan mengingat beban berat yang dimiliki pemangku jabatan itu. Lantas, siapa saja Sekjen PBB yang pernah mengundurkan diri?
Sekjen PBB yang Mengundurkan Diri
1. Trygve Lie
Trygve Halvdan Lie merupakan seorang politisi dan mantan pemimpin buruh asal Norwegia. Lahir pada 16 Juli 1896, di Oslo, Norwegia, ia diketahui sebagai putra dari Martin dan Hulda Arnesen Lie.
Mengutip laman resmi PBB, Trygve menamatkan pendidikan di Universitas Oslo dan memperoleh gelar sarjana hukum pada 1919. Pada 8 November 1921, ia menikah dengan Hjordis Joergensen dan memiliki tiga anak.
Pada sepak terjangnya, Trygve pernah menjadi anggota Organisasi Pemuda Partai Buruh Norwegia (1911).
Selain itu, ia juga sempat dipercaya menjadi asisten sekretaris Partai Buruh (1919-1922), penasihat hukum Federasi Serikat Buruh Norwegia (1922-1935) hingga sekretaris eksekutif nasional Partai Buruh (1926).
Berbagai pengalaman itu menempatkan Trygve sebagai sosok penting dalam Partai Buruh Norwegia.
Saat partainya berkuasa, ia pernah ditugaskan menjadi Menteri Kehakiman (1935-1939), Menteri Perdagangan dan Industri (1939) hingga Menteri Perbekalan dan Pengiriman pada pecahnya Perang Dunia Kedua.
Selama periode-periode kritis, Trygve juga menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Norwegia. Ia juga menjadi sosok yang memimpin delegasi Norwegia ke Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Organisasi Internasional di San Francisco, April 1945.
Berbekal pengalamannya yang mentereng, Trygve ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) yang pertama pada 1 Februari 1946. Ia dilantik secara resmi sehari setelah penunjukannya itu.
Beberapa tahun bertugas, Trygve mengundurkan diri sebagai Sekjen PBB pada November 1952. Periode jabatannya banyak mendapat kritikan, terutama dari Uni Soviet yang tidak suka dengan intervensi militer PBB selama Perang Korea.
Setelah meninggalkan PBB, Trygve masih melanjutkan kariernya di Norwegia. Tercatat, ia pernah menjadi Gubernur Oslo dan Akershus hingga Ketua Dewan Energi Norwegia. Pada akhir hidupnya, dia meninggal pada 30 Desember 1968.
2. U Thant
Berikutnya ada U Thant. Ia pernah menjadi Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) periode 1961 hingga 1971.
Pada riwayatnya, Thant sendiri dikenal sebagai diplomat asal Myanmar (dulu Burma). Ia naik menjadi Sekjen PBB menggantikan Dag Hammarskjold yang tewas dalam kecelakaan udara pada September 1961.
Sekjen PBBU Thant (tengah) berjabat tangan dengan Fidel Castro di Havana, Kuba. Foto/Minrex archives
Thant lahir di Pantanaw, Burma, pada 22 Januari 1909. Ia pernah menjalani pendidikan di Sekolah Menengah Atas Nasional di Pantanaw dan di University College, Rangoon.
Sebelum menjajaki bidang diplomatik, Thant berpengalaman dalam sektor pendidikan dan jurnalisme. Ia juga pernah menjadi Sekretaris Komite Reorganisasi Pendidikan Burma pada 1942.
Pada 1947, Thant diangkat sebagai Direktur Pers Pemerintah Burma. Setelahnya, ia juga dipercaya menjadi Direktur Penyiaran dan Sekretaris Pemerintah Burma di Kementerian Informasi.
Beralih ke karier diplomatiknya, Thant beberapa kali menjabat sebagai Penasihat Perdana Menteri Burma.
Sempat ditunjuk menjadi Penjabat (Pj) Sekjen PBB sejak 3 November 1961, ia resmi mengemban tugas itu secara bulat pada 30 November 1962.
Masa jabatan pertamanya berakhir pada 3 November 1966. Setelah itu, Thant kembali terpilih dan melanjutkan tugas sebagai Sekjen PBB hingga 31 Desember 1971.
Mengakhiri periode kedua masa jabatan sebagai Sekjen PBB, Thant sebenarnya ditawari untuk lanjut kembali. Namun, ia memilih mundur karena ingin pensiun.
Itulah dua nama Sekjen PBB yang pernah mundur dari jabatannya.
(sya)