Bos Oposisi Israel Sebut Netanyahu Cengeng dan Pengecut
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid pada Senin (15/7/2024) menampik tuduhan penghasutan terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Dia menyatakan setiap tentara yang berperang di Gaza lebih terancam daripada Perdana Menteri Netanyahu.
Lapid mengungkapkan pandangannya dalam postingan di platform media sosial X, merujuk pada pertemuan pemerintah yang diadakan pada Minggu.
“Diskusi dua jam di pemerintahan tentang penghasutan terhadap dia. Tidak ada diskusi dua jam tentang 101 korban Kibbutz Bari. Tidak ada diskusi dua jam tentang pembukaan tahun ajaran di utara pada 1 September,” ujar Lapid tidak percaya.
“Hanya hasutan terhadapnya saja yang layak untuk didiskusikan selama dua jam? Apakah hanya itu yang penting?” tanya dia.
Mengkritik perdana menteri Israel, Lapid berkata, “Netanyahu bukanlah korban, dia cengeng dan pengecut. Setiap tentara di Gaza lebih terancam dibandingkan dirinya.”
Pemimpin oposisi tersebut menuduh Netanyahu memasang “mesin racun” dan “mesin penghasutan” yang perlahan-lahan mengambil alih semua media di Israel, “mengeluh bahwa mereka menghasut terhadapnya.”
Saat ini diadili di Mahkamah Internasional atas tuduhan genosida terhadap warga Palestina, Israel telah melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza sejak 7 Oktober.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 38.584 warga Palestina telah terbunuh, dan 88.881 terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza mulai tanggal 7 Oktober.
Selain itu, 11.000 orang masih belum ditemukan, diperkirakan tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.
Organisasi-organisasi Palestina dan internasional mengatakan mayoritas dari mereka yang terbunuh dan terluka adalah perempuan dan anak-anak.
Perang Israel telah mengakibatkan kelaparan akut, sebagian besar di Gaza utara, yang mengakibatkan kematian banyak warga Palestina, kebanyakan anak-anak.
Agresi Israel juga mengakibatkan hampir dua juta orang terpaksa mengungsi dari seluruh Jalur Gaza, dengan sebagian besar pengungsi terpaksa mengungsi ke kota Rafah di bagian selatan yang padat penduduknya, dekat perbatasan dengan Mesir.
Selama Rafah diserbu tentara Israel, ratusan ribu warga Palestina mulai berpindah dari selatan ke tengah Gaza untuk terus mencari keselamatan.
Lihat Juga: Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant Jadi Pukulan Keras bagi Israel
Dia menyatakan setiap tentara yang berperang di Gaza lebih terancam daripada Perdana Menteri Netanyahu.
Lapid mengungkapkan pandangannya dalam postingan di platform media sosial X, merujuk pada pertemuan pemerintah yang diadakan pada Minggu.
“Diskusi dua jam di pemerintahan tentang penghasutan terhadap dia. Tidak ada diskusi dua jam tentang 101 korban Kibbutz Bari. Tidak ada diskusi dua jam tentang pembukaan tahun ajaran di utara pada 1 September,” ujar Lapid tidak percaya.
“Hanya hasutan terhadapnya saja yang layak untuk didiskusikan selama dua jam? Apakah hanya itu yang penting?” tanya dia.
Mengkritik perdana menteri Israel, Lapid berkata, “Netanyahu bukanlah korban, dia cengeng dan pengecut. Setiap tentara di Gaza lebih terancam dibandingkan dirinya.”
Pemimpin oposisi tersebut menuduh Netanyahu memasang “mesin racun” dan “mesin penghasutan” yang perlahan-lahan mengambil alih semua media di Israel, “mengeluh bahwa mereka menghasut terhadapnya.”
Genosida yang Sedang Berlangsung
Saat ini diadili di Mahkamah Internasional atas tuduhan genosida terhadap warga Palestina, Israel telah melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza sejak 7 Oktober.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 38.584 warga Palestina telah terbunuh, dan 88.881 terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza mulai tanggal 7 Oktober.
Selain itu, 11.000 orang masih belum ditemukan, diperkirakan tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.
Organisasi-organisasi Palestina dan internasional mengatakan mayoritas dari mereka yang terbunuh dan terluka adalah perempuan dan anak-anak.
Perang Israel telah mengakibatkan kelaparan akut, sebagian besar di Gaza utara, yang mengakibatkan kematian banyak warga Palestina, kebanyakan anak-anak.
Agresi Israel juga mengakibatkan hampir dua juta orang terpaksa mengungsi dari seluruh Jalur Gaza, dengan sebagian besar pengungsi terpaksa mengungsi ke kota Rafah di bagian selatan yang padat penduduknya, dekat perbatasan dengan Mesir.
Selama Rafah diserbu tentara Israel, ratusan ribu warga Palestina mulai berpindah dari selatan ke tengah Gaza untuk terus mencari keselamatan.
Lihat Juga: Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant Jadi Pukulan Keras bagi Israel
(sya)