Aksi Sniper Tembak Donald Trump Diselidiki sebagai Tindakan Terorisme Domestik

Senin, 15 Juli 2024 - 07:23 WIB
loading...
Aksi Sniper Tembak Donald...
Aksi sniper menembak Donald Trump saat kampanye pilpres AS diselidiki sebagai tindakan terorisme domestik. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Aksi sniper menembak calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS) Donald Trump sedang diselidiki sebagai tindakan terorisme domestik.

Trump, yang juga mantan presiden Amerika, ditembak saat kampanye pemilihan presiden (pilpres) di Butler, Pennsylvania, pada Sabtu lalu waktu setempat. Dia selamat dari upaya pembunuhan tersebut meski bagian atas telinga kanannya tertembus peluru.

Tersangka penembakan, Thomas Matthew Crooks (20), telah tewas ditembak kepalanya oleh agen Secret Service.

Menurut FBI, tersangka beraksi sendirian.



“Pada tahap penyelidikan ini, tampaknya dia adalah aktor tunggal, namun kami masih harus melakukan penyelidikan lebih lanjut,” kata Robert Wells, asisten direktur eksekutif Cabang Keamanan Nasional FBI.

FBI, katanya, sedang menyelidiki hal ini sebagai upaya pembunuhan. "Dan juga sebagai potensi tindakan terorisme domestik," ujarnya.

Menurutnya, divisi kontraterorisme dan divisi kriminal bekerja sama untuk menentukan motifnya.

FBI memimpin penyelidikan atas upaya pembunuhan Trump pada pertemuan massa kampanye di Pennsylvania.

Trump, yang tertembus peluru di bagian atas telinga kanannya, sekarang melanjutkan jadwalnya yang mencakup perjalanan ke Milwaukee untuk menghadiri Konvensi Nasional Partai Republik, yang secara resmi akan mencalonkan dia sebagai calon presiden dari partai tersebut melawan petahana Joe Biden dari Partai Demokrat.

"Penembaknya mungkin sudah tewas, namun penyelidikan masih terus dilakukan. Oleh karena itu, kami membatasi apa yang kami sampaikan saat ini," kata Direktur FBI Christopher Wray.

“Apa yang kita saksikan kemarin adalah sebuah serangan terhadap demokrasi dan proses demokrasi kita,” katanya kepada wartawan pada konferensi pers di Washington DC.

Menurut seorang pejabat FBI, penyelidikan terhadap pria bersenjata di rapat umum Donald Trump pada hari Sabtu belum menemukan adanya masalah kesehatan mental, postingan yang mengancam atau motif lainnya, namun memperingatkan bahwa hal tersebut masih terlalu dini.

Penembaknya, menurut FBI, menggunakan senapan bergaya AR dengan kaliber 5,56 mm, kaliber umum untuk senjata semacam itu.

The New York Times mengatakan pihak berwenang sedang memeriksa media sosial dan properti lainnya milik pria bersenjata itu untuk mencari motif serangan tersebut.

Biden kemungkinan akan berpidato di depan umum pada pukul 20.00 dari Oval Office.

"Dia akan memberikan pidato yang kuat dan diperlukan untuk memberikan informasi terkini kepada bangsa ini mengenai serangan mengerikan terhadap Donald Trump dan perlunya setiap warga Amerika bersatu untuk tidak hanya mengutuk, namun juga mengakhiri kekerasan politik di negara ini untuk selamanya," kata seorang pejabat kampanye Biden kepada surat kabar tersebut, yang dilansir Senin (15/7/2024).

Crooks lulus dari Community College of Allegheny County dua bulan lalu, mendapatkan gelar associate di bidang ilmu teknik, kata pejabat sekolah dalam sebuah pernyataan.

"Mereka terkejut dan sedih dengan kejadian yang mengerikan," lanjut pejabat tersebut.

Kimberly Cheatle, direktur Secret Service, dalam sebuah memo kepada agennya mengatakan: "Percobaan pembunuhan mantan Presiden Trump di Butler, Pennsylvania, adalah momen yang akan selamanya dikenang dalam sejarah."
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
Hamas Senang Trump Cabut...
Hamas Senang Trump Cabut Rencana AS Usir Warga Gaza
Ukraina Kehabisan Rudal...
Ukraina Kehabisan Rudal ATACMS Amerika untuk Melawan Rusia
Trump Peringatkan Putin:...
Trump Peringatkan Putin: Menolak Gencatan Senjata Akan Sangat Menghancurkan bagi Rusia
Donald Trump: Tidak...
Donald Trump: Tidak Ada yang Mengusir Rakyat Palestina dari Gaza
Ukraina Setuju Gencatan...
Ukraina Setuju Gencatan Senjata 30 Hari, Ini Respons Rusia
7 Fakta Donald Trump...
7 Fakta Donald Trump Memecat Tentara Transgender AS, dari 12.000 Prajurit LGBT hingga Bumerang Kepalsuan
7 Negara yang Berebut...
7 Negara yang Berebut Kekuasaan di Arktik, Rusia Jadi Jagoannya
Rekomendasi
Propam Polri Gelar Sidang...
Propam Polri Gelar Sidang Etik Pekan Depan, Eks Kapolres Ngada Terancam Dipecat
5 Potret Cantik Luna...
5 Potret Cantik Luna Bijl, Model Belanda yang Jadi Pacar Maarten Paes
Profil Samuel Silalahi...
Profil Samuel Silalahi Pemain Keturunan Indonesia Berdarah Batak yang Dipanggil Timnas Norwegia U-21
Berita Terkini
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
47 menit yang lalu
Bosnia Buru Presiden,...
Bosnia Buru Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Parlemen Republika Srpska
1 jam yang lalu
Penjualan Mobil Anjlok,...
Penjualan Mobil Anjlok, Volkswagen akan Produksi Senjata dan Peralatan Militer
2 jam yang lalu
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
3 jam yang lalu
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
4 jam yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
4 jam yang lalu
Infografis
Respons Rusia soal Trump...
Respons Rusia soal Trump Telepon Putin untuk Akhiri Perang Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved