Jenderal Iran Tak Sabar Ingin Serang Israel Lagi, Tunggu Perang Zionis-Hizbullah Pecah

Rabu, 03 Juli 2024 - 19:37 WIB
loading...
Jenderal Iran Tak Sabar Ingin Serang Israel Lagi, Tunggu Perang Zionis-Hizbullah Pecah
Komandan Angkatan Udara IRGC Iran Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh mengaku tak sabar untuk menyerang Israel lagi setelah serangan 13 April lalu. Foto/via Times of Israel
A A A
TEHERAN - Seorang jenderal Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengaku sudah tidak sabar untuk menyerang Israel lagi setelah serangan ratusan rudal dan drone pada April lalu.

Komandan Angkatan Udara IRGC Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh mengatakan; “Tangan kami terikat, kecuali perang dengan Hizbullah pecah."

“Syarat untuk melakukan tindakan langsung terhadap Israel saat ini tidak terbuka bagi kami. Jelas bahwa senjata sekutu kami di Palestina, Lebanon, dan tempat lain dikirim melalui Iran,” katanya, seperti dikutip Ynet, Rabu (3/7/2024).



“Dalam Operasi Janji Senjati pada 13 April, kami menembakkan 300 rudal (ke arah Israel). Kami sangat menantikan kesempatan untuk Operasi Janji Sejati 2, yang mana saya tidak tahu berapa banyak rudal yang harus digunakan,” kata Hajizadeh.

Militer Israel mengeklaim lebih dari 350 drone dan rudal diluncurkan Iran dalam serangan 13 April, namun 99 persen berhasil dicegat oleh koalisi yang dipimpin oleh Amerika Serikat.

Komentarnya disampaikan ketika dia bertemu dengan anggota keluarga orang-orang yang terbunuh di Jalur Gaza selama perang yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas.

“Kami telah menyaksikan kejahatan rezim Zionis, yang didukung oleh Amerika dan Eropa selama hampir sembilan bulan. Kami menyaksikan kejahatan besar yang dilakukan oleh arogansi dan rezim Zionis terhadap rakyat [Palestina] setiap hari. Kami mendukung Palestina," papar jenderal Iran tersebut.

Hajizadeh juga mencatat dua serangan sebelumnya yang dilakukan IRGC. Pertama terjadi pada tahun 2019 ketika Iran menjatuhkan drone militer AS, Global Hawk, yang diklaim sedang melakukan misi mata-mata di wilayah Iran.

Washington berpendapat bahwa pesawat tak berawak itu menjadi sasaran di wilayah udara internasional dalam apa yang digambarkannya sebagai “serangan tak beralasan.”

Insiden kedua terjadi pada tahun 2020 ketika IRGC meluncurkan lebih dari 12 rudal balistik di Pangkalan Udara Al Asad di Al Anbar, Irak barat, dan pangkalan udara lainnya di Erbil sebagai pembalasan atas pembunuhan komandan IRGC Qassem Soleimani oleh serangan pesawat tak berawak AS.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0820 seconds (0.1#10.140)
pixels