Lagi, Korut Peringatkan AS Soal Penyitaan Kapal yang Ditangkap Indonesia

Rabu, 22 Mei 2019 - 05:37 WIB
Lagi, Korut Peringatkan AS Soal Penyitaan Kapal yang Ditangkap Indonesia
Lagi, Korut Peringatkan AS Soal Penyitaan Kapal yang Ditangkap Indonesia
A A A
NEW YORK - Korea Utara (Korut) meningkatkan kampanyenya terhadap Amerika Serikat (AS) untuk mengembalikan kapal kargo milik Pyongyang. Korut memperingatkan Washington bahwa mereka telah melanggar kedaulatannya dalam suatu sebuah langkah yang dapat mempengaruhi perkembangan masa depan kedua negara.

Dalam sebuah konferensi pers, Duta Besar Korut untuk PBB Kim Song menuntut segera kapal itu untuk segera dikembalikan. Awal bulan ini, AS telah menyita kapal yang sempat ditangkap Indonesia itu atas tuduhan digunakan untuk pengiriman batu bara yang melanggar sanksi AS dan PBB.

“Amerika Serikat harus mempertimbangkan dan memikirkan konsekuensi tindakan keterlaluannya terhadap perkembangan di masa depan. Amerika Serikat juga harus mengembalikan kapal barang kami tanpa penundaan,” kata Kim.

"Kami menganggapnya sebagai bagian dari wilayah kami di mana kedaulatan kami sepenuhnya dilaksanakan," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (22/5/2019).

Ia mengatakan perampasan kapal, yang bernama sebagai "Wise Honest," menentang semangat pernyataan Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un setelah pertemuan pertama mereka di Singapura pada Juni 2018 lalu. Mereka berjanji untuk membangun ikatan baru antara negara mereka dan bekerja menuju denuklirisasi Korut.

Departemen Kehakiman AS awal bulan ini mengatakan kapal itu disita dan dikandangkan ke Samoa Amerika. Kapal itu pertama kali ditahan oleh Indonesia pada April 2018.

Baca Juga: Kapal Korut yang Ditangkap Indonesia Dibawa AS ke Samoa Amerika

Pertemuan kedua antara Trump dan Kim Jong-un di Hanoi, Vietnam, berujung kegagalan pada bulan Februari lalu. Dengan terhentinya pembicaraan mengenai denuklirisasi, Korut melanjutkan uji coba senjata lebih banyak bulan ini. Tes itu dilihat sebagai aksi protes Kim Jong-un setelah Trump menolak permintaannya untuk bantuan sanksi di KTT Hanoi.

Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat memperkuat sanksi terhadap Korut sejak 2006 dalam upaya untuk menghentikan pendanaan program-program rudal balistik dan nuklir Pyongyang, melarang ekspor termasuk batu bara, besi, timah, tekstil dan makanan laut, serta membatasi impor minyak mentah dan produk-produk minyak sulingan.

"Kami akan berhati-hati mengawasi setiap gerakan Amerika Serikat," kata Kim.

Kim sebelumnya menulis kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada hari Kamis untuk memintanya mengambil langkah-langkah mendesak atas masalah ini. Juru bicara PBB, Stephane Dujarric mengatakan pada hari Selasa bahwa surat itu telah diterima.

Baca Juga: Kapalnya Disita AS, Korut Ngadu ke Sekjen PBB

"Kami melihatnya. Masalah sanksi, penerapan sanksi, interpretasi sanksi, benar-benar menjadi masalah bagi Dewan Keamanan PBB untuk memutuskan dan membahas,” katanya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3922 seconds (0.1#10.140)