Kenapa Muslim di Siprus Minoritas? Ini Penjelasannya
loading...
A
A
A
NICOSIA - Siprus merupakan negara kepulauan di Laut Mediterania. Letaknya berada di utara Semenanjung Sinai, selatan Semenanjung Anatolia, serta bagian barat Levant.
Secara geografis, negara ini menjadi bagian dari Asia Barat. Namun, ikatan geopolitik dan budaya membawa Siprus lebih condong mengarah ke Eropa Tenggara.
Pada riwayatnya, Siprus memiliki sejarah panjang dan beragam dalam hal agama. Dari berbagai agama yang menjadi kepercayaan warga negaranya, Kristen Ortodoks saat ini menjadi mayoritas.
Selain Kristen Ortodoks, ada beberapa agama lain yang banyak dianut warga Siprus, termasuk Islam yang memiliki sejarah panjang tersendiri. Lantas, mengapa Islam menjadi minoritas di negara ini?
Pada sejarahnya, Siprus adalah rumah dari berbagai agama dan budaya. Keberadaan Islam sendiri bisa ditelusuri sejak era penaklukan Ottoman.
Mengutip laman Muslim Go Travel, Ottoman menaklukkan Siprus sekitar abad ke-16. Setelah itu, mereka membangun Masjid dan Madrasah (lembaga pendidikan) untuk melayani banyak Muslim Turki yang mulai berdatangan dari Turki Selatan.
Penduduk asli yang berstatus umat Kristen Siprus Yunani menyambut baik kedatangan mereka. Selama beberapa waktu ke depan, keduanya pun hidup berdampingan dalam harmoni.
Singkatnya, Ottoman memerintah Siprus dari tahun 1571-1878. Periode tersebut memberi mereka waktu untuk meninggalkan populasi Muslim dalam jumlah besar yang bahkan disebutkan setara dengan seperlima dari seluruh populasi.
Sejarah kembali berubah setelah Inggris datang. Mereka mulai mendorong etnis Yunani Nasrani agar bermigrasi ke Siprus demi mengubahnya menjadi semenanjung yang mayoritasnya non-Muslim.
Setelahnya, jumlah pemeluk Kristen di Siprus yang berasal dari luar semakin meningkat, sementara penduduk Muslim cenderung berkurang. Pasca intervensi Turki secara militer pada 1974, semenanjung terbagi menjadi dua bagian.
Maka dari itu, Siprus sering disebut terbagi menjadi dua wilayah, yakni Siprus Yunani dan Siprus Turki. Bahkan, dalam budaya pun Siprus terbagi menjadi Turki di bagian utara dan Yunani di selatan.
Saat ini, agama mayoritas penduduk Siprus Yunani adalah Kristen Ortodoks (78%), sedangkan Siprus Turki yang merupakan Muslim sebesar 18%. Agama-agama lain juga terwakili di negara ini, termasuk Maronit dan Apostolics Armenia.
Berdasarkan penjelasan di atas, bisa diketahui bahwa sebenarnya Islam memang tidak pernah menjadi agama mayoritas di Siprus. Bahkan, saat era Ottoman pun jumlahnya hanya seperlima dari total populasi.
Kendati begitu, Islam memiliki sejarahnya sendiri di Siprus. Bahkan, saat ini pemeluknya pun terbilang lumayan banyak jika dibandingkan negara-negara Barat.
Secara geografis, negara ini menjadi bagian dari Asia Barat. Namun, ikatan geopolitik dan budaya membawa Siprus lebih condong mengarah ke Eropa Tenggara.
Pada riwayatnya, Siprus memiliki sejarah panjang dan beragam dalam hal agama. Dari berbagai agama yang menjadi kepercayaan warga negaranya, Kristen Ortodoks saat ini menjadi mayoritas.
Selain Kristen Ortodoks, ada beberapa agama lain yang banyak dianut warga Siprus, termasuk Islam yang memiliki sejarah panjang tersendiri. Lantas, mengapa Islam menjadi minoritas di negara ini?
Kenapa Muslim di Siprus Minoritas?
Pada sejarahnya, Siprus adalah rumah dari berbagai agama dan budaya. Keberadaan Islam sendiri bisa ditelusuri sejak era penaklukan Ottoman.
Mengutip laman Muslim Go Travel, Ottoman menaklukkan Siprus sekitar abad ke-16. Setelah itu, mereka membangun Masjid dan Madrasah (lembaga pendidikan) untuk melayani banyak Muslim Turki yang mulai berdatangan dari Turki Selatan.
Penduduk asli yang berstatus umat Kristen Siprus Yunani menyambut baik kedatangan mereka. Selama beberapa waktu ke depan, keduanya pun hidup berdampingan dalam harmoni.
Singkatnya, Ottoman memerintah Siprus dari tahun 1571-1878. Periode tersebut memberi mereka waktu untuk meninggalkan populasi Muslim dalam jumlah besar yang bahkan disebutkan setara dengan seperlima dari seluruh populasi.
Sejarah kembali berubah setelah Inggris datang. Mereka mulai mendorong etnis Yunani Nasrani agar bermigrasi ke Siprus demi mengubahnya menjadi semenanjung yang mayoritasnya non-Muslim.
Setelahnya, jumlah pemeluk Kristen di Siprus yang berasal dari luar semakin meningkat, sementara penduduk Muslim cenderung berkurang. Pasca intervensi Turki secara militer pada 1974, semenanjung terbagi menjadi dua bagian.
Maka dari itu, Siprus sering disebut terbagi menjadi dua wilayah, yakni Siprus Yunani dan Siprus Turki. Bahkan, dalam budaya pun Siprus terbagi menjadi Turki di bagian utara dan Yunani di selatan.
Saat ini, agama mayoritas penduduk Siprus Yunani adalah Kristen Ortodoks (78%), sedangkan Siprus Turki yang merupakan Muslim sebesar 18%. Agama-agama lain juga terwakili di negara ini, termasuk Maronit dan Apostolics Armenia.
Berdasarkan penjelasan di atas, bisa diketahui bahwa sebenarnya Islam memang tidak pernah menjadi agama mayoritas di Siprus. Bahkan, saat era Ottoman pun jumlahnya hanya seperlima dari total populasi.
Kendati begitu, Islam memiliki sejarahnya sendiri di Siprus. Bahkan, saat ini pemeluknya pun terbilang lumayan banyak jika dibandingkan negara-negara Barat.
(sya)