Brazil Klaim Perpecahan Landa Kepemimpinan Angkatan Darat Venezuela
A
A
A
BRASILIA - Presiden Brazil Jair Bolsonaro mengatakan kepemimpinan Presiden Nicolas Maduro di Venezuela dapat dipertanyakan karena perpecahan di tentara Venezuela yang lebih mendukung pemimpin oposisi Juan Guaido.
"Saya memuji dan mengakui semangat patriotik dan demokrasi yang (Guaido) harus perjuangkan untuk kebebasan di partainya," kata Bolsonaro, yang telah menjadi kritikus vokal presiden Venezuela Nicolas Maduro, seperti dikutip dari Sputnik, Kamis (2/5/2019).
Ia menambahkan bahwa dia telah menerima informasi bahwa keretakan di dalam pasukan Venezuela masih dapat menyebabkan “keruntuhan” pemerintahan Nicolas Maduro.
"Informasi yang kami miliki adalah bahwa ada fraktur (perpecahan) yang semakin dekat dan dekat dengan kepemimpinan angkatan bersenjata (Venezuela)," kata Bolsonaro dalam sambutan yang disiarkan oleh saluran Globo News.
Presiden Brazil menambahkan bahwa pemerintahnya tidak memiliki kontak dengan Amerika Serikat (AS) mengenai penggunaan wilayah Brazil sebagai basis untuk pontensi intervensi militer di Venezuela, dan jika ada permintaan seperti itu, dewan pertahanan dan Kongres akan terlibat dalam pengambilan keputusan.
Sebelumnya, pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido dan para pendukungnya berkumpul di Caracas di depan pangkalan militer La Carlota, mengumumkan dimulainya 'tahap akhir' dari apa yang disebut kampanye "Operasi Kebebasan" untuk menggulingkan pemerintah yang sah. Guaido pun meminta pada militer untuk bergabung dengan aksi protes terhadap Maduro.
Krisis politik di negara itu meningkat pada bulan Januari setelah Guaido menyatakan dirinya sebagai presiden sementara yang menyerukan pemilu baru. Deklarai itu hanya beberapa minggu setelah pelantikan Maduro untuk masa jabatan kedua.
Guaido menerima dukungan langsung dari AS dan sekutunya di Amerika Latin, serta Kanada, sementara Rusia, China, dan puluhan negara lain menyuarakan dukungan untuk pemerintah yang sah atau mendesak tidak campur tangan dalam urusan internal Venezuela.
"Saya memuji dan mengakui semangat patriotik dan demokrasi yang (Guaido) harus perjuangkan untuk kebebasan di partainya," kata Bolsonaro, yang telah menjadi kritikus vokal presiden Venezuela Nicolas Maduro, seperti dikutip dari Sputnik, Kamis (2/5/2019).
Ia menambahkan bahwa dia telah menerima informasi bahwa keretakan di dalam pasukan Venezuela masih dapat menyebabkan “keruntuhan” pemerintahan Nicolas Maduro.
"Informasi yang kami miliki adalah bahwa ada fraktur (perpecahan) yang semakin dekat dan dekat dengan kepemimpinan angkatan bersenjata (Venezuela)," kata Bolsonaro dalam sambutan yang disiarkan oleh saluran Globo News.
Presiden Brazil menambahkan bahwa pemerintahnya tidak memiliki kontak dengan Amerika Serikat (AS) mengenai penggunaan wilayah Brazil sebagai basis untuk pontensi intervensi militer di Venezuela, dan jika ada permintaan seperti itu, dewan pertahanan dan Kongres akan terlibat dalam pengambilan keputusan.
Sebelumnya, pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido dan para pendukungnya berkumpul di Caracas di depan pangkalan militer La Carlota, mengumumkan dimulainya 'tahap akhir' dari apa yang disebut kampanye "Operasi Kebebasan" untuk menggulingkan pemerintah yang sah. Guaido pun meminta pada militer untuk bergabung dengan aksi protes terhadap Maduro.
Krisis politik di negara itu meningkat pada bulan Januari setelah Guaido menyatakan dirinya sebagai presiden sementara yang menyerukan pemilu baru. Deklarai itu hanya beberapa minggu setelah pelantikan Maduro untuk masa jabatan kedua.
Guaido menerima dukungan langsung dari AS dan sekutunya di Amerika Latin, serta Kanada, sementara Rusia, China, dan puluhan negara lain menyuarakan dukungan untuk pemerintah yang sah atau mendesak tidak campur tangan dalam urusan internal Venezuela.
(ian)