Imbas Jatuh di Jepang, Singapura Ingin Pastikan Keamanan Jet F-35

Senin, 15 April 2019 - 11:27 WIB
Imbas Jatuh di Jepang, Singapura Ingin Pastikan Keamanan Jet F-35
Imbas Jatuh di Jepang, Singapura Ingin Pastikan Keamanan Jet F-35
A A A
SINGAPURA - Kementerian Pertahanan (Mindef) Singapura ingin memastikan F-35 Joint Strike Fighter (JSF) aman untuk dioperasikan sebelum memperolehnya dari Lockheed Martin Amerika Serikat (AS). Reaksi itu muncul setelah jet tempur F-35A Jepang jatuh dan hilang di Samudra Pasifik pada 9 April lalu.

Pesawat jet tempur siluman itu jatuh di Samudra Pasifik selama misi pelatihan. Puing jet tempur dan pilotnya hingga kini belum ditemukan. Insiden yang belum diketahui penyebabnya itu mendorong Jepang untuk mengandangkan armada pesawat tempur F-35A untuk sementara waktu.

F-35A adalah salah satu dari tiga varian utama F-35, jet tempur termahal dan diklaim paling canggih di dunia. Ada juga varian F-35B, yang dirancang untuk lepas landas pendek dan pendaratan vertikal dan F-35C yang dirancang untuk digunakan pada kapal induknya.

Singapura sangat tertarik untuk membeli F-35B, yang dapat lepas landas dari landasan pacu yang lebih pendek dan mendarat seperti helikopter.

Mindef Singapura menanggapi pertanyaan surat kabar setempat, Today, apakah insiden yang dialami Jepang akan mempengaruhi keputusan untuk membeli jet tempur F-35. "Mindef dan Angkatan Bersenjata Singapura akan memperoleh empat F-35 JSF pada tahap awal, dengan opsi delapan pada tahap berikutnya jika kita memutuskan untuk melanjutkan," kata Mindef melalui seorang juru bicara.

"Ini akan memungkinkan kita untuk melakukan evaluasi penuh atas kemampuan dan kesesuaian pesawat," lanjut juru bicara tersebut tanpa disebutkan namanya, yang dilansir Senin (15/4/2019).

Mindef menambahkan bahwa pihaknya memiliki proses evaluasi yang ketat dan sedang memantau investigasi kecelakaan F-35 Jepang. "Kami akan memastikan bahwa F-35 JSF memenuhi persyaratan kami, dan aman untuk dioperasikan sebelum memperolehnya untuk kebutuhan pertahanan kami," imbuh juru bicara Mindef.

Keputusan untuk membeli empat F-35 JSF diumumkan oleh Menteri Pertahanan Ng Eng Hen awal Maret lalu. Menurut Ng saat ini menjadi waktu yang tepat untuk mengajukan permintaan untuk F-35 karena harganya telah jatuh karena pesanan yang "sehat" dari Amerika Serikat dan 10 negara lain, termasuk Inggris, Jepang dan Korea Selatan.

Jet F-35A Jepang hilang sekitar pukul 19.30 pada hari Selasa. Pesawat itu hilang kontak 30 menit setelah lepas landas dari Pangkalan Udara Misawa di Prefektur Aomori dengan tiga pesawat lain.

Menteri Pertahanan Jepang Takeshi Iwaya mengatakan pesawat itu mengirim sinyal "aborting practice" dan menghilang dari radar.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5705 seconds (0.1#10.140)