Kota Hantu Terus Bermunculan di Meksiko karena Kekejaman Kartel Narkoba
loading...
A
A
A
NEW MEXICO - Ribuan penduduk meninggalkan kota kecil Tila di Meksiko , melarikan diri dari pengepungan intensif selama tiga hari yang dilakukan oleh orang-orang bersenjata lengkap. Itu menjadikan Tila menjadi kota hantu, dan masih terlalu takut.
Warga kota tersebut juga takut kembali ke rumah mereka meskipun pasukan pemerintah sudah berpatroli di jalan-jalan yang kosong. “Sepanjang malam kami mendengarkan peluru lewat,” kata Maria, seorang penduduk kota Tila di Meksiko selatan, sekitar 230 km dari ibu kota negara bagian Chiapas, Tuxtla Gutierrez, dilansir Reuters.
Pada malam tanggal 4 Juni, puluhan pria bersenjata lengkap tiba di Tila dengan truk dan mulai menembaki rumah-rumah, tempat usaha, dan membakar gedung-gedung, kata para saksi mata kepada Reuters.
Seorang pria yang tidak menyebutkan identitas dirinya karena alasan keamanan mengatakan orang-orang bersenjata kembali keesokan harinya dengan senjata kaliber tinggi dan pakaian militer.
Kekerasan di Tila berlangsung selama tiga hari hingga tanggal 7 Juni, ketika tentara tiba. Pihak berwenang negara bagian mengatakan sekitar 5.000 tentara telah dikerahkan ke daerah tersebut dan enam tersangka ditahan.
Seluruh penduduk Tila, sekitar 4.000 orang, meninggalkan rumah mereka, beberapa diantaranya naik bus pemerintah ke tempat penampungan terdekat, di mana banyak di antara mereka yang masih tinggal hingga saat ini, tidur di atas tikar di tanah.
“Kami tidak akan kembali,” kata seorang pedagang berusia 60 tahun yang mengidentifikasi dirinya sebagai Saul. “Sampai kita tahu bahwa ketika kita meninggalkan rumah, mereka tidak akan membunuh kita.”
Puluhan warga yang meninggalkan daerah tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa para penyerang, banyak yang menutupi wajah mereka dan beberapa di antaranya tampaknya masih di bawah umur, menjarah toko-toko, membakar mobil dan mencoba masuk ke rumah-rumah.
Rekaman setelah serangan menunjukkan kota yang masih sepi, jalanan dipenuhi kendaraan hangus, jendela pecah, dan lubang peluru.
Banyak komunitas Meksiko telah menjadi kota hantu karena orang-orang mencari perlindungan dari kekerasan geng dengan mengajukan permohonan suaka ke Amerika Serikat.
Meskipun pemerintah bersikukuh bahwa kekerasan di Tila disebabkan oleh sengketa tanah setempat, warga setempat mengatakan bahwa kelompok kejahatan terorganisir telah lama memeras mereka dan akan menghukum mereka yang tidak membayar.
“Selama berbulan-bulan, siapa pun yang tidak membayar akan dibunuh,” kata Maria, berbicara dari tempat penampungan di Yajalon, sekitar 30 km jauhnya.
“Mereka mengancam akan merekrut generasi muda, memperkosa perempuan, dan itulah alasan kami pergi.”
Warga melaporkan meningkatnya kekerasan dalam beberapa tahun terakhir, serta peningkatan perdagangan narkoba dan pemerasan.
Presiden terpilih Meksiko Claudia Sheinbaum, yang akan mengambil alih kekuasaan pada bulan Oktober, telah berjanji untuk memerangi pemerasan di negara tersebut, yang merupakan tempat berkembangnya medan pertempuran antara kartel kriminal yang memperdagangkan narkoba sebagian besar ke pasar Amerika.
Meskipun pemerintah AS telah mendorong Meksiko untuk memberantas lebih keras kejahatan narkoba, Meksiko telah menekan AS untuk berbuat lebih banyak guna mencegah senjata api melintasi perbatasan selatannya.
Dulunya relatif tidak tersentuh oleh kekerasan geng, Chiapas kini menjadi lokasi perang wilayah antara Kartel Generasi Baru Jalisco (CJNG) dan Kartel Sinaloa dan semakin banyak orang yang melarikan diri dari kekerasan dan pemerasan.
“Mereka membakar kedua rumah saya,” kata warga Tila lainnya. “Kami menunggu pihak berwenang mengambil tindakan serius.”
Warga kota tersebut juga takut kembali ke rumah mereka meskipun pasukan pemerintah sudah berpatroli di jalan-jalan yang kosong. “Sepanjang malam kami mendengarkan peluru lewat,” kata Maria, seorang penduduk kota Tila di Meksiko selatan, sekitar 230 km dari ibu kota negara bagian Chiapas, Tuxtla Gutierrez, dilansir Reuters.
Pada malam tanggal 4 Juni, puluhan pria bersenjata lengkap tiba di Tila dengan truk dan mulai menembaki rumah-rumah, tempat usaha, dan membakar gedung-gedung, kata para saksi mata kepada Reuters.
Seorang pria yang tidak menyebutkan identitas dirinya karena alasan keamanan mengatakan orang-orang bersenjata kembali keesokan harinya dengan senjata kaliber tinggi dan pakaian militer.
Kekerasan di Tila berlangsung selama tiga hari hingga tanggal 7 Juni, ketika tentara tiba. Pihak berwenang negara bagian mengatakan sekitar 5.000 tentara telah dikerahkan ke daerah tersebut dan enam tersangka ditahan.
Seluruh penduduk Tila, sekitar 4.000 orang, meninggalkan rumah mereka, beberapa diantaranya naik bus pemerintah ke tempat penampungan terdekat, di mana banyak di antara mereka yang masih tinggal hingga saat ini, tidur di atas tikar di tanah.
Baca Juga
“Kami tidak akan kembali,” kata seorang pedagang berusia 60 tahun yang mengidentifikasi dirinya sebagai Saul. “Sampai kita tahu bahwa ketika kita meninggalkan rumah, mereka tidak akan membunuh kita.”
Puluhan warga yang meninggalkan daerah tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa para penyerang, banyak yang menutupi wajah mereka dan beberapa di antaranya tampaknya masih di bawah umur, menjarah toko-toko, membakar mobil dan mencoba masuk ke rumah-rumah.
Rekaman setelah serangan menunjukkan kota yang masih sepi, jalanan dipenuhi kendaraan hangus, jendela pecah, dan lubang peluru.
Banyak komunitas Meksiko telah menjadi kota hantu karena orang-orang mencari perlindungan dari kekerasan geng dengan mengajukan permohonan suaka ke Amerika Serikat.
Meskipun pemerintah bersikukuh bahwa kekerasan di Tila disebabkan oleh sengketa tanah setempat, warga setempat mengatakan bahwa kelompok kejahatan terorganisir telah lama memeras mereka dan akan menghukum mereka yang tidak membayar.
“Selama berbulan-bulan, siapa pun yang tidak membayar akan dibunuh,” kata Maria, berbicara dari tempat penampungan di Yajalon, sekitar 30 km jauhnya.
“Mereka mengancam akan merekrut generasi muda, memperkosa perempuan, dan itulah alasan kami pergi.”
Warga melaporkan meningkatnya kekerasan dalam beberapa tahun terakhir, serta peningkatan perdagangan narkoba dan pemerasan.
Presiden terpilih Meksiko Claudia Sheinbaum, yang akan mengambil alih kekuasaan pada bulan Oktober, telah berjanji untuk memerangi pemerasan di negara tersebut, yang merupakan tempat berkembangnya medan pertempuran antara kartel kriminal yang memperdagangkan narkoba sebagian besar ke pasar Amerika.
Meskipun pemerintah AS telah mendorong Meksiko untuk memberantas lebih keras kejahatan narkoba, Meksiko telah menekan AS untuk berbuat lebih banyak guna mencegah senjata api melintasi perbatasan selatannya.
Dulunya relatif tidak tersentuh oleh kekerasan geng, Chiapas kini menjadi lokasi perang wilayah antara Kartel Generasi Baru Jalisco (CJNG) dan Kartel Sinaloa dan semakin banyak orang yang melarikan diri dari kekerasan dan pemerasan.
“Mereka membakar kedua rumah saya,” kata warga Tila lainnya. “Kami menunggu pihak berwenang mengambil tindakan serius.”
(ahm)