Negara NATO Ini Target Empuk Nuklir Rusia, Diklaim Bisa Lumpuhkan Energi Eropa

Kamis, 06 Juni 2024 - 12:19 WIB
loading...
Negara NATO Ini Target...
Belanda disebut sebagai target empuk serangan nuklir Rusia jika konflik Moskow dan NATO pecah. Alasannya, Belanda jadi tempat 60 persen pasokan energi untuk benua Eropa. Foto/USNI
A A A
MOSKOW - Seorang politisi Rusia menyerukan serangan nuklir terhadap sebuah Belanda jika konflik Moskow dan aliansi tersebut pecah.

Andrey Gurulyov, anggota Parlemen (Duma) Rusia dan mantan wakil komandan Distrik Militer Selatan Rusia, membuat seruan tersebut saat tampil di program televisi Russia 1, "Evening With Vladimir Solovyov".

Para tamu di acara tersebut, termasuk Gurulyov, sering mengeluarkan ancaman terhadap Barat dan menyerukan serangan terhadap negara-negara yang mendukung Ukraina.

Gurulyov mengatakan bahwa dia telah menemukan 50 hingga 60 persen pasokan hidrokarbon Eropa berlokasi di Belanda.



Tidak jelas data dari mana yang dia kutip dan dia tidak menyebutkan nama kotanya, namun Rotterdam adalah pintu gerbang hidrokarbon yang menyumbang 13 persen dari seluruh energi di Eropa.

“Pantai itu disebut sebagai ‘target gemuk’ oleh militer,” kata Gurulyov, seperti dikutip Newsweek, Kamis (6/6/2024).

"Ada katalog target yang ada, kan? Benar. Kita tahu betul bagaimana cara menimbulkan kerusakan kritis dan melumpuhkannya—sebenarnya hal itu bisa dilakukan dalam sehari dengan penggunaan persenjataan nuklir kita yang minimal."

Pembawa acara Vladimir Solovyov, sekutu Presiden Vladimir Putin, meminta klarifikasi dari Gurulyov apakah yang dia maksud adalah serangan nuklir diperlukan.

Anggota Parlemen tersebut menjawab: "Tentu saja. Saya pikir kita perlu menunjukkan ketegasan kita—apa yang perlu ditakutkan?"

Di samping klip diskusi tersebut, akun X @wartranslated menulis: "Seorang anggota Parlemen Rusia, Andrey [Gurulyov], yang dikenal karena perilakunya yang aneh, mengusulkan untuk menyerang Belanda dengan senjata nuklir untuk membuat Eropa bertekuk lutut."

Gurulyov telah berulang kali menggambarkan invasi besar-besaran Putin ke Ukraina sebagai perang proksi antara Moskow dan Barat.

Pada tahun 2022, dia memperingatkan akan adanya konflik “kosong” dengan NATO. Pada bulan Desember 2023, dia mengatakan bahwa perang Putin akan berlangsung “lebih jauh” dibandingkan dengan perang Ukraina sekarang ini.

Sementara itu, Presiden Vladimir Putin dalam konferensi pers yang langka dengan media asing di sela-sela Forum Ekonomi Internasional St Petersburg pada hari Rabu, mengatakan Rusia tidak mengesampingkan penggunaan senjata nuklir.

“Untuk beberapa alasan, Barat percaya bahwa Rusia tidak akan pernah menggunakannya,” kata Putin, ketika menjawab pertanyaan kapan Rusia akan menggunakan senjata nuklir.

Putin mengatakan penggunaan senjata tersebut tetap sesuai dengan doktrin nuklir Rusia tahun 2020.

Dokumen doktrin tersebut memberi wewenang kepada pemerintah Rusia untuk mempertimbangkan opsi serangan nuklir jika senjata pemusnah massal digunakan untuk melawan negaranya atau jika keberadaan negara terancam.

“Kami memiliki doktrin nuklir. Lihat apa yang tertulis di dalamnya. Jika tindakan seseorang mengancam kedaulatan dan integritas wilayah kami, kami menganggap mungkin bagi kami untuk menggunakan segala cara yang kami miliki," kata Putin, seperti dikutip Reuters.

"Hal ini tidak boleh dianggap enteng dan dangkal," lanjut Putin.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0960 seconds (0.1#10.140)