Giliran Slovenia Akan Akui Palestina sebagai Negara Merdeka dan Berdaulat
loading...
A
A
A
LJUBLJANA - Perdana Menteri Slovenia Robert Golob mengatakan pada Kamis bahwa pemerintah menyetujui keputusan untuk mengakui Palestina sebagai negara merdeka dan berdaulat.
Keputusan itu mengikuti langkah Spanyol, Irlandia dan Norwegia yang sudah memberikan pengakuan secara resmi pada 28 Mei.
“Hari ini pemerintah memutuskan untuk mengakui Palestina sebagai negara merdeka dan berdaulat,” ujar PM Golob pada konferensi pers di Ljubljana, Kamis, yang dilansir AFP, Jumat (31/5/2024).
Keputusan negara anggota Uni Eropa tersebut masih harus membutuhkan persetujuan Parlemen, di mana legislatif akan melakukan voting terkait pengakuan itu pada Selasa depan.
Ketua Parlemen Urska Klakocar Zupancic mengatakan voting atau pemungutan suara akan digelar Selasa sore pekan depan.
“Sidang dijadwalkan pada hari Selasa mulai pukul 16.00,” kata Zupancic.
Langkah Slovenia ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas oleh negara-negara Eropa untuk mengoordinasikan tekanan terhadap Israel guna mengakhiri perang di Gaza.
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengecam keputusan pemerintah Slovenia. Katz mengatakan bahwa keputusan tersebut memberi penghargaan kepada Hamas atas pembunuhan dan pemerkosaan—merujuk pada serangan kelompok perlawanan Palestina tersebut pada 7 Oktober terhadap Israel.
Dalam sebuah pernyataan, Katz mengatakan tindakan Slovenia juga memperkuat musuh bebuyutan Israel; Iran, dan merusak “persahabatan erat antara rakyat Slovenia dan Israel.”
“Saya berharap parlemen Slovenia menolak rekomendasi tersebut," kata Katz.
Sementara itu, PM Golob menyerukan penghentian segera permusuhan antara Israel dan Hamas di Gaza dan pembebasan semua sandera.
“Ini adalah pesan perdamaian,” katanya.
Pemerintah Slovenia telah mengibarkan bendera Palestina di samping bendera Slovenia dan Uni Eropa di depan gedungnya di pusat kota Ljubljana.
Dari 27 anggota Uni Eropa, Swedia, Siprus, Hongaria, Republik Ceko, Polandia, Slovakia, Rumania, dan Bulgaria telah mengakui negara Palestina. Malta mengatakan hal itu akan segera menyusul.
Inggris dan Australia mengatakan mereka juga mempertimbangkan pengakuan tersebut, namun Prancis mengatakan sekarang bukan waktu yang tepat.
Jerman bergabung dengan sekutu setia Israel, Amerika Serikat, dalam menolak pendekatan unilateral, dan bersikeras bahwa solusi dua negara hanya dapat dicapai melalui dialog.
Parlemen Denmark pada hari Selasa menolak rancangan undang-undang yang mengakui Negara Palestina.
Keputusan itu mengikuti langkah Spanyol, Irlandia dan Norwegia yang sudah memberikan pengakuan secara resmi pada 28 Mei.
“Hari ini pemerintah memutuskan untuk mengakui Palestina sebagai negara merdeka dan berdaulat,” ujar PM Golob pada konferensi pers di Ljubljana, Kamis, yang dilansir AFP, Jumat (31/5/2024).
Keputusan negara anggota Uni Eropa tersebut masih harus membutuhkan persetujuan Parlemen, di mana legislatif akan melakukan voting terkait pengakuan itu pada Selasa depan.
Ketua Parlemen Urska Klakocar Zupancic mengatakan voting atau pemungutan suara akan digelar Selasa sore pekan depan.
“Sidang dijadwalkan pada hari Selasa mulai pukul 16.00,” kata Zupancic.
Langkah Slovenia ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas oleh negara-negara Eropa untuk mengoordinasikan tekanan terhadap Israel guna mengakhiri perang di Gaza.
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengecam keputusan pemerintah Slovenia. Katz mengatakan bahwa keputusan tersebut memberi penghargaan kepada Hamas atas pembunuhan dan pemerkosaan—merujuk pada serangan kelompok perlawanan Palestina tersebut pada 7 Oktober terhadap Israel.
Dalam sebuah pernyataan, Katz mengatakan tindakan Slovenia juga memperkuat musuh bebuyutan Israel; Iran, dan merusak “persahabatan erat antara rakyat Slovenia dan Israel.”
“Saya berharap parlemen Slovenia menolak rekomendasi tersebut," kata Katz.
Sementara itu, PM Golob menyerukan penghentian segera permusuhan antara Israel dan Hamas di Gaza dan pembebasan semua sandera.
“Ini adalah pesan perdamaian,” katanya.
Pemerintah Slovenia telah mengibarkan bendera Palestina di samping bendera Slovenia dan Uni Eropa di depan gedungnya di pusat kota Ljubljana.
Dari 27 anggota Uni Eropa, Swedia, Siprus, Hongaria, Republik Ceko, Polandia, Slovakia, Rumania, dan Bulgaria telah mengakui negara Palestina. Malta mengatakan hal itu akan segera menyusul.
Inggris dan Australia mengatakan mereka juga mempertimbangkan pengakuan tersebut, namun Prancis mengatakan sekarang bukan waktu yang tepat.
Jerman bergabung dengan sekutu setia Israel, Amerika Serikat, dalam menolak pendekatan unilateral, dan bersikeras bahwa solusi dua negara hanya dapat dicapai melalui dialog.
Parlemen Denmark pada hari Selasa menolak rancangan undang-undang yang mengakui Negara Palestina.
(mas)