Putrinya Kabur Gabung ISIS, Ayah Shamima Salahkan Pemerintah Inggris

Kamis, 07 Maret 2019 - 21:59 WIB
Putrinya Kabur Gabung ISIS, Ayah Shamima Salahkan Pemerintah Inggris
Putrinya Kabur Gabung ISIS, Ayah Shamima Salahkan Pemerintah Inggris
A A A
SUNAMGANJ - Ayah pengantin ISIS, Shamima Begum, menyalahkan Pemerintah Inggris karena membiarkan putrinya yang belum dewasa melarikan diri dari negara itu untuk bergabung dengan kelompok teroris tersebut. Dia meminta pemerintah mengizinkan putrinya kembali ke Inggris.

Ayah Shamima, Ahmed Ali, mengatakan Pemerintah Inggris gagal mencegah siswi remaja itu pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Menurutnya, pemerintah seharusnya menyelidiki lebih dalam tentang bagaimana putrinya yang saat itu baru berusia 15 tahun berhasil meninggalkan negara itu tanpa paspor yang sah. (Baca: Inggris Cabut Kewarganegaraan Pengantin ISIS Shamima Begum )

Berbicara dari sebuah desa di Distrik Sunamganj, Bangladesh, di mana dia tinggal saat ini, Ali juga mengatakan kepada Associate Press, yang dilansir Kamis (7/3/2019), bahwa dia akan terus meminta Pemerintah Inggris untuk mengizinkan Shamima kembali ke Inggris.

"Pemerintah Inggris seharusnya khawatir tentang masalah ini, dan mereka juga harus bertanya di sekolah untuk mengetahui bagaimana dia melarikan diri, karena dia adalah seorang siswi," kata Ali.

“Kemudian sebulan kemudian, tiga siswa lagi melarikan diri. Pihak berwenang harus menyelidiki di sekolah mengapa para siswi ini melarikan diri. Mereka bukan orang dewasa," lanjut Ali.

"Sistem imigrasi Inggris sangat terinformasi, sistem paling terinformasi di dunia. Saya selalu mengatakan bagaimana Shamima sampai di sana menggunakan paspor lain?," ujarnya.

"Dia bahkan tidak memiliki paspornya sendiri. Hal-hal ini harus diselidiki juga." (Baca juga: Diancam Dihabisi ISIS, Shamima Begum Kabur dari Kamp Pengungsi Suriah )

Shamima meninggalkan rumahnya di London Timur pada Februari 2015 dalam usia 15 tahun bersama Amira Abase dan Kadiza Sultana untuk bergabung dengan kelompok teroris yang berbasis di Suriah.

Dia menikah dengan militan ISIS berkebangsaan Belanda, Yago Riedijk, hanya 10 hari setelah keberangkatannya. Saat ini, Shamima telah memiliki tiga anak, dua di antaranya meninggal karena kekurangan gizi.

Pada bulan Februari, Shamima yang kini berusia 19 tahun itu melahirkan Jerah, bayi laki-laki yang namanya diambil dari nama panglima perang Islam abad 7.

Shamima, yang ditemukan awal tahun ini di sebuah kamp pengungsi di Suriah oleh seorang reporter Times, telah memohon pemerintah Inggris untuk mengizinkannya kembali ke negara tersebut meskipun dia tidak menyesal telah bergabung dengan ISIS. Dia bahkan menyebut pemboman di Manchester Arena yang mematikan sebagai "pembalasan yang adil".

Tetapi kesempatannya untuk kembali ke Inggris semakin tipis ketika Menteri Dalam Negeri Sajid Javid mencabut status kewarganegaraannya. Menteri Javid menjelaskan bahwa Shamima tidak akan mendapatkan status kewarganegaraan Inggris karena dia memenuhi syarat untuk memiliki paspor Bangladesh.

Keluarganya bersikeras bahwa dia bukan warga negara ganda, dan Bangladesh telah menyatakan tidak akan menerima pengajuan paspornya.

Ayah Shamima mengaku akan terus menekan Pemerintah Inggris untuk menerima kepulangan putrinya secara aman ke London. "Anak saya baru berusia 15 tahun ketika dia melarikan diri, dia belum dewasa," katanya.

"Saya akan meminta Pemerintah Inggris untuk tidak membatalkan kewarganegaraannya, mengembalikan kewarganegaraannya, dan jika dia bersalah, bawa dia kembali ke Inggris dan berikan hukumannya di sana," papar Ali.

Shamima adalah putri bungsu Ali dengan istri pertamanya, Asma Begum.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3478 seconds (0.1#10.140)