Sekjen NATO: China Memicu Perang di Eropa
loading...
A
A
A
LONDON - Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa China memperburuk perang di Eropa dengan mendukung Rusia melawan Ukraina.
"China mengatakan pihaknya ingin menjaga hubungan baik dengan Barat. Namun, pada saat yang sama, Beijing memicu perang di Eropa. Anda tidak bisa melakukan keduanya," kata Stoltenberg dalam wawancara dengan surat kabar Jerman, Welt am Sonntag .
Stoltenberg menekankan pentingnya peran penting dukungan Tiongkok terhadap Rusia dalam konflik Ukraina.
Dia mencatat bahwa ada peningkatan yang jelas dalam penjualan suku cadang mesin, mikroelektronik, dan teknologi lain yang digunakan Moskow untuk memproduksi rudal, tank, dan pesawat terbang untuk perang melawan Ukraina.
Stoltenberg menegaskan kembali bahwa tidak ada rencana untuk mengirim pasukan NATO ke Ukraina atau memperluas payung pertahanan udara aliansi tersebut ke Ukraina, dan menegaskan kembali bahwa NATO tidak akan menjadi bagian dari konflik tersebut.
Mendesak negara-negara NATO untuk memberikan lebih banyak dukungan kepada Ukraina, Stoltenberg mengatakan, "Belum terlambat bagi Ukraina untuk menang. Kita perlu mengirim lebih banyak senjata dan amunisi ke Ukraina, termasuk sistem pertahanan udara dan senjata jarak jauh.
Dia menekankan perlunya sekutu memperbarui inventaris militer mereka dan meningkatkan produksi senjata dan amunisi.
“Jika (Presiden Rusia Vladimir) Putin mendapatkan apa yang diinginkannya di Ukraina, tidak akan ada keamanan abadi di Eropa, dan dunia secara keseluruhan akan menjadi lebih tidak stabil," katanya.
“Kita harus mencegah Rusia melakukan agresi lebih lanjut. Kebijakan yang menenangkan Putin tidak akan berhasil,” tambahnya.
"China mengatakan pihaknya ingin menjaga hubungan baik dengan Barat. Namun, pada saat yang sama, Beijing memicu perang di Eropa. Anda tidak bisa melakukan keduanya," kata Stoltenberg dalam wawancara dengan surat kabar Jerman, Welt am Sonntag .
Stoltenberg menekankan pentingnya peran penting dukungan Tiongkok terhadap Rusia dalam konflik Ukraina.
Dia mencatat bahwa ada peningkatan yang jelas dalam penjualan suku cadang mesin, mikroelektronik, dan teknologi lain yang digunakan Moskow untuk memproduksi rudal, tank, dan pesawat terbang untuk perang melawan Ukraina.
Stoltenberg menegaskan kembali bahwa tidak ada rencana untuk mengirim pasukan NATO ke Ukraina atau memperluas payung pertahanan udara aliansi tersebut ke Ukraina, dan menegaskan kembali bahwa NATO tidak akan menjadi bagian dari konflik tersebut.
Mendesak negara-negara NATO untuk memberikan lebih banyak dukungan kepada Ukraina, Stoltenberg mengatakan, "Belum terlambat bagi Ukraina untuk menang. Kita perlu mengirim lebih banyak senjata dan amunisi ke Ukraina, termasuk sistem pertahanan udara dan senjata jarak jauh.
Dia menekankan perlunya sekutu memperbarui inventaris militer mereka dan meningkatkan produksi senjata dan amunisi.
“Jika (Presiden Rusia Vladimir) Putin mendapatkan apa yang diinginkannya di Ukraina, tidak akan ada keamanan abadi di Eropa, dan dunia secara keseluruhan akan menjadi lebih tidak stabil," katanya.
“Kita harus mencegah Rusia melakukan agresi lebih lanjut. Kebijakan yang menenangkan Putin tidak akan berhasil,” tambahnya.
(ahm)