China Desak Larangan Penjualan Senjata Global untuk Non-Negara

Rabu, 19 Agustus 2020 - 19:19 WIB
loading...
China Desak Larangan...
China mendesak larangan penjualan senjata global untuk aktor non negara. Foto/Ilustrasi
A A A
JENEWA - China meminta negara-negara untuk menahan diri dari menjual senjata kepada aktor non-negara dan berhenti mencampuri urusan internal negara-negara berdaulat melalui penjualan senjata. Hal itu diungkapkan China pada Konferensi Negara-negara Pihak Perjanjian Perdagangan Senjata (ATT) keenam, yang diadakan pada awal pekan ini.

"China menghadiri pertemuan tersebut sebagai anggota negara untuk pertama kalinya, dan menyerahkan pernyataan tertulis, di mana China membuat proposal untuk memperkuat ATT lebih lanjut, termasuk pernyataan yang disebutkan di atas," menurut sebuah postingan akun publik WeChat dari Misi Permanen China untuk Kantor PBB di Jenewa seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (19/8/2020).

Dalam pernyataannya, China juga menekankan pentingnya peningkatan universalitas dan efektivitas Perjanjian Perdagangan Senjata, serta secara aktif melakukan kerja sama dan bantuan internasional.

"Sebagai kontributor aktif bagi perdamaian dunia dan pembela setia tatanan internasional, China mengatakan akan bekerja dengan semua pihak untuk memberikan kontribusi yang lebih besar pada pembangunan tatanan perdagangan senjata yang terstandarisasi dan masuk akal," menurut pernyataan itu.

Dalam panggilan telepon dengan presiden konferensi Federico Villegas dan kepala Sekretariat ATT Dumisani Dladla, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh China untuk Urusan Perlucutan Senjata Li Song mengatakan pihaknya mengambil sikap bijaksana dan bertanggung jawab terhadap ekspor militer, dan menerapkan manajemen yang ketat.

"China secara aktif mendukung komunitas internasional dalam mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengatur perdagangan senjata internasional dan menindak transfer senjata ilegal," ujar Li

Li mencatat bahwa bergabung dengan ATT menunjukkan tekad dan ketulusan China untuk mendukung multilateralisme dan membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia.

Villegas dan Dladla menyambut partisipasi China sebagai negara pihak untuk pertama kalinya, dan menekankan bahwa aksesi China merupakan tonggak penting dalam pengembangan ATT, yang sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan komunitas internasional terhadap ATT, dan selanjutnya mempromosikan proses kontrol senjata multilateral.

China bergabung dengan ATT setelah utusannya untuk PBB menyerahkan instrumen aksesi kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Juli.

Konferensi ini diadakan dari Senin hingga Jumat mendatang.

Pernyataan China ini muncul setelah ketegangan di Selat Taiwan meningkat setelah seringnya transaksi senjata antara Amerika Serikat (AS) dan Taiwan . Beberapa berspekulasi bahwa pernyataan China adalah respon terhadap kebijakan AS yang melanggar janjinya. China dan AS telah menandatangani komunike bersama pada tahun 1982 di mana Washington berjanji untuk mengurangi penjualan senjatanya ke Taiwan. (Baca: Abaikan Ancaman Sanksi China, AS Akan Terus Kirim Senjata ke Taiwan )

Perjanjian perusahaan senjata AS Lockheed Martin untuk menjual 66 jet tempur F-16V ke Taiwan telah diumumkan pada pertengahan Agustus. Ini adalah sebuah langkah yang dengan tegas ditentang China. (Baca: Bersitegang dengan China, Taiwan Tuntaskan Pembelian Jet Tempur F-16 )

Sebagai tindakan balasan, China menyatakan akan menjatuhkan sanksi kepada Lockheed Martin untuk menjaga kepentingan nasional. (Baca: Bantu Upgrade Rudal Patriot untuk Taiwan, China Sanksi Lockheed Martin )
(ber)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1161 seconds (0.1#10.140)