Penjelasan Pakar Mengapa MiG-21 India Bisa Jatuhkan F-16 Pakistan
A
A
A
NEW DELHI - Militer India telah membuktikan bahwa jet tempur MiG-21 miliknya menembak jatuh jet tempur F-16 Pakistan. Insiden ini mengejutkan, pesawat tempur buatan Amerika Serikat (AS) yang jauh lebih modern bisa dijatuhkan jet tempur buatan Rusia yang sudah tua.
Sejauh ini, militer Pakistan tetap menyangkal bahwa F-16 miliknya ditembak jatuh. Namun, bukti yang disodorkan militer India cukup kuat termasuk puing rudal AIM-120 Advanced Medium-Range Air-to-Air Missile atau AIM-120 AMRAAM buatan Amerika Serikat yang memang menjadi senjata F-16.
Pakar militer Mikhail Khodarenok kepada Russia Today, Jumat (1/3/2019), mengatakan jatuhnya F-16 oleh MiG-21—jika dikonfirmasi militer Islamabad—maka sepenuhnya kesalahan pilot Pakistan, bukan faktor pesawat tempurnya.
IAF (Angkatan Udara India) mengonfirmasi bahwa salah satu dari pesawat tempur MiG-21 miliknya menjatuhkan F-16 PAF (Angkatan Udara Pakistan) pada hari Kamis, dua hari setelah Pakistan mengklaim menembak jatuh dua jet tempur India ketika ketegangan terus meningkat antara dua kekuatan nuklir tersebut di wilayah Kashmir yang disengketakan.
"Laporan berita dari zona pertempuran sering mengandung ketidakakuratan atau disinformasi yang disengaja, tetapi itu tidak berarti bahwa MiG-21 tidak dapat mencapai F-16, meskipun kedua pesawat itu sepenuhnya dari generasi yang berbeda," kata Khodarenok, yang merupakan pensiunan kolonel yang pernah bertugas di pasukan pertahanan rudal Rusia.
MiG-21 adalah pesawat jet tempur dan pencegat supersonik generasi ketiga, yang diperkenalkan ke militer Soviet pada tahun 1959. Sedangkan F-16 adalah pesawat tempur multirole supersonik generasi keempat, yang memasuki layanan Angkatan Udara AS hampir dua dekade kemudian .
Jelas, F-16 memiliki karakteristik yang jauh lebih maju, termasuk radius tempur 547 km, dibandingkan dengan MiG-21 yang memiliki radius tempur 370 km.
Namun, Khodarenok menjelaskan bahwa MiG-21 Bison yang digunakan oleh Angkatan Udara India adalah versi pesawat yang sebagian besar dimodernisasi.
"Sistem radar 'Spears' memungkinkan pelacakan pesawat musuh yang masuk pada jarak hingga 57 kilometer di depan dan hingga 30 kilometer di belakang. Ia dapat melacak delapan target pada saat bersamaan, dengan pencarian cepat dan penangkapan otomatis terhadap target yang diamati secara visual dalam mode pertempuran jarak dekat, yang diakhiri dengan penggunaan peluru kendali atau pun meriam," katanya.
MiG-21 Bison memiliki rudal jarak jauh R-77 sebagai bagian dari arsenalnya. "Jadi MiG-21 bisa menembak jatuh F-16 dengan baik. Dan bisa melakukannya dengan mudah," kata Khodarenok. “Selain itu, pesawat terbaik adalah yang memiliki pilot terbaik di dalam," imbuh dia.
Kemarin, komandan Angkatan Darat, Angkatan Udara dan Angkatan Laut bersama-sama berbicara di konferensi pers dan mengungkapkan kebohongan Pakistan bahwa militer Islamabad tidak melibatkan F-16 dalam serangan balasan mereka yang menargetkan instalasi militer India pada hari Rabu. "Ada cukup bukti untuk menunjukkan F-16 digunakan dalam misi ini dan Pakistan berusaha menyembunyikan fakta ini," kata wakil komandan IAF, Marsekal Udara RGK Kapoor.
Sejauh ini, militer Pakistan tetap menyangkal bahwa F-16 miliknya ditembak jatuh. Namun, bukti yang disodorkan militer India cukup kuat termasuk puing rudal AIM-120 Advanced Medium-Range Air-to-Air Missile atau AIM-120 AMRAAM buatan Amerika Serikat yang memang menjadi senjata F-16.
Pakar militer Mikhail Khodarenok kepada Russia Today, Jumat (1/3/2019), mengatakan jatuhnya F-16 oleh MiG-21—jika dikonfirmasi militer Islamabad—maka sepenuhnya kesalahan pilot Pakistan, bukan faktor pesawat tempurnya.
IAF (Angkatan Udara India) mengonfirmasi bahwa salah satu dari pesawat tempur MiG-21 miliknya menjatuhkan F-16 PAF (Angkatan Udara Pakistan) pada hari Kamis, dua hari setelah Pakistan mengklaim menembak jatuh dua jet tempur India ketika ketegangan terus meningkat antara dua kekuatan nuklir tersebut di wilayah Kashmir yang disengketakan.
"Laporan berita dari zona pertempuran sering mengandung ketidakakuratan atau disinformasi yang disengaja, tetapi itu tidak berarti bahwa MiG-21 tidak dapat mencapai F-16, meskipun kedua pesawat itu sepenuhnya dari generasi yang berbeda," kata Khodarenok, yang merupakan pensiunan kolonel yang pernah bertugas di pasukan pertahanan rudal Rusia.
MiG-21 adalah pesawat jet tempur dan pencegat supersonik generasi ketiga, yang diperkenalkan ke militer Soviet pada tahun 1959. Sedangkan F-16 adalah pesawat tempur multirole supersonik generasi keempat, yang memasuki layanan Angkatan Udara AS hampir dua dekade kemudian .
Jelas, F-16 memiliki karakteristik yang jauh lebih maju, termasuk radius tempur 547 km, dibandingkan dengan MiG-21 yang memiliki radius tempur 370 km.
Namun, Khodarenok menjelaskan bahwa MiG-21 Bison yang digunakan oleh Angkatan Udara India adalah versi pesawat yang sebagian besar dimodernisasi.
"Sistem radar 'Spears' memungkinkan pelacakan pesawat musuh yang masuk pada jarak hingga 57 kilometer di depan dan hingga 30 kilometer di belakang. Ia dapat melacak delapan target pada saat bersamaan, dengan pencarian cepat dan penangkapan otomatis terhadap target yang diamati secara visual dalam mode pertempuran jarak dekat, yang diakhiri dengan penggunaan peluru kendali atau pun meriam," katanya.
MiG-21 Bison memiliki rudal jarak jauh R-77 sebagai bagian dari arsenalnya. "Jadi MiG-21 bisa menembak jatuh F-16 dengan baik. Dan bisa melakukannya dengan mudah," kata Khodarenok. “Selain itu, pesawat terbaik adalah yang memiliki pilot terbaik di dalam," imbuh dia.
Kemarin, komandan Angkatan Darat, Angkatan Udara dan Angkatan Laut bersama-sama berbicara di konferensi pers dan mengungkapkan kebohongan Pakistan bahwa militer Islamabad tidak melibatkan F-16 dalam serangan balasan mereka yang menargetkan instalasi militer India pada hari Rabu. "Ada cukup bukti untuk menunjukkan F-16 digunakan dalam misi ini dan Pakistan berusaha menyembunyikan fakta ini," kata wakil komandan IAF, Marsekal Udara RGK Kapoor.
(mas)