PBB: Israel 'Buang' Limbah Nuklir di Wilayah Suriah
A
A
A
NEW YORK - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengungkap sebuah laporan yang menuduh Israel mengubur limbah nuklir radioaktif di Dataran Tinggi Golan, wilayah Suriah yang diduduki selama lebih dari lima dekade.
Guterres dilaporkan akan menyerahkan laporan, yang didasarkan pada dakwaan Suriah terhadap Israel, kepada di sesi ke-40 panel Dewan Hak Asasi Manusia PBB (UNHRC), yang akan berlangsung di Jenewa, Swiss.
"Suriah mencatat bahwa Israel terus mengubur limbah nuklir dengan konten radioaktif di 20 wilayah berbeda yang dihuni oleh warga Suriah Golan Suriah yang diduduki, khususnya di sekitar Gunung al-Sheikh," bunyi laporan itu.
"Praktek ini telah membahayakan jiwa dan kesehatan warga Suriah di Golan Suriah yang diduduki, dan merupakan pelanggaran serius terhadap Konvensi Jenewa Keempat," sambungnya, seperti dilansir PressTV pada Senin (25/2).
Israel adalah satu-satunya pemilik senjata nuklir di Timur Tengah, tetapi kebijakannya adalah untuk tidak mengkonfirmasi atau menyangkal memiliki bom atom. Rezim tersebut diperkirakan memiliki 200 hingga 400 hulu ledak nuklir di gudang senjatanya.
Tel Aviv juga bukan anggota Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) nuklir, yang tujuannya adalah untuk mencegah penyebaran senjata nuklir dan teknologi senjata.
Israel sendiri merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah saat Perang Enam Hari pada 1967 dan terus menduduki dua pertiga wilayah penting yang strategis sejak itu.
Selama beberapa dekade terakhir, Israel telah membangun puluhan permukiman di Dataran Tinggi Golan yang bertentangan dengan seruan internasional pada rezim untuk menghentikan kegiatan konstruksi ilegal.
Guterres dilaporkan akan menyerahkan laporan, yang didasarkan pada dakwaan Suriah terhadap Israel, kepada di sesi ke-40 panel Dewan Hak Asasi Manusia PBB (UNHRC), yang akan berlangsung di Jenewa, Swiss.
"Suriah mencatat bahwa Israel terus mengubur limbah nuklir dengan konten radioaktif di 20 wilayah berbeda yang dihuni oleh warga Suriah Golan Suriah yang diduduki, khususnya di sekitar Gunung al-Sheikh," bunyi laporan itu.
"Praktek ini telah membahayakan jiwa dan kesehatan warga Suriah di Golan Suriah yang diduduki, dan merupakan pelanggaran serius terhadap Konvensi Jenewa Keempat," sambungnya, seperti dilansir PressTV pada Senin (25/2).
Israel adalah satu-satunya pemilik senjata nuklir di Timur Tengah, tetapi kebijakannya adalah untuk tidak mengkonfirmasi atau menyangkal memiliki bom atom. Rezim tersebut diperkirakan memiliki 200 hingga 400 hulu ledak nuklir di gudang senjatanya.
Tel Aviv juga bukan anggota Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) nuklir, yang tujuannya adalah untuk mencegah penyebaran senjata nuklir dan teknologi senjata.
Israel sendiri merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah saat Perang Enam Hari pada 1967 dan terus menduduki dua pertiga wilayah penting yang strategis sejak itu.
Selama beberapa dekade terakhir, Israel telah membangun puluhan permukiman di Dataran Tinggi Golan yang bertentangan dengan seruan internasional pada rezim untuk menghentikan kegiatan konstruksi ilegal.
(esn)