Putin Copot Menhan Rusia di Tengah Perang Melawan Ukraina, Memicu Spekulasi dan Lelucon

Senin, 13 Mei 2024 - 07:21 WIB
loading...
Putin Copot Menhan Rusia...
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) mencopot Menteri Pertahanan Sergei Shoigu di tengah perang melawan Ukraina. Foto/REUTERS
A A A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin mencopot Menteri Pertahanan (Menhan) Sergei Shoigu pada hari Minggu.

Perombakan kabinet yang terjadi di tengah perang Rusia melawan Ukraina ini memicu spekulasi dan lelucon dari sejumlah pihak.

Shoigu, yang telah menjabat selama 12 tahun, akan digantikan Andrei Belousov, mantan wakil perdana menteri dan pakar ekonomi.

Menurut laporan Reuters, Senin (13/5/2024), Shoigu sekarang menjabat sebagai Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia menggantikan Nikolai Patrushev.



Perombakan kabinet ini terjadi ketika Putin memulai masa jabatan presidennya yang kelima dan perang yang terus berkecamuk di Ukraina, yang dimulai sejak Februari 2022.

Menurut Institute for the Study of War (ISW), sebuah lembaga think tank yang berbasis di Washington, D.C, Putin baru-baru ini membuat isyarat publik yang dimaksudkan untuk menghukum Shoigu karena ketidakmampuannya mencapai tujuan militer Kremlin di Ukraina.

ISW menulis dalam penilaiannya pada Kamis lalu mengenai perang di Ukraina bahwa Putin mengadakan pertemuan yang dipublikasikan dengan saingannya Shoigu sebagai cara untuk berusaha mengurangi kekuasaan menteri pertahanan.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada Associated Press pada hari Minggu bahwa Putin memberikan peran menteri pertahanan kepada Belousov. "Karena kementerian tersebut harus terbuka terhadap inovasi dan ide-ide mutakhir," katanya.

"Jika perang berjalan dengan baik bagi Putin, hal ini tidak akan terjadi. Retakan mulai terlihat," kritik Bill Browder, CEO Hermitage Capital, di X.

Ekonom politik Konstantin Sonin menulis di X: "Perubahan baru—Belousov menggantikan Shoigu di [Kementerian] Pertahanan, Shoigu menggantikan Patrushev di Dewan Keamanan adalah ilustrasi sempurna dari teori 'otokrasi yang merosot'. Segalanya tidak berjalan sesuai rencana Putin, namun Putin selalu takut untuk membawa orang-orang baru ke posisi yang berkuasa—bahkan di saat-saat terbaik sekalipun, mereka pastilah orang-orang yang tidak memiliki perspektif sendiri, bahkan lebih dari itu."

Rob Lee, peneliti senior di Foreign Policy Research Institute (FPRI), menulis di X: "Patrushev adalah pecundang besar dalam perombakan tersebut."

“Yang paling dirugikan dalam perombakan ini tampaknya adalah Patrushev, yang juga merupakan salah satu pengambil keputusan utama di balik invasi Ukraina,” lanjut dia.

"Banyak dari pejabat ini telah menjabat posisi mereka selama lebih dari satu dekade, dan ada jelas perlu adanya perubahan," paparnya.

Pengguna X lainnya memanfaatkan kesempatan ini untuk melontarkan lelucon kelam tentang perombakan tersebut.

"Kepergian Shoigu dilakukan secara damai. Dia masih hidup," tulis akun parodi Darth Putin via akun @DarthPutinKGB di X.

Perombakan kabinet terjadi ketika pasukan Rusia memperoleh keuntungan yang signifikan secara taktis di wilayah Kharkiv di timur laut Ukraina, di mana Kyiv kemungkinan memiliki pertahanan yang lebih sedikit.

“Pasukan Rusia melakukan operasi ofensif yang relatif terbatas di sepanjang perbatasan Rusia-Ukraina di utara Oblast Kharkiv dan terus mencapai kemajuan yang signifikan secara taktis di wilayah yang mungkin kurang terlindungi,” tulis ISW pada hari Sabtu.

Sementara itu, Ukraina akan menerima lebih dari 40 Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi M142—yang dikenal sebagai HIMARS—dan amunisi dalam paket baru senilai USD400 juta yang dikirim oleh Amerika Serikat.

Pada hari Jumat, pemerintahan Presiden Amerika Serikt Joe Biden mengumumkan paket bantuan militer Presidential Drawdown Authority (PDA) senilai USD400 juta untuk Ukraina. PDA memungkinkan pengiriman bantuan militer yang dipercepat ke negara-negara asing pada saat dibutuhkan.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1068 seconds (0.1#10.140)