7 Fakta Invasi Israel ke Rafah, Nomor 6 Paling Berbahaya
loading...
A
A
A
Banyak keluarga yang berdesakan di tenda-tenda dan tempat penampungan sementara, menderita kekurangan makanan, air, obat-obatan dan kebutuhan pokok lainnya.
Israel memerintahkan warga sipil pergi ke tempat yang mereka sebut sebagai “zona kemanusiaan yang diperluas” sekitar 20 km (12 mil) jauhnya.
Para pasien mulai meninggalkan Rumah Sakit Abu Yussef Al-Najar di timur Rafah setelah warga dan beberapa orang di dalam rumah sakit menerima panggilan telepon yang memberitahu mereka untuk mengevakuasi daerah yang ditetapkan tentara Israel sebagai zona pertempuran, kata petugas medis dan warga.
Di Jenewa, juru bicara kantor kemanusiaan PBB, Jens Laerke, mengatakan “kepanikan dan keputusasaan” mencengkeram masyarakat di Rafah.
Dia mengatakan, berdasarkan hukum internasional, masyarakat harus memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan evakuasi, dan memiliki rute yang aman menuju daerah aman yang memiliki akses terhadap bantuan. “Hal ini tidak terjadi pada evakuasi Rafah,” papar dia.
“Kota itu penuh dengan persenjataan yang belum meledak, bom-bom besar yang tergeletak di jalan. Itu tidak aman,” ujar dia.
Israel membunuh 34.789 warga Palestina di Gaza, sebagian besar wanita dan anak-anak.
Hamas mengatakan, pada Senin malam, pihaknya telah mengatakan kepada mediator Qatar dan Mesir yang menangani perundingan tidak langsung tersebut bahwa mereka telah menyetujui proposal gencatan senjata, namun Israel mengatakan persyaratan tersebut tidak memenuhi tuntutannya.
Pada Selasa, kelompok tersebut mengatakan serangan Israel di Rafah bertujuan merusak upaya gencatan senjata.
Namun, berbagai pemain tampaknya bersedia untuk berbicara lagi pada hari Selasa.
3. Warga Dipaksa Tinggalkan Rafah
Israel memerintahkan warga sipil pergi ke tempat yang mereka sebut sebagai “zona kemanusiaan yang diperluas” sekitar 20 km (12 mil) jauhnya.
Para pasien mulai meninggalkan Rumah Sakit Abu Yussef Al-Najar di timur Rafah setelah warga dan beberapa orang di dalam rumah sakit menerima panggilan telepon yang memberitahu mereka untuk mengevakuasi daerah yang ditetapkan tentara Israel sebagai zona pertempuran, kata petugas medis dan warga.
4. Tak Ada yang Aman di Rafah dan Seluruh Gaza
Di Jenewa, juru bicara kantor kemanusiaan PBB, Jens Laerke, mengatakan “kepanikan dan keputusasaan” mencengkeram masyarakat di Rafah.
Dia mengatakan, berdasarkan hukum internasional, masyarakat harus memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan evakuasi, dan memiliki rute yang aman menuju daerah aman yang memiliki akses terhadap bantuan. “Hal ini tidak terjadi pada evakuasi Rafah,” papar dia.
“Kota itu penuh dengan persenjataan yang belum meledak, bom-bom besar yang tergeletak di jalan. Itu tidak aman,” ujar dia.
Israel membunuh 34.789 warga Palestina di Gaza, sebagian besar wanita dan anak-anak.
5. Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas
Hamas mengatakan, pada Senin malam, pihaknya telah mengatakan kepada mediator Qatar dan Mesir yang menangani perundingan tidak langsung tersebut bahwa mereka telah menyetujui proposal gencatan senjata, namun Israel mengatakan persyaratan tersebut tidak memenuhi tuntutannya.
Pada Selasa, kelompok tersebut mengatakan serangan Israel di Rafah bertujuan merusak upaya gencatan senjata.
Namun, berbagai pemain tampaknya bersedia untuk berbicara lagi pada hari Selasa.