Rayakan Akhir Lockdown COVID-19, Wanita Ini Jatuh dari Tebing 35 Meter
loading...
A
A
A
ANTALYA - Seorang wanita tewas setelah jatuh dari tebing setinggi 115 kaki (35 meter) saat berpose untuk sebuah foto guna merayakan akhir dari penguncian wilayah atau lockdown di Antalya, Turki. Lockdown itu sebelumnya diberlakukan untuk mencegah penyebaran virus corona baru, COVID-19.
Olesya Suspitsyna, 31, asal Kazakhstan, tewas dalam insiden tragis di Taman Duden yang populer di kota Antalya pada hari Minggu. Taman itu terkenal dengan pemandangan dramatis dan air terjunnya.
Korban dan seorang teman awalnya berjalan-jalan di sekitar Taman Duden setelah berakhirnya perintah tinggal di rumah di kota Antalya.
Turki, menurut data worldometers pada Jumat (1/5/2020) memiliki 120.204 kasus infeksi COVID-19 dengan 3.174 kematian dan sebanyak 48.886 pasien berhasil disembuhkan.
Langkah-langkah lockdown yang diadopsi Turki mencakup pemberlakuan jam malam, wajib pakai masker wajah, dan pembatasan ketat pergerakan orang antardaerah.
Selama berjalan-berjalan di Taman Duden, Oleysa memanjat pagar pengaman untuk berfoto dengan latar belakang air terjun taman. Sambil berpose untuk foto itu, ia tergelincir dan jatuh 35 meter ke bawah tebing.
Teman Oleysa menelepon layanan darurat dan tubuh korban dievakuasi dari air terjun oleh responden lokal. Sayangnya, nyawa korban tak terselamatkan.
Kerabatnya mengatakan kepada media setempat bahwa polisi Turki telah menyelidiki kasus itu dan menyimpulkan itu adalah kecelakaan.
Olesya pernah tinggal di Antalya saat bekerja sebagai pemandu wisata selama lima tahun terakhir.
Dari foto-foto yang di-posting di akun Instagram-nya, dia menulis kekagumannya pada pemandangan Turki. “Saya akan selalu mengagumi keindahan alam Turki. Ini adalah surga saya," bunyi salah satu posting Olesya yang dilansir The Sun.
Berbicara kepada media Kazakhstan, seorang kerabat korban berkata; “Olesya adalah orang yang cerdas dan ceria. Dia menetapkan tujuan dan mewujudkannya."
Banyak temannya mengekspresikan kesedihan mereka di media sosial. "Olesya selalu mencintai laut dan bermimpi tinggal di Turki," tulis seorang teman korban.
"Dia mewujudkan mimpinya. Lebih dari segalanya, dia menyukai perasaan kebebasan. Ini adalah kerugian yang tidak bisa diperbaiki. Hati saya hancur," lanjut teman korban.
Olesya Suspitsyna, 31, asal Kazakhstan, tewas dalam insiden tragis di Taman Duden yang populer di kota Antalya pada hari Minggu. Taman itu terkenal dengan pemandangan dramatis dan air terjunnya.
Korban dan seorang teman awalnya berjalan-jalan di sekitar Taman Duden setelah berakhirnya perintah tinggal di rumah di kota Antalya.
Turki, menurut data worldometers pada Jumat (1/5/2020) memiliki 120.204 kasus infeksi COVID-19 dengan 3.174 kematian dan sebanyak 48.886 pasien berhasil disembuhkan.
Langkah-langkah lockdown yang diadopsi Turki mencakup pemberlakuan jam malam, wajib pakai masker wajah, dan pembatasan ketat pergerakan orang antardaerah.
Selama berjalan-berjalan di Taman Duden, Oleysa memanjat pagar pengaman untuk berfoto dengan latar belakang air terjun taman. Sambil berpose untuk foto itu, ia tergelincir dan jatuh 35 meter ke bawah tebing.
Teman Oleysa menelepon layanan darurat dan tubuh korban dievakuasi dari air terjun oleh responden lokal. Sayangnya, nyawa korban tak terselamatkan.
Kerabatnya mengatakan kepada media setempat bahwa polisi Turki telah menyelidiki kasus itu dan menyimpulkan itu adalah kecelakaan.
Olesya pernah tinggal di Antalya saat bekerja sebagai pemandu wisata selama lima tahun terakhir.
Dari foto-foto yang di-posting di akun Instagram-nya, dia menulis kekagumannya pada pemandangan Turki. “Saya akan selalu mengagumi keindahan alam Turki. Ini adalah surga saya," bunyi salah satu posting Olesya yang dilansir The Sun.
Berbicara kepada media Kazakhstan, seorang kerabat korban berkata; “Olesya adalah orang yang cerdas dan ceria. Dia menetapkan tujuan dan mewujudkannya."
Banyak temannya mengekspresikan kesedihan mereka di media sosial. "Olesya selalu mencintai laut dan bermimpi tinggal di Turki," tulis seorang teman korban.
"Dia mewujudkan mimpinya. Lebih dari segalanya, dia menyukai perasaan kebebasan. Ini adalah kerugian yang tidak bisa diperbaiki. Hati saya hancur," lanjut teman korban.
(min)