Akankah Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus AS Meluas Jadi Gerakan Global?

Minggu, 28 April 2024 - 16:48 WIB
loading...
A A A
Hicham, seorang mahasiswa yang melakukan protes di Sciences Po, yang juga disebut Institut Studi Politik Paris, mengatakan kepada Al Jazeera, “Kami memiliki beberapa tuntutan tetapi salah satunya adalah mulai menyelidiki semua hubungan yang mereka [Sciences Po] miliki dengan negara Israel, yang bersifat akademis dan finansial”.

Dia menambahkan bahwa “sangat sulit” untuk membicarakan Palestina di Prancis karena cara polisi meresponsnya.

Penyelenggara juga meminta Sciences Po mengutuk tindakan Israel.

Mahasiswa Sorbonne menyerukan kepada pemerintah Perancis untuk membantu warga Palestina.

Mahasiswa Universitas Sydney menuntut agar lembaga mereka memutuskan hubungan dengan universitas-universitas dan produsen senjata Israel, lapor Sydney Morning Herald.

Para mahasiswa di Warwick telah menuntut agar universitas tersebut melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang mereka identifikasi mendanai “genosida” yang dilakukan oleh Israel, demikian yang dilaporkan surat kabar yang dikelola mahasiswa Warwick, The Boar. The Boar mengutip seorang pengunjuk rasa mahasiswa yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa, meskipun protes di AS telah menguatkan mereka, mereka berencana untuk mengambil tindakan apa pun yang terjadi.

Protes di Leicester pada hari Senin terjadi di luar pabrik drone Elbit Systems Inggris, menyerukan penutupan pabrik. Para mahasiswa pengunjuk rasa di Leeds bulan lalu menuntut pemecatan pendeta Yahudi Zecharia Deutsch yang bertugas di tentara Israel selama perang di Gaza.

3. Tetap Berdemo, Meski Mendapatkan Tindakan Represif dari Polisi

Akankah Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus AS Meluas Jadi Gerakan Global?

Foto/AP

Polisi membubarkan demonstrasi Sciences Po setelah lembaga tersebut melakukan “banyak upaya” untuk mengevakuasi para siswa secara damai.

Hicham mengatakan, dirinya dan teman-temannya sudah menempati sekolahnya selama tiga hari. “Kami pergi ke satu gedung, mereka [universitas] memanggil polisi, kami harus keluar, jadi kami pergi ke gedung bersejarah utama,” katanya.

“Tetapi saya pikir semakin banyak penindasan yang terjadi, semakin banyak orang yang melakukan mobilisasi,” katanya. “Sebelumnya kami mungkin berjumlah 300 orang, [tetapi] sekarang menjadi 600 orang.”
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1459 seconds (0.1#10.140)