Pentagon Ungkap Target Ukraina untuk Rudal Jarak Jauh ATACMS

Jum'at, 26 April 2024 - 15:01 WIB
loading...
Pentagon Ungkap Target...
Uji tembak langsung Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat di White Sands Missile Range di New Mexico pada 2021. Foto/us army/AP
A A A
WASHINGTON - Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat yang dipasok Amerika Serikat (AS), yang dikenal sebagai ATACMS, memungkinkan pasukan Ukraina menargetkan semenanjung Krimea Rusia “dengan lebih efektif”.

Kabar itu diungkap New York Times (NYT), mengutip para pejabat senior Pentagon.

Washington secara diam-diam mengirimkan ATACMS jarak jauh dalam jumlah yang tidak ditentukan kepada Kiev bulan lalu.

Meski demikian, para pejabat AS baru mengkonfirmasi awal pekan ini, setelah beberapa media mengklaim Kiev telah mulai menggunakan senjata tersebut terhadap sasaran-sasaran Rusia yang berada jauh di belakang garis depan.

“Tujuan memasok rudal jarak jauh ke Ukraina adalah untuk memberikan tekanan lebih besar terhadap Krimea, di mana, saat ini, Rusia memiliki tempat berlindung yang relatif aman,” tulis NYT pada Kamis (25/4/2024), mengutip seorang pejabat pertahanan AS yang tidak disebutkan namanya.

AS mengirimkan rudal ATACMS, yang diyakini memiliki jangkauan hingga 300 kilometer, ke Ukraina sebagai bagian dari paket senjata senilai USD300 juta yang disetujui Presiden Joe Biden pada pertengahan Maret.

Pada Rabu, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengkonfirmasi pengiriman tersebut, namun para pejabat AS menolak mengomentari modifikasi pasti dan jangkauan senjata tersebut.



Pada pagi hari tanggal 17 April, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pasukannya telah menyerang satu pangkalan udara di Dzhankoy, Krimea, setelah laporan media menuduh Kiev menggunakan rudal tersebut untuk pertama kalinya dalam serangan di lapangan terbang sekitar 165 kilometer (103 mil) dari garis depan Ukraina. Kementerian Pertahanan Rusia belum mengomentari klaim tersebut.

Ukraina pertama kali menerima ATACMS kelas menengah pada September lalu. Namun, militer Rusia dengan cepat mulai menembak jatuh mereka, menggagalkan rencana Zelensky merusak atau menghancurkan Jembatan Krimea.

Awal bulan ini, Zelensky menegaskan kembali bahwa dia dan pemerintahannya “benar-benar ingin menghancurkan infrastruktur Rusia,” termasuk Jembatan Krimea.

“Saya pikir waktunya sudah tepat, dan bos (Biden) membuat keputusan bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk memberikan bantuan ini berdasarkan situasi pertarungan saat ini,” papar Wakil Ketua Kepala Staf Gabungan AS, Laksamana Christopher Grady pada AP, Rabu.

Dia menjelaskan, “Saya pikir itu adalah keputusan yang dipertimbangkan dengan sangat baik, dan kami benar-benar membutuhkannya.”

“Pengiriman rudal jarak jauh ke Kiev tidak mungkin dibenarkan,” tegas Duta Besar Rusia untuk Washington Anatoly Antonov pada hari Kamis.

“Langkah Washington meningkatkan ancaman terhadap keamanan Krimea, termasuk Sevastopol, wilayah baru Rusia, dan kota-kota Rusia lainnya,” ungkap dia.

Krimea memberikan suara terbanyak untuk bergabung dengan Federasi Rusia pada tahun 2014, enam dekade setelah semenanjung Rusia itu dipindahkan ke Republik Sosialis Soviet Ukraina melalui keputusan administratif Perdana Menteri Soviet Nikita Kruschev.

Pada September 2022, empat wilayah bekas Ukraina yakni Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, Kherson, dan Zaporozhye juga diterima di Federasi Rusia setelah referendum serupa.

Kiev menyatakan referendum tersebut “palsu” dan telah mendorong “formula perdamaian” mereka sendiri yang mana Rusia akan menarik pasukannya tidak hanya dari empat wilayah tersebut tetapi juga dari Krimea sebelum perundingan damai dapat dimulai.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
Hamas Senang Trump Cabut...
Hamas Senang Trump Cabut Rencana AS Usir Warga Gaza
Ukraina Kehabisan Rudal...
Ukraina Kehabisan Rudal ATACMS Amerika untuk Melawan Rusia
Trump Peringatkan Putin:...
Trump Peringatkan Putin: Menolak Gencatan Senjata Akan Sangat Menghancurkan bagi Rusia
Donald Trump: Tidak...
Donald Trump: Tidak Ada yang Mengusir Rakyat Palestina dari Gaza
Jenderal Tertinggi Rusia:...
Jenderal Tertinggi Rusia: Pasukan Ukraina Dikepung di Kursk
Ukraina Setuju Gencatan...
Ukraina Setuju Gencatan Senjata 30 Hari, Ini Respons Rusia
Rekomendasi
PSI Yakin Ada Alasan...
PSI Yakin Ada Alasan Kuat di Balik Penundaan Pengangkatan CPNS dan PPPK
Shahabi Sakri Jadi Saingan...
Shahabi Sakri Jadi Saingan Ajil Ditto? Rebutin Davina Karamoy di Series Culture Shock!
Rinnai Indonesia Luncurkan...
Rinnai Indonesia Luncurkan Smart HOB RB-A2660G(B), Dilengkapi Teknologi Automatic Menu
Berita Terkini
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
37 menit yang lalu
Bosnia Buru Presiden,...
Bosnia Buru Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Parlemen Republika Srpska
1 jam yang lalu
Penjualan Mobil Anjlok,...
Penjualan Mobil Anjlok, Volkswagen akan Produksi Senjata dan Peralatan Militer
2 jam yang lalu
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
3 jam yang lalu
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 jam yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
4 jam yang lalu
Infografis
Jerman Kehabisan Senjata...
Jerman Kehabisan Senjata untuk Dipasok ke Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved