AS Tingkatkan Upaya Pergantian Rezim di Kepulauan Solomon Jelang Pemilu 2024

Kamis, 18 April 2024 - 10:33 WIB
loading...
AS Tingkatkan Upaya...
Perdana Menteri Kepulauan Solomon Manasseh Sogavare (kiri) yang pro-China jadi sasaran upaya pergantian rezim oleh Amerika Serikat. Foto/Sky News
A A A
HONIARA - Kepulauan Solomon, di bawah Perdana Menteri (PM) Manasseh Sogavare, telah menandatangi perjanjian keamanan dengan China pada 2022. Perjanjian tersebut membuka celah dalam “Strategi Rantai Pulau” Amerika Serikat (AS) untuk menahan China.

Perjanjian itu mengizinkan China untuk mengerahkan polisi dan tentara ke Kepulauan Solomon jika diperlukan untuk menbantunya menjaga ketertiban dan melindungi nyawa serta harta benda, serta mengizinkan kapal perang Beijing untuk pergi ke pelabuhan negara tersebut untuk menimbun bahan bakar dan pasokan.

Sejak PM Sogavare berkuasa pada 2019, dia mendorong Kepulauan Solomon secara aktif untuk menanggapi inisiatif “One Belt, One Road” pemerintah Presiden Xi Jinping, memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan, dan menjalin hubungan diplomatik positif dengan China.

Lantaran kebijakannya yang cenderung pro-Beijing, PM Sogavare menjadi sasaran pergantian rezim oleh AS.



Pemilihan umum (pemilu) Kepulauan Solomon 2024 diselenggarakan pada Rabu (17/4/2024). Dengan kesempatan pemilu tersebut, AS berupaya menggulingkan rezim Sogavare dan memilih kandidat pro-AS untuk berkuasa agar melawan China.

“AS tiba-tiba memperhatikan Kepulauan Solomon sebab kebangkitan China sebagai kekuatan besar di kawasan ini, China sedang mengembangkan Angkatan Laut sesuai dengan pertumbuhan posisinya sebagai kekuatan maritim utama menjadi sesuatu yang ingin dicegah oleh AS dan sekutu regionalnya, terutama Australia,” kata pakar urusan Asia-Pasifik William Jones.

Sementara itu, sumber yang tidak disebutkan namanya telah memberikan sejumlah dukumen asal USAID—badan bantuan AS—kepada Sputnik, seperti laporan keuangan, catatan rapat, komunikasi antar-departmen dan lain-lain, yang merinci kampanye campur tangan politik AS di Kepulauan Solomon menjelang pemilu.

Sumber tersebut juga menjelaskan bahwa USAID di Kepulauan Solomon bekerja sama dengan International Foundation for Election Systems (IFES), sebuah lembaga nirlaba yang merupakan bagian dari National Endowment for Democracy (NED) dalam program Supporting Democratic Governance in the Pacific Islands (SDGPI).

Setelah menerima “sinyal” dari USAID, prioritas IFES adalah menjalin hubungan baik dengan para pemimpin politik, lembaga swadaya masyarakat maupun individu-individu yang berpengaruh di masyarakat.

Dengan agennya membangun jaringan yang luas di lapangan, AS meyakinkan bahwa pihaknya akan secara efektif untuk membangun kapasitas mobilisasi yang kuat untuk kegiatan-kegiatan berikutnya di Kepulauan Solomon. Contohnya, mempromosikan prinsip-prinsip demokratis AS, serta mencapai “transisi demokratis” melalui cara-cara kekerasan dalam situasi yang diperlukan.

Selain kegiatan-kegiatan tersebut, USAID rupanya juga terlibat dalam mensponsori kampanye yang dilakukan di daerah-daerah pemilihan mayoritas oposisi melalui jaringannya untuk menggambarkan pemerintahan Sogavare sebagai salah satu pemerintahan dengan tata kelola buruk dan rendahnya kepercayaan publik.

Jaringan tersebut meliputi Transparency Solomon Islands, People with Disability Solomon Islands, The Solomon Islands Development Trust dan lain-lain.

Menurut dokumen tersebut, USAID dan mitranya; IFES, NDI dan IRI, meluncurkan Solomon Islands Election and Political Processes Program (SIEPP) di Kepulauan Solomon.

Program tersebut diselenggarakan oleh Consortium for Election and Political Process Strengthing (CEPPS) dari USAID. Program itu diberikan anggaran operasional awal hampir USD10 juta untuk periode 30 September 2020 hingga 29 September 2023, termasuk USD4,7 juta untuk IFES, USD2,25 juta untuk IRI, dan USD2,48 juta untuk NDI.

Pada awalnya program tersebut diperkirakan berjalan hingga September 2023, ketika Kepulauan Solomon mengadakan pemilu. Namun program ini diperpanjang hingga April 2024 dan USD1,5 juta ditambahkan setelah penundaan pemilu Kepulauan Solomon 2024.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1265 seconds (0.1#10.140)