Demonstran Ikonik Palestina Mengaku Jadi Target Israel

Rabu, 07 November 2018 - 22:38 WIB
Demonstran Ikonik Palestina Mengaku Jadi Target Israel
Demonstran Ikonik Palestina Mengaku Jadi Target Israel
A A A
YERUSALEM - Demonstran Palestina yang menjadi simbol perlawanan terhadap pendudukan Israel, A'ed Abu Amro (20), ditembak oleh sniper militer Zionis di Gaza awal pekan ini. Abu Amro menjadi demonstran ikonik Palestina setelah foto aksinya sedang mengayunkan ketapel besar sembari mengibarkan bendera Palestina viral.

Abu Amro adalah seorang pemuda Palestina dari lingkungan Zaytoun di Jalur Gaza yang diblokir. Dalam sebuah wawancara dengan Middle East Eye, ia mengatakan Israel sengaja menjakinnya sebagai target.

Abu Amro telah menjadi peserta reguler dalam aksi protes mingguan "Great March of Return". Aksi yang dimulai pada bulan Maret ini memprotes blokade Israel di Jalu Gaza dan menyerukan pengembalian hak pengungsi Palestina. Blokade terhadap Jalur Gaza sendiri telah berlangsung selama hampir 11 tahun.

Sebuah foto Abu Amro bertelanjang dada sambil memegang bendera Palestina di satu tangan dan sebuah katapel di tangan lainnya membuatnya dibandingkan dengan lukisan revolusi Prancis yang ikonik, Liberty Leading the People oleh Eugene Delacroix.
Demonstran Ikonik Palestina Mengaku Jadi Target Israel

Foto itu diambil pada 22 Oktober lalu oleh reporter Anadolu News Agency Mustafa Hassouna.

Saat kejadian penembakan terhadapnya, Abu Amro mengatakan dia berbaris dengan teman-temannya menuju perbatasan Gaza utara dengan Israel pada hari Senin untuk bergabung dalam aksi protes. Dia percaya bahwa pasukan Israel telah menargetkan dirinya karena foto ikoniknya itu.

"Mereka menembaki saya, mencoba menembakkan peluru ke arah saya," katanya.

“(Tentara) pendudukan itu mentargetkan saya karena mereka melihat foto saya; mereka melihat saya bergerak maju; Saya membuat mereka gila. Saya membela tanah air saya," tegasnya seperti dikutip dari Middle East Eye (MEE), Rabu (7/11/2018).

Pemuda Palestina itu ditembak dengan peluru di kaki kirinya. Dia telah dirawat di rumah sakit dan sekarang kembali ke rumah.

Ayah Amro mengatakan rekaman aksi protes mingguan di Gaza membuktikan sifat tanpa kekerasan mereka, dengan orang-orang muda menggunakan batu sebagai tanggapan terhadap peluru tentara Israel.

“Kami punya rekaman. Semuanya jelas bagi dunia. Kami tidak melakukan kekerasan. (Para pengunjuk rasa) memiliki tangan mereka, dan batu-batu, minimum (sarana resistensi),” katanya kepada MEE.

“Para pemuda sedang menghadapi tentara paling kuat di dunia dengan batu dan dada telanjang mereka. Mereka tidak memiliki apa pun di tangan mereka. Mereka hanya ingin menyampaikan pesan," sambungnya.

Menurut kementerian kesehatan Gaza, setidaknya 218 warga Palestina telah tewas, dan lebih dari 23.000 lainnya terluka sejak awal unjuk rasa pada 30 Maret lalu.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5749 seconds (0.1#10.140)