Abaikan Ancaman Rusia, AS akan Bangun Persenjataan Nuklir

Selasa, 23 Oktober 2018 - 11:49 WIB
Abaikan Ancaman Rusia,...
Abaikan Ancaman Rusia, AS akan Bangun Persenjataan Nuklir
A A A
WASHINGTON - Presiden Donald Trump telah memperingatkan bahwa Amerika Serikat (AS) akan membangun persenjataan nuklirnya untuk menekan Rusia dan China. Washington mengabaikan ancaman Moskow yang akan merespons serupa jika mantan musuh Perang Dingin-nya itu meningkatkan arsenal nuklir.

Jika Washington dan Moskow sama-sama membangun persenjataan nuklir, itu berarti dunia masuk momen baru perlombaan senjata. Trump mengulangi tuduhannya bahwa Rusia sudah melanggar perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) 1987, sehingga Washington akan keluar dari perjanjian tersebut.

Perjanjian yang diteken di era Perang Dingin itu melarang peluncuran rudal jarak menengah. Perjanjian ditekan AS dan Rusia yang kala itu masih bernama Soviet.

"AS akan membangun persenjataannya sampai orang-orang sadar," kata Trump, seperti dikutip BBC, Selasa (23/10/2018).

"Ini adalah ancaman bagi siapa pun Anda termasuk China, termasuk Rusia dan itu termasuk orang lain yang ingin memainkan permainan itu...(Rusia) tidak mematuhi semangat perjanjian atau isi perjanjian itu sendiri," ujar Trump.

Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton telah mengadakan pembicaraan di Moskow setelah Rusia mengutuk rencana AS untuk keluar dari perjanjian INF.

Moskow memberitahu Bolton bahwa penarikan diri AS dari perjanjian senjata nuklir itu akan menjadi "pukulan serius" bagi rezim non-proliferasi.

Namun, Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev juga mengatakan bahwa Kremlin siap untuk bekerja dengan AS guna menghapus sikap saling tuduh atas pelanggaran perjanjian INF.

"Kami perlu mendengar penjelasan pihak Amerika tentang masalah ini," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov. "Menghentikan perjanjian itu memaksa Rusia untuk mengambil langkah demi keamanannya sendiri."

Penandatangan perjanjian INF adalah Presiden AS Ronald Reagan dan Presiden terakhir Soviet Mikhail Gorbachev. Perjanjian ini melarang pengembangan dan peluncuran rudal jarak menengah dengan kisaran antara 500km-5.500 km (310mil-3.400 mil), baik berhulu ledak nuklir maupun konvensional.

Moskow berulang kali menyangkal rudal yang dikembangkan dan diuji coba melanggar perjanjian itu.

Namun, NATO pada Juli lalu menyatakan Rusia telah gagal memberikan jawaban yang dapat dipercaya atas pengembangan rudalnya. NATO akhirnya menyimpulkan bahwa penilaian yang paling masuk akal adalah Rusia melanggar perjanjian tersebut.
(mas)
Berita Terkait
Donald Trump: Seluruh...
Donald Trump: Seluruh Negara Harus Singkirkan Senjata Nuklir, Kekuatannya Gila!
Trump: AS Punya Senjata...
Trump: AS Punya Senjata Nuklir yang Belum Pernah Dilihat Rusia dan China
China: Amerika Serikat...
China: Amerika Serikat Ancaman Nuklir Utama di Dunia!
Trump Ingin Tentara...
Trump Ingin Tentara AS Kembali ke Afghanistan karena Rudal Nuklir China
Trump akan Modernisasi...
Trump akan Modernisasi Persenjataan Nuklir AS Tanpa Menambah Jumlah
Donald Trump: Senjata...
Donald Trump: Senjata Nuklir di Tangan AS dan Rusia Bisa Sebabkan Kiamat
Berita Terkini
Mau Jadi Pemimpin AI...
Mau Jadi Pemimpin AI secara Global, MBS Luncurkan HUMAIN
16 menit yang lalu
India Tuding Pakistan...
India Tuding Pakistan Alami Kebuntuan Militer, Berikut 5 Alasannya
1 jam yang lalu
6 Dampak Pembubaran...
6 Dampak Pembubaran Kelompok Pemberontak Kurdi PKK, Salah Satunya Fokus Gerakan Politik
2 jam yang lalu
Militer Pakistan Bantah...
Militer Pakistan Bantah Tangkap Pilot India
5 jam yang lalu
Polandia Tutup Konsulat...
Polandia Tutup Konsulat Rusia, Kremlin Umbar Ancaman kepada NATO
6 jam yang lalu
Tak Pernah Terjadi Sebelumnya,...
Tak Pernah Terjadi Sebelumnya, China Mampu Tundukkan AS
7 jam yang lalu
Infografis
Korut Gelar Latihan...
Korut Gelar Latihan Serangan Balik Nuklir Dipantau Kim Jong-un
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved