Dua Korea Hubungkan Lagi Jalan dan Kereta

Selasa, 16 Oktober 2018 - 14:22 WIB
Dua Korea Hubungkan Lagi Jalan dan Kereta
Dua Korea Hubungkan Lagi Jalan dan Kereta
A A A
SEOUL - Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) sepakat mulai menghubungkan lagi jalan dan jalur kereta. Langkah ini merupakan bentuk perbaikan hubungan yang membuat Amerika Serikat (AS) khawatir bisa merusak upaya menekan Korut agar menyerahkan program nuklirnya.

Kesepakatan jaringan transportasi ini muncul selama perundingan di desa perbatasan Panmunjom, yang bertujuan menindaklanjuti konferensi tingkat tinggi (KTT) ketiga tahun ini antara Presiden Korsel Moon Jae-in dan Pemimpin Korut Kim Jong-un bulan lalu.

“Korsel dan Korut mencapai kesepakatan setelah membahas rencana aksi untuk mengembangkan hubungan antar-Korea pada tahap baru dan lebih tinggi,” kata pernyataan bersama yang dirilis Kementerian Unifikasi Korsel dikutip kantor berita Reuters.

Mereka sepakat menggelar upacara pada akhir November atau awal Desember untuk membuka pekerjaan meng hubungkan kembali jalan raya dan jalur kereta yang terputus sejak Perang Korea 1950-1953.

“Kedua pihak akan melakukan studi lapangan bersama tentang berbagai rencana transportasi mulai akhir bulan ini,“ ungkap pernyataan kementerian itu.

Dua Korea juga sepakat membahas rencana bulan ini untuk mendorong upaya menjadi tuan rumah bersama Olimpiade 2032. Selain itu, menjajaki upaya memulai lagi webcam reuni dan pertukaran video untuk para keluarga yang terpisah akibat Perang Korea pada November mendatang.

Para pejabat militer dari dua pihak bertemu dalam waktu dekat untuk menyusun langkah-langkah selanjutnya menuju pakta militer yang diungkapkan dalam KTT bulan lalu.
Kesepakatan itu termasuk pembentukan kembali komisi militer gabungan, penghentian latihan militer, zona larangan terbang dekat perbatasan, dan secara bertahap memindahkan ranjau darat dan pos penjagaan dalam zona demiliterisasi (DMZ).

Sejumlah rapat juga membahas reboisasi pada 22 Oktober dan pencegahan penyakit serta kesehatan pada akhir Oktober di kantor penghubung bersama yang dibuka bulan lalu di kota perbatasan Korut, Kaesong.

Perundingan itu dipimpin oleh Menteri Unifikasi Korsel Cho Myounggyon dan Ketua Komite Korut untuk Reunifikasi Damai Ri Songwon yang menangani berbagai urusan lintas perbatasan.

“Kita berada pada momen sangat penting untuk denuklirisasi Semenanjung Korea dan peningkatan hubungan antar-Korea dan ada juga KTT kedua Korut dan AS mendatang,” ungkap Cho sebelum menuju Panmunjom.

Pada Juni, Kim bertemu Presiden AS Donald Trump dalam KTT di Singapura dan kedua pihak merancang pertemuan kedua. Trump menyatakan KTT kedua itu tampaknya digelar setelah pemilu kongres AS pada 6 November.

Meski telah ada pertemuan antara Kim dan Trump, Washington masih mendorong kebijakan tekanan maksimal agar Korut menyerahkan senjata nuklir dan rudal balistik yang diklaim mampu mencapai benua AS.

Membaiknya hubungan dua Korea itu memicu kekhawatiran bagi AS bahwa perkembangan tersebut bisa mengganggu negosiasi untuk melucuti program rudal dan nuklir Korut.

Pada Agustus, rencana inspeksi gabungan untuk proyek kereta itu telah dihapus setelah Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNC) menolak kereta uji coba untuk melintas.

UNC terdiri atas pasukan AS di Korsel dan mengawasi berbagai masalah di DMZ. Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Mike Pompeo menyatakan tidak puas dengan kesepakatan militer antar-Korea seperti yang di ungkapkan Menlu Korsel Kang Kyung-wha pekan lalu.

Kang mengonfirmasi adanya ketidaksepakatan antara Seoul dan Washington, meski keduanya menyatakan masih dalam langkah kunci terhadap Korut. Dalam pernyataannya, Ketua Komite Korut untuk Reunifikasi Damai Ri Son-gwon menyalahkan Korsel atas kendala dalam pelaksanaan kese pa kat an mereka.

“Jika kita melihat ke belakang pada berbagai proyek yang telah dijalankan sejauh ini, ada sejumlah masalah yang harus diselesaikan dan pihak Korsel tahu lebih baik,” kata Ri tanpa memberi penjelasan lebih lanjut.

Ditanya tentang pernyataan itu, Cho menyatakan tidak ada latar belakang khusus, tapi menyebut penundaan dalam proyek kereta dan jalan serta pertukaran budaya lain pada kondisi yang ada pada pihak lain.

Inisiatif jalan dan kereta serta tawaran jadi tuan rumah gabungan Olimpiade itu disepakati Moon dan Kim saat KTT terakhir di Pyongyang, Korut.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3359 seconds (0.1#10.140)