Pendaftaran Program Beasiswa Akademik YSEALI Resmi Dibuka, Jangan Ragu Mendaftar Sekarang Juga!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pendaftaran untuk program Beasiswa yang disponsori oleh Pemerintah Amerika Serikat , Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) Academic Fellowship untuk periode Musim Gugur 2024, saat ini telah dibuka hingga 18 April 2024.
Wakil Atase Kebudayaan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS), Mary Trechock menjelaskan bahwa program beasiswa lima minggu ini terdiri dari rangkaian diskusi seminar, kegiatan membaca, presentasi kelompok, dan perkuliahan. Pembelajaran dan kegiatan kelas dilengkapi dengan widyawisata, kunjungan lapangan, kegiatan kepemimpinan, dan peluang kegiatan sukarela dalam komunitas lokal.
"Bahkan, selama residensi akademik, peserta juga akan memiliki kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan pendidikan dan budaya di luar kelas," ujar Mary Trechock dalam wawancara eksklusif dengan SindoNEWS di Jakarta, Jumat (22/3/2024).
Jika kondisi memungkinkan, fellowship dilengkapi dengan widyawisata ke daerah lain di Amerika Serikat di mana mereka akan bertemu dengan organisasi di tingkat lokal, negara bagian, pihak swasta, dan organisasi nirlaba yang bekerja di lapangan.
Mary juga menyemangati dan memotivasi para pemuda Indonesia yang berada dalam rentang usia 18-25 tahun untuk mencoba mendaftar seleksi beasiswa ini.
"Biasanya untuk YSEALI Academic Fellowship Program ini kami menyeleksi di dua periode berbeda tiap tahunnya, yakni di musim semi dan musim gugur. Setiap periodenya kami memilih sebanyak 32 peserta, dan kadang bervariasi tiap tahunnya tergantung slot yang tersedia," ungkap Mary.
Mary menyebut bahwa para peserta itu datang dari berbagai wilayah di Indonesia, mulai dari Banda Aceh hingga Manado dan Jayapura.
Angka peminat program ini pun tinggi sekali, dimana saat pendaftarannya terbuka, biasanya peminatnya mencapai 400-900 orang per siklus, sehingga untuk 32 slot, tingkat persaingannya juga sangat tinggi. Jika tidak lolos seleksi, peserta masih bisa mendaftar terus selama pendaftaran per periodenya terbuka dan berada di rentang usia yang disyaratkan.
"Kami juga memiliki peserta yang sudah mendaftar beberapa kali, dan dia baru diterima di pendaftarannya yang ketiga atau keempat kali. Jadi, kami menyemangati para pemuda untuk mencoba mendaftar saja dan lihat hasilnya nanti, karena tiap pendaftaran yang Anda lakukan, itu membuat Anda menjadi kandidat yang lebih kuat dengan diri Anda yang lebih terbiasa dengan menulis esai dan melakukan wawancara," tambah Mary.
Pemerintah AS berharap dengan adanya program ini, para pemuda di Asia Tenggara bisa terhubung dengan para pemuda di AS, dan juga agar mereka belajar dan menyerap informasi sebanyak mungkin di topik-topik yang menjadi fokus mereka. Di saat mereka kembali ke negaranya masing-masing, diharapkan juga bisa ikut berperan mengatasi masalah dan tantangan yang ada di kawasannya, seperti misalnya limbah laut.
Wakil Atase Kebudayaan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS), Mary Trechock menjelaskan bahwa program beasiswa lima minggu ini terdiri dari rangkaian diskusi seminar, kegiatan membaca, presentasi kelompok, dan perkuliahan. Pembelajaran dan kegiatan kelas dilengkapi dengan widyawisata, kunjungan lapangan, kegiatan kepemimpinan, dan peluang kegiatan sukarela dalam komunitas lokal.
"Bahkan, selama residensi akademik, peserta juga akan memiliki kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan pendidikan dan budaya di luar kelas," ujar Mary Trechock dalam wawancara eksklusif dengan SindoNEWS di Jakarta, Jumat (22/3/2024).
Jika kondisi memungkinkan, fellowship dilengkapi dengan widyawisata ke daerah lain di Amerika Serikat di mana mereka akan bertemu dengan organisasi di tingkat lokal, negara bagian, pihak swasta, dan organisasi nirlaba yang bekerja di lapangan.
Mary juga menyemangati dan memotivasi para pemuda Indonesia yang berada dalam rentang usia 18-25 tahun untuk mencoba mendaftar seleksi beasiswa ini.
"Biasanya untuk YSEALI Academic Fellowship Program ini kami menyeleksi di dua periode berbeda tiap tahunnya, yakni di musim semi dan musim gugur. Setiap periodenya kami memilih sebanyak 32 peserta, dan kadang bervariasi tiap tahunnya tergantung slot yang tersedia," ungkap Mary.
Mary menyebut bahwa para peserta itu datang dari berbagai wilayah di Indonesia, mulai dari Banda Aceh hingga Manado dan Jayapura.
Angka peminat program ini pun tinggi sekali, dimana saat pendaftarannya terbuka, biasanya peminatnya mencapai 400-900 orang per siklus, sehingga untuk 32 slot, tingkat persaingannya juga sangat tinggi. Jika tidak lolos seleksi, peserta masih bisa mendaftar terus selama pendaftaran per periodenya terbuka dan berada di rentang usia yang disyaratkan.
"Kami juga memiliki peserta yang sudah mendaftar beberapa kali, dan dia baru diterima di pendaftarannya yang ketiga atau keempat kali. Jadi, kami menyemangati para pemuda untuk mencoba mendaftar saja dan lihat hasilnya nanti, karena tiap pendaftaran yang Anda lakukan, itu membuat Anda menjadi kandidat yang lebih kuat dengan diri Anda yang lebih terbiasa dengan menulis esai dan melakukan wawancara," tambah Mary.
Pemerintah AS berharap dengan adanya program ini, para pemuda di Asia Tenggara bisa terhubung dengan para pemuda di AS, dan juga agar mereka belajar dan menyerap informasi sebanyak mungkin di topik-topik yang menjadi fokus mereka. Di saat mereka kembali ke negaranya masing-masing, diharapkan juga bisa ikut berperan mengatasi masalah dan tantangan yang ada di kawasannya, seperti misalnya limbah laut.