Biden kepada Putin: AS Tak Akan Berlutut pada Rusia!
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan Amerika tidak akan berhenti mendukung Ukraina selama perangnya melawan Rusia. Sang presiden menyampaikan hal itu dalam pidato kenegaraannya pada Kamis malam waktu Washington.
"Presiden Rusia Vladimir Putin sangat ingin menyebarkan kekacauan di seluruh Eropa,” kata Biden.
“Jika ada orang di ruangan ini yang berpikir Putin akan berhenti di Ukraina, saya jamin dia tidak akan melakukannya,” lanjut Biden di hadapan Kongres.
Dia kemudian memperbarui seruannya kepada anggota Parlemen dari Partai Republik untuk berhenti memblokir bantuan militer tambahan ke Kyiv.
“Ukraina dapat menghentikan Putin jika kita mendukung Ukraina dan menyediakan senjata yang dibutuhkan untuk mempertahankan diri,” lanjut dia.
“Pesan saya kepada Presiden Putin—yang sudah saya kenal sejak lama—sederhana saja: Kami tidak akan pergi begitu saja. Kami tidak akan berlutut. Saya tidak akan berlutut," paparnya, seperti dikutip dari RT, Jumat (8/3/2024).
Berbicara kepada para legislator Amerika dan pejabat asing di US Capitol, Biden menegaskan kembali bahwa pemerintahannya tidak berencana mengirim pasukan Amerika untuk melawan Rusia secara langsung.
“[Orang-orang Ukriana] tidak meminta tentara Amerika. Faktanya, tidak ada tentara Amerika yang terlibat dalam perang di Ukraina dan saya bertekad untuk tetap seperti itu,” katanya.
Partai Republik telah menolak untuk mendukung paket bantuan pemerintah Biden senilai USD61 miliar untuk Ukraina, sambil berharap dapat menekan Gedung Putih untuk melakukan tindakan keras terhadap migrasi ilegal.
Rusia telah berulang kali menyebut ekspansi berkelanjutan NATO ke arah timur dan kerja sama blok pimpinan AS tersebut dengan Kyiv sebagai salah satu penyebab utama konflik saat ini.
Dalam sebuah wawancara dengan jurnalis AS Tucker Carlson bulan lalu, Putin mengatakan bahwa Rusia tidak berniat menyerang anggota NATO kecuali terpaksa bertindak untuk membela diri.
Putin lebih lanjut berpendapat bahwa negara-negara Barat telah “secara keliru” menggambarkan Rusia sebagai ancaman yang memicu ketakutan.
"Presiden Rusia Vladimir Putin sangat ingin menyebarkan kekacauan di seluruh Eropa,” kata Biden.
“Jika ada orang di ruangan ini yang berpikir Putin akan berhenti di Ukraina, saya jamin dia tidak akan melakukannya,” lanjut Biden di hadapan Kongres.
Dia kemudian memperbarui seruannya kepada anggota Parlemen dari Partai Republik untuk berhenti memblokir bantuan militer tambahan ke Kyiv.
“Ukraina dapat menghentikan Putin jika kita mendukung Ukraina dan menyediakan senjata yang dibutuhkan untuk mempertahankan diri,” lanjut dia.
“Pesan saya kepada Presiden Putin—yang sudah saya kenal sejak lama—sederhana saja: Kami tidak akan pergi begitu saja. Kami tidak akan berlutut. Saya tidak akan berlutut," paparnya, seperti dikutip dari RT, Jumat (8/3/2024).
Berbicara kepada para legislator Amerika dan pejabat asing di US Capitol, Biden menegaskan kembali bahwa pemerintahannya tidak berencana mengirim pasukan Amerika untuk melawan Rusia secara langsung.
“[Orang-orang Ukriana] tidak meminta tentara Amerika. Faktanya, tidak ada tentara Amerika yang terlibat dalam perang di Ukraina dan saya bertekad untuk tetap seperti itu,” katanya.
Partai Republik telah menolak untuk mendukung paket bantuan pemerintah Biden senilai USD61 miliar untuk Ukraina, sambil berharap dapat menekan Gedung Putih untuk melakukan tindakan keras terhadap migrasi ilegal.
Rusia telah berulang kali menyebut ekspansi berkelanjutan NATO ke arah timur dan kerja sama blok pimpinan AS tersebut dengan Kyiv sebagai salah satu penyebab utama konflik saat ini.
Dalam sebuah wawancara dengan jurnalis AS Tucker Carlson bulan lalu, Putin mengatakan bahwa Rusia tidak berniat menyerang anggota NATO kecuali terpaksa bertindak untuk membela diri.
Putin lebih lanjut berpendapat bahwa negara-negara Barat telah “secara keliru” menggambarkan Rusia sebagai ancaman yang memicu ketakutan.
(mas)